nusabali

Pertandingan Futsal KMS Diwarnai Ricuh

  • www.nusabali.com-pertandingan-futsal-kms-diwarnai-ricuh

SINGARAJA, NusaBali - Pertandingan turnamen Futsal Kalah Menang Sehat (KMS) yang mempertemukan tim futsal SMAN 1 Singaraja (Smansa) dan SMKN 3 Singaraja (Stemsi) di GOR Bhuana Patra, Kota Singaraja pada Rabu (21/12) malam diwarnai kericuhan. 

Sejumlah penonton yang sebagian besar berstatus pelajar, turun ke lapangan dan nyaris terjadi aksi baku hantam antara pemain dengan pendukung.

Kericuhan tersebut terekam dalam sejumlah video yang beredar di media sosial. Dalam video yang beredar, puluhan orang suporter berbaju hitam turun ke lapangan. Sementara dari arah tribun penonton muncul lemparan botol air minuman. Panitia dan aparat keamanan langsung menghalau para suporter agar kembali ke tempatnya masing-masing.

Ketua Panitia KMS, Kadek Andre Hendrawan menuturkan, insiden bermula saat tim Stemsi ketinggalan dengan skor 2-3 di menit-menit akhir pertandingan. Bola sempat diambil oleh penjaga gawang tim Smansa, kemudian dilempar ke luar lapangan. "Mungkin itu penyebab rasa kesal oknum suporter. Sehingga suporter turun ke lapangan dan mengejar kiper Smansa," katanya, dikonfirmasi Kamis (22/12) siang.

Kericuhan itu diduga karena penonton terprovokasi sikap salah satu pemain. Panitia pun menyayangkan hal tersebut. "Selama ini suporter dari STM sebenarnya sangat tertib. Saat KMS Cup I mereka itu meraih gelar suporter terbaik," imbuhnya.

Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Sumarjaya mengatakan, polisi sejatinya sudah siaga saat peristiwa itu terjadi. Setiap pertandingan polisi menyiagakan sedikitnya 10 personel untuk mengamankan jalannya pertandingan. Jumlah itu bisa ditambah sewaktu-waktu tergantung situasi yang terjadi. 'Tadi malam itu hanya ada lempar-lemparan botol. Tidak sampai ada pemukulan. Setelah situasinya kondusif, pertandingan sudah dilanjutkan lagi," katanya.

Sementara itu Ketua Umum PSSI Buleleng Gede Suyasa menyarankan agar panitia berkoordinasi dengan kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah menugaskan guru pembinaan kesiswaan ikut mengawasi siswa mereka yang menjadi suporter. Mengingat turnamen tersebut melibatkan siswa sekolah.

Kata dia, PSSI sempat melakukan pola tersebut pada Turnamen Futsal SMA/SMK pada tahun 2019. Cara itu terbukti efektif mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. "Pengalaman kami 2019 seperti itu. Sebelum pertandingan kami komunikasi dengan kepala sekolah. Sehingga begitu ada gerakan, guru yang bergerak ikut mengamankan kondisi bersama aparat keamanan,”ujar Suyasa.7mzk

Komentar