nusabali

Pembersihan Sekala Niskala, Pura Ulun Danu Beratan Gelar Piodalan

Pertama Diselenggarakan Setelah Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-pembersihan-sekala-niskala-pura-ulun-danu-beratan-gelar-piodalan

TABANAN, NusaBali - Pura Penataran Agung Ulun Danu Beratan di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan melaksanakan Piodalan Mapadudusan Agung, Manawa Ratna, Taur Balik Sumpah Utama. Puncak karya atau yang disebut Puncak Karya Nyatur Niri Padudusan Agung dilaksanakan pada Anggara Kliwon Juluwangi, Selasa (20/12).

Upacara yang digelar kali ini adalah pertama kali setelah pandemi Covid-19 dan banjir bandang di kawasan Ulun Danu Beratan. Tujuannya untuk pembersihan secara sekala niskala.

Karenanya, rangkaian upacara ini menyedot perhatian wisatawan yang berkunjung. Apalagi dalam pelaksanaannya dilengkapi parade Gebogan sebagai wujud persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Pada upacara puncak ini dipuput oleh enam sulinggih, Ida Pedanda Yadnyamana (Gria Gede Manusia Cau Belayu), Ida Pedanda Gede Cau Pasuruan (Griya Cau Ole Marga), Ida Pedanda Istri Rai Pasuruan (Griya Babakan Cau Tua), Ida Pedanda Gede Kanaka Putra (Griya Mas Baleran Baturiti), Ida Pedanda Gde Putra Manuaba (Griya Gede Manuaba Kalibalang), dan Ida Pedanda Buda (Gria Uda Jadi).

Rentetan Piodalan Padudusan Agung ini dimulai pada Wraspati Kliwon Warigadean, Kamis (15/12/2022) dengan upacara Tawur Balik Sumpah Utama. Selanjutnya proses Panyineban Karya Agung akan dilaksanakan pada Sukra Pon Juluwangi, Jumat (23/12).

Sementara pada puncak karya Selasa kemarin rangkaian upacara dimulai sekitar pukul 10.00 Wita. Masing-masing pangempon atau yang terdiri dari empat gebog satak dari 18 desa adat ini sudah siap nyanggra karya agung yang digelar pertama kali ini.

Rentetan upacara dimulai dari macaru, dilanjutkan nedunang Ida Bhatara di masing-masing lawa dihaturkan pujawali. Dan mendekati pukul 12 siang Ida Bhatara akan dikembalikan ke Penataran Agung untuk dihaturkan upacara besar Nyatur Niri. Bahkan iring-iringan upacara dimulai dari Tari Pendet hingga Tari Rejang yang membuat wisatawan menikmati rangkaian upacara tersebut.

Panguger Karya I Putu Suma Arta, mengatakan karya agung ini dilaksanakan oleh pangempon pura dari 18 desa adat di empat desa dinas (Desa Candikuning, Desa Batunya, Desa Baturiti, dan Desa Antapan). Karya digelar dalam rangka penyucian atau pembersihan pasca wewidangan (wilayah) Pura Ulun Danu Beratan diterjang banjir bandang tahun 2016 dan dilanda pandemi Covid-19 yang mengganggu pariwisata di Ulun Danu Beratan. “Kita ingin mengembalikan seperti semula, agar sekala niskala seimbang lagi,” ujarnya.

Tak hanya itu, menurut Suma Arta, karya Padudusan Agung ini dilaksanakan sesuai dengan Lontar Tattwa yang ada di Pura Ulun Danu Beratan. “Jadi tidak sembarangan melaksanakan karya. Baru ada dana digelar karya besar-besar, tidak seperti itu,” tandas Suma Arta.

Menurut Suma Arta, karena Pura Ulun Danu Beratan ini adalah objek wisata, dalam pelaksanaan karya juga dipersembahkan parade Gebogan. Parade Gebogan selain sebagai wujud persembahan juga dirangkaikan dengan upaya promosi wisata. “Wisata Ulun Danu Beratan adalah nadi bagi masyarakat Baturiti, sehingga sudah sepatutnya pangempon ikut mempertahankan keindahan dan kesucian kawasan,” tegasnya.

Dia berharap dengan digelarnya Karya Padudusan Agung ini seluruh fibrasi positif terpancar. Sehingga tidak ada lagi bencana yang membuat rugi ataupun merana masyarakat. “Mudah-mudahan kita semua dilimpahi kerahayuan jagat,” harap Suma Arta yang juga Kelian Agung Pura Ulun Danu Beratan. *des

Komentar