nusabali

4 Pohon Tumbang Timpa Rumah

  • www.nusabali.com-4-pohon-tumbang-timpa-rumah

AMLAPURA, NusaBali - BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem menangani empat pohon tumbang hingga menimpa rumah warga. 

Salah satunya, pohon kelapa panjang 10 meter dan diameter 30 cm menimpa rumah Ni Made Wati, di Banjar/Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kamis (29/12).

Pohon kelapa itu menimpa atap rumah hingga gentingnya berserakan. Plafon dan reng bangunan juga patah. Saat itu, hanya hujan gerimis tanpa angin kencang. Pohon kelapa itu dekat rumah Ni Made Wati. Tumbangan pohon tidak sampai melukai warga. 

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa menyertakan empat anggotanya memotong batang kelapa yang nyandar di rumah itu. Sehari sebelumnya, Rabu (28/12), pohon gamal tumbang di Banjar Abang Kelod, Desa Abang, Kecamatan Abang, menimpa badan jalan. Pohon ini juga ditangani petugas BPBD.

Pohon kelapa panjang 10 meter dan diameter 30 cm, tumbang di Banjar Abiantihing Kaja, Desa/Kecamatan Bebandem, menimpa rumah I Gede Arsa, hingga atap rumah rusak ringan. Rumpun bambu roboh menimpa atap rumah milik I Made Mariasa di Banjar Tihingan Kauh, Desa/Kecamatan Bebandem.

Sementara itu, SMPN 3 Bebandem, Karangasem,  menggelar simulasi menghadapi bencana alam gempa bumi dan erosi sungai. Kegiatan ini melibatkan Pramuka di bawah pembina Kamabigus (Ketua Majelis Pembimbing Gugus) I Made Wijana. Kegiatan ini juga untuk mengisi liburan semester.

Kamabigus I Made Wijana membuka acara tersebut di SMPN 3 Bebandem, Banjar Tegal Bengkak, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Kamis (29/12). 

Materi simulasi diberikan Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa. Kata dia, jika ada bencana, para siswa dan guru jangan panik. Penyelamatan bisa dengan cara masuk ke bawah kolong meja belajar. Tujuannya, jika atap bangunan roboh menyusul genteng-genteng terjatuh, maka kepala terhindar. Langkah kedua, meninggalkan ruang kelas dengan membawa tas yang berisi buku pelajaran, agar siswa menggunakan tas itu sebagai penutup kepala. Semua siswa dan guru menuju titik kumpul yang aman.

Kata dia, bencana bisa terjadi kapan saja dan sulit diprediksi. Hati-hati dengan gempa susulan. Jika telah berada di titik kumpul, tetap hingga benar-benar aman.

"Sebenarnya erupsi Gunung Agung juga mengancam sebab lokasinya di KRB (kawasan rawan bencana) III," jelas I Made Wijana, kasek setempat. Kata dia, simulasi ini memberikan gambaran kepada sekolah tentang cara menghindari bencana gempa.7k16

Komentar