nusabali

Menteri Sosial Kunjungi Petani Uyah Kusamba

  • www.nusabali.com-menteri-sosial-kunjungi-petani-uyah-kusamba
  • www.nusabali.com-menteri-sosial-kunjungi-petani-uyah-kusamba

SEMARAPURA, NusaBali - Menteri Sosial Tri Rismaharini didampingi Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengunjungi penggaraman sistem tunnel Uyah Kusamba di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Selasa (20/12) siang.

Kemensos juga berikan bantuan pembuatan lahan garam tunnel di Kusamba berupa 8 unit lahan tunnel garam, 2 unit pompa air laut, 1 unit pompa air tawar, 1 set panel surya, 1 set mesin pengering, timbangan digital, dan 1 unit alat perekat untuk pengemasan. 

Kemensos kucurkan bantuan melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) untuk meningkatkan hasil produksi garam Kusamba. Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Edi Suharto mengatakan, kualitas Garam Kusamba sudah terkenal dan berpotensi besar untuk menguatkan perekonomian masyarakat. Namun, cara pembuatannya masih tradisional dan hasil produksinya terbatas. Hal inilah yang mendasari Menteri Sosial Tri Rismaharini menginisiasi sistem yang mampu meningkatkan hasil produksi Garam Kusamba.

Bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kemensos membangun sistem tunnel di Desa Kusamba sejak Juni 2022. Tunnel dikelola oleh Kelompok Petani Garam Sarining Segara yang beranggotakan 17 orang. “Hal ini sesuai arahan Mensos bahwa pemberdayaan tidak selalu diberikan kepada individu tetapi bisa dikelola dalam bentuk kelompok atau wilayah,” ujar Suharto. Instalasi 8 tunnel yang berukuran total 4 x 26 meter itu mampu menghasilkan 50 kg garam per tunnel.

Ketua Kelompok Petani Garam Sarining Segara I Wayan Rena mengatakan, produksi garam melalui sistem tunnel lebih efisien tenaga dan waktu dibandingkan dengan produksi garam secara tradisional. Kelebihan tunnel tidak berat dipikul dan tidak tergantung cuaca. Panen bisa dilakukan pada malam hari. Pada Agustus 2022, Garam Kusamba dengan sistem tunnel telah dipanen sebanyak dua kali. Limbahnya terjual sampai 40 jerigen berisi masing-masing 35 liter dengan harga Rp 90.000 per jerigen. Garamnya terjual sebanyak 130 Kg. Sementara garam kotor untuk pakan ternak terjual Rp 1.500 per kg. 

Rena menambahkan, sistem tunnel menjadi solusi dari makin sempitnya lahan produksi karena abrasi. Dia juga berharap sistem yang mempermudah produksi garam ini mampu menarik minat anak muda terjun bertani garam. “Sistem tunnel membuat produk garam tidak perlu lagi berpanas-panasan yang menjadi alasan anak muda enggan bertani garam,” kata Rena. Permintaan Garam Kusamba tidak hanya datang dari wilayah Bali. Jakarta, Surabaya, dan Bandung juga tercatat sebagai wilayah yang sering meminta pasokan garam khas Pulau Dewata tersebut. Baru-baru ini, terdapat permintaan dari Yogyakarta dalam jumlah besar.

Tidak hanya garam konsumsi, permintaan garam juga datang dari Karangasem dalam bentuk garam mandi. Khusus yang satu ini, Rena mengaku masih mencari cara untuk mengembangkan produk tersebut. Mensos Risma akan mendorong produk Garam Kusamba mampu memenuhi kebutuhan pasar. Bantuan Kemensos tidak hanya berupa pelatihan dan pemberian modal, juga pemasaran produk. Perbaikan kualitas, peningkatan produksi, dan pengemasan akan terus dikembangkan agar garam tunnel menjadi komoditas unggulan. Tidak menutup kemungkinan bisa dicontoh petani garam di daerah-daerah lain. Kalau ini berhasil, akan bisa kembangkan di tempat-tempat lain.

Kunjungan Risma dilanjutkan dengan peresmian pengolahan air bersih di Desa Kamasan dengan bantuan Instalasi Pengelolaan Air Terpadu (IPA-T) senilai Rp 1.537.000.000. Saat kunjungan ke Desa Kamasan, Bupati Suwirta mengucapkan terimakasih atas bantuan tersebut. 7 wan

Komentar