nusabali

Tiga Desa Wisata di Denpasar Akan Dibina di 2023

  • www.nusabali.com-tiga-desa-wisata-di-denpasar-akan-dibina-di-2023

DENPASAR, NusaBali
Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Bali I Made Mendra Astawa mengatakan pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap tiga desa wisata di masing-masing kabupaten/kota, melihat potensi dari kunjungan wisatawan yang terus meningkat terutama memasuki 2023, termasuk di Kota Denpasar.

“Kita akan membina tiga yang terbaik per kabupaten/kota, sehingga nantinya di 2024 mereka tata kelolanya bagus. Jadi yang terbaik menjadi lebih bagus lagi,” kata Mendra di Denpasar, Jumat (6/1/2023).

Di Kota Denpasar, kata Mendra, terdapat enam desa wisata yakni Desa Penatih, Kesiman Kertalangu, Sanur Kaja, Sanur, Sanur Kauh, dan Serangan. Salah satu desa yang ingin dijajaki adalah Kesiman Kertalangu.

“Kesiman Kertalangu itu kan berhasil, dia ada BUMDes modalnya besar. Kalau di Sanur banyak tokoh sehingga kesibukannya banyak di pariwisata. Ini sifatnya membangun bersama, ketika orang membangun di desa murni melakukan pelayanan, membangun desa wisata tidak mencari keuntungan dulu, itu nanti sendirinya berjalan,” ujar Mendra.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Dezire Mulyani menambahkan, rencana pembinaan terhadap tiga desa wisata di wilayah pemerintahannya akan direncanakan di Kesiman Kertalangu, Serangan, dan Penatih.

“Pembinaan untuk Kesiman Kertalangu itu lebih kepada tokoh pengelolanya, kalau Serangan itu karena potensinya sangat menjanjikan, sedangkan yang lain, sebetulnya semuanya perlu karena Denpasar cuma sedikit dapat pelatihan,” kata Dezire.

Dezire mengatakan perlu pembinaan untuk mengembangkan desa wisata di kota, dan ada kemungkinan apabila tiga desa wisata tersebut tak siap maka diarahkan ke desa lainnya seperti Sanur dan Sanur Kauh.

Menurutnya, desa wisata memerlukan kesiapan seperti pembenahan destinasi dan daya tarik. Desa wisata di Denpasar hingga saat ini tak memberi pungutan retribusi bagi wisatawan yang berkunjung, sehingga dengan destinasi yang menjanjikan maka akan mendorong pemasukan bagi bisnis masyarakat sekitar.

“Kedua manusianya, jadi pengelolanya. Ini yang perlu dipikirkan, karena kalaupun mereka bergerak pakai dana desa, itu harus dari kadesnya atau APBD desa yang membiayai. Sedangkan untuk retribusi belum ada payung hukumnya, kalau mereka meminta nanti dianggap pungli,” ujar Dezire.

Dia mengakui bahwa wisatawan selama ini belum terlalu mengenal desa wisata di Kota Denpasar. Ini berbeda dengan objeknya yang lebih terkenal seperti salah satunya Sanur dengan pantainya.

“Kalau Penatih masih dengan sawahnya di belakang, namun memang pendukungnya perlu seperti toko cenderamata atau tempat bersantai. Kesiman Kertalangu juga sawah, di sana sudah bagus makanya saya bilang maju karena sudah ada restoran. Lalu di Serangan selain Pura Sakenan yang bersejarah juga ada Masjid As-Syuhada, dan kuliner lautnya yang terkenal,” jelas Dezire.

Dezire menyebut dengan adanya pembinaan desa wisata maka akan menambah potensi desa dalam mencari peluang baru demi mendukung perputaran ekonomi di wilayah tersebut. *ant

Komentar