nusabali

Awal Tahun, 5 Kasus Rabies di Jembrana

  • www.nusabali.com-awal-tahun-5-kasus-rabies-di-jembrana

NEGARA, NusaBali
Memasuki awal tahun 2023 ini, tercatat sudah ada lima kasus anjing positif rabies di Kabupaten Jembrana.

Selain hasil positif rabies dari 2 sampel yang sempat diambil pada akhir 2022 lalu, teranyar dari 4 sampel yang sempat diambil di awal tahun ini, ada 3 sampel  dinyatakan positif rabies. Sesuai data Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, sebelumnya ada 2 anjing dinyatakan positif rabies berdasar hasil uji sampel yang diterima pada Kamis (5/1) lalu. Dua kasus anjing rabies itu, masing-masing ditemukan di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, dan Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana.

"Dua sampel yang sebelumnya itu, diambil tanggal 30 Desember 2022 lalu. Sedangkan hasil positif dari pemeriksaan BBVet (Balai Besar Veteriner) Denpasar, kita terima tanggal 5 Januari, sehingga masuk kasus positif tahun ini," ujar Kepala Bidang  Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, Rabu (11/1).

Terkait 2 kasus anjing rabies itu, kata Widarsa, sudah ditindaklanjuti dengan melaksanakan vaksinasi emergency. Untuk warga yang sempat digigit kedua anjing, itu juga sudah mendapat vaksin anti rabies (VAR) setelah diketahui terjadi kasus gigitan pada akhir tahun lalu.

Kemudian pada awal tahun 2023 ini, Widarsa mengaku, juga sempat melakukan pengambilan 4 sampel otak anjing. Sesuai hasil uji laboratorium yang diterima Rabu sore kemarin, dari 4 sampel itu, ada 3 sampel yang dinyatakan positif rabies. Sedangkan 1 sampel lagi, hasilnya negatif.

"Yang 3 positif itu, masing-masing sampel dari  Desa Banyubiru (Kecamatan Negara), Desa Gumbrih (Kacamatan Pekutatan), dan Desa Nusasari (Kecamatan Melaya). Sedangkan yang negatif, dari Kelurahan Dauhwaru (Kecamatan Jembrana)," ujar Widarsa.

Untuk t3 kasus anjing rabies yang teranyar itu, kata Widarsa, akan segera melakukan tindaklanjut berupa vaksinasi emergency. Sedangkan untuk warga yang dilaporkan sempat digigit anjing itu, sudah lebih dulu mendapatkan VAR.

"Segera kita akan turun untuk vaksinasi emergency. Sekalian kita juga kita informasikan ke Dinas Kesehatan untuk menyisir kembali kemungkian ada warga lain yang sempat digigit" ucap Widarsa.

Widarsa mengaku, pengambilan sampel, biasanya dilakukan ketika ada laporan kasus gigitan yang berisiko. Terlebih ketika anjing bersangkutan belum divaksin rabies dan menunjukan gejala rabies. Untuk pengambilan  sampel, juga melalui persetujuan pemilik.

"Kalau tidak berisiko, kita harapkan hewannya diobservasi. Namun jika ingin segera tahu hasilnya, memang lebih baik dilakukan pengambilan sampel," pungkas Widarsa. *ode

Komentar