nusabali

Imbas KTT G20, Wisatawan ke GWK Melonjak Drastis

  • www.nusabali.com-imbas-ktt-g20-wisatawan-ke-gwk-melonjak-drastis

MANGUPURA, NusaBali.com - Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) sukses menjadi venue utama pada perhelatan puncak G20 di Bali tepatnya saat welcoming dinner untuk ratusan pemimpin negara serta delegasi G20, Sabtu (15/11/2022) silam ternyata memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan tempat wisata budaya terbesar di Bali ini.

Pasalnya, setelah keindahan GWK terekspos di sejumlah stasiun televisi bahkan viral di media sosial, ternyata dapat mendongkrak penjualan tiket kunjungan.

Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa mengatakan sebelum pandemi melanda Bali, kunjungan ke GWK menembus angka 3.000 pengunjung per hari dan setelah pandemi hanya bisa menembus di angka 2.000 sampai 2.500 pengunjung setiap harinya. Namun, angka tersebut merangkak naik setelah pelaksanaan Presidensi KTT G20.

"Pengunjung GWK pasca gelaran Presidensi KTT G20 menjadi 5.000 sampai 5.500 per hari bahkan sudah stabil. Dampak yang dirasakan pada hight season ini mulai pada dua minggu lalu di angka 5.000 per harinya, dan itu suatu hal yang tidak kita ekspektasikan sebelumnya," ujar Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa.

Sehingga nanti saat mendekati Natal dan Tahun Baru (Nataru), Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa opotimis jumlah pengunjung bisa mencapai 2 kali lipat bahkan diprediksi puncaknya di tanggal 31 Desember akan bisa mencapai 20.000 pengunjung. Dalam jumlah pengunjung yang banyak tersebut, pihaknya akan tetap berusaha memberikan yang terbaik kepada semua pengunjung GWK.

Dihimpun dari data statistik pihak GWK, Stefanus Yonathan Astayasa mengatakan banyak kunjungan wisatawan lokal belum bergeser yakni sebesar 70 persen didominasi oleh wisatawan lokal yang mayoritas dari daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dan sebanyak 30 persen dipenuhi oleh wisatawan asing yang didominasi oleh wisatawan dari Australia dan nomor dua dari India.

"Kalu saya liat pasca G20 ada pergerakan sedikit dari segi frontliner saya liat China sudah mulai masuk namun belum dalam jumlah skala yang besar. Namun rombongan bisa sampai 10-20 bus sudah mulai ada. Namun untuk forntliner dari Eropa masih belum ada perubahan. Untuk tahun depan GWK tetap mengincar pasar yang sama dengan mengharapkan China sebagai sumber terbesar dari segi frontliner," jelasnya.

Untuk menambah pengalaman baru bagi wisatawan, Stefanus Yonathan Astayasa mengatakan pihaknya telah melakukan renovasi pada lantai 9 dan 23 patung GWK pada bulan Juli 2022 silam.

Pengunjung dapat melihat perubahan di lantai 9 dan 23 tersebut dengan merogoh kocek seharga Rp 250 ribu dan Rp 300 ribu yang sudah include dengan tiket masuk GWK untuk menikmati seluruh kawasan.

"Seperti GWK ini menjadi suatu taman budaya, artinya apapun konten yang kita tambahkan, di situ pasti ada unsur melestarikan budaya Bali. Di situ kita akan suguhkan dalam suatu menu yang menarik sehingga orang-orang merasakan pengalaman berbeda yang dulu hanya sekadar seperti museum, sekarang kita berusaha menyajikan tempat-tempat yang aktif, yang bisa membuat pengunjung menjadi senang dan memiliki pengalaman serta memori," tuturnya.

Selaras dengan hal tersebut, GM Marketing Communication & Event GWK Cultural Park, Andre Prawiradisastra mengatakan patung GWK yang telah dibuka untuk umum sejak tahun 2018. Namun saat ini sudah dilakukan banyak perubahan ke arah serba digital dan lebih interaktif.

"Ceritanya tetap sama yakni pada lantai 9 bercerita mengenai apa legenda dari Garuda Wisnu Kencana dan ada layar interaktifnya juga. Lalu pada lantai 23 ada proses pembuatan dari patung GWK dan yang terbaru ada lantai kaca sehingga pengunjung bisa melihat jelas struktur kerangka patung GWK," tutupnya. *ris

Komentar