nusabali

Uniknya Barong Maung Mas, Terbuat dari 2.000 Pis Bolong dan Sekilo Jijih Padi

  • www.nusabali.com-uniknya-barong-maung-mas-terbuat-dari-2000-pis-bolong-dan-sekilo-jijih-padi

MANGUPURA, NusaBali.com – Atraksi barong Maung Mas berhasil mencuri perhatian karena keunikan tampilannya pada pembukaan Ngerobok di Jaba Pura Desa lan Puseh Desa Adat Kerobokan pada Minggu (8/1/2023) sore.

Barong bernuansa keemasan karya I Putu Arif Suciawan, 30, dari Sanggar Segitiga Sama Kaki Art ini tampak sangat mencolok daripada barong pada umunnya.

Terdapat rajutan pis bolong atau uang kepeng berwarna emas yang menyelimuti rambut barong. Selain itu, bulir atau jijih padi dan beras juga tampak pada ornamen barong karya pemuda asal Banjar Babakan, Desa Canggu ini.

“Inspirasi pembuatan barong pis bolong (uang kepeng) ini muncul ketika saya melihat meong mas yang ada di China. Kemudian saya telusuri, ternyata kita di Bali juga ada sastranya,” ujar Arif Suciawan ketika dijumpai usai penampilan Maung Mas.

Kata pendiri Segitiga Sama Kaki Art ini, rupa semacam meong mas dari Negeri Tirai Bambu itu dapat ditemui juga di Pura Batukaru, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

Mulai dari penemuan dasar secara kesusastraan ini, terbesitlah gagasan untuk membuat meong mas sebagai rarencangan Dewi Sri. Biasanya rarencangan ini diletakkan di jineng atau lumbung padi untuk menjaga dari serangan tikus secara niskala.

Dalam bentuk estetika yang lebih besar, Arif menggubah meong mas ke dalam bentuk Banaspati Raja atau bentuk barong ket. Di mana secara nilai filosofi Dewi Sri, beberapa bagiannya dihiasi uang kepeng dan jijih padi.

Foto: I Putu Arif Suciawan, kreator Maung Mas. -WAYAN

“Doanya agar kesejahteraan yang disimbolkan oleh Dewi Sri atau Dewi Nini ini bisa terjaga dalam rupa barong,” ungkap seniman berbagai produk seni pertunjukan ini.

Sebab, Banaspati Raja secara sastra dalam hal ini Lontar Kanda Pat Sari merupakan perwujudan dari seorang patih bernama I Ratu Nyoman Sakti Pangadangan. Tidak heran bahwa sasuhunan berupa barong yang ada di Pura Dalem terkadang disebut pula Ratu Sakti.

Dari kedua nilai filosofi ini, Arif membawa doa agar kesejahteraan yang direpresentasikan jijih padi dan uang kepeng ini mampu dijaga kelangsungannya oleh sang patih.

Dalam proses pembuatan Maung Mas ini, Arif Suciawan menjelaskan tidak ada perbedaan mendasar dari segi strukturnya. Anyaman keranjang sebagai dasar barong masih sama, namun dibuat lebih kokoh karena harus menopang logam lebih banyak.

Selain itu, dari segi rambut dan jenggot barong masih sama seperti barong pada umumnya. Termasuk pula ornamen dasar seperti patra punggel atau ukiran timbulnya tetap dipertahankan.

“Perbedaan mencoloknya ada pada ulatan (anyaman) uang kepeng yang menyelimuti rambut, jenggot, dan beberapa bagian lain barong. Ada juga susunan jijih padi dan beras di atas ornamennya,” jelas Arif.

Foto: Salah satu bagian ornamen Maung Mas. -NGURAH RATNADI

Untuk menyelesaikan Maung Mas, Arif menghabiskan 2.000 uang kepeng dan satu kilogram jijih padi dan beras. Sebagian besar uang kepeng yang dipakai masih berupa uang kepeng sejenis seng. Pertimbangannya adalah untuk mengurangi beban struktur.

Namun, terdapat pula uang kepeng dengan leburan panca datu. Uang kepeng asli ini dipasang pada bagian-bagian vital seperti tapel, jenggot, dan bagian petitis atau inti dahi dari mahkota tapel.

Sementara itu, sang penari depan Maung Mas, Kadek Aldi Suadnya Darma, 23, menyebut tidak banyak perbedaan teknik menarikan barong jenis ini dan barong lainnya.

Namun, tantangan terberatnya adalah memperkuat jangka tarian. Jangka tarian yang kuat diperlukan karena Maung Mas ini diselimuti rentengan uang kepeng sehingga lebih kaku daripada barong pada umumnya.

“Kalau jangkanya tidak kuat, gerakan penari bisa dilawan oleh struktur barong karena ada pis bolongnya,” tutur pemuda dari keluarga penari barong asal Banjar Babakan, Desa Canggu.

Aldi mengaku baru pertama kali menarikan Maung Mas secara resmi di acara Ngerobok. Latihan pun ia matangkan untuk menguatkan jangka tariannya agar terlihat alami dan gagah seperti gerak-gerik barong pada umumnya.

Foto: Kadek Aldi Suadnya Darma, penari Maung Mas. -WAYAN

Maung Mas ini, kata Arif, merupakan bentuk rekonstruksi dari barong serupa namun nuansanya serba hitam. Setelah dilakukan pengembangan dan perbaikan, Maung Mas menjadi struktur yang paling baru.

Selain barong pis bolong ini, ada dua barong lain yang menjadi karya Arif Suciawan yakni barong lontar yang disebut Lontarini dan Banaspati Raja berwujud barong pada umumnya dan berwarna hitam.

Ketiga barong ini menjadi ciri khas Sanggar Segitiga Sama Kaki Art. Kata Arif, barong tiga serangkai ini mempunyai filosofi api atau energi (Banaspati Raja), ilmu pengetahuan (Lontarini), dan kesejahteraan (Maung Mas).

“Karena untuk berjalannya semesta diperlukan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan. Selain itu energi akan menjadi manfaat apabila dikelola dengan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan,” ucap Arif.

Arif berharap Maung Mas dapat mengulangi keberhasilan Lontarini yang sudah tampil melanglang buana. *rat

Komentar