nusabali

Massa GRAK dan API Tolak Radikalisme

  • www.nusabali.com-massa-grak-dan-api-tolak-radikalisme

Sejumlah elemen masyarakat dari lintas agama dan organisasi gelar aksi turun ke jalan dan mendeklarasikan Gerakan Anti Radikalisme (GRAK) di Bundaran Catur Muka Denpasar, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Sabtu (20/5).

DENPASAR, NusaBali
Mereka menyuarakan penolakan terhadap gerakan-gerakan radikalisme yang dapat memecah belah persatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tak hanya di Denpasar, aksi serupa juga digelar di Singaraja, Kabupaten Buleleng.

Aksi yang dimulai sejak pukul 13.00 Wita ini melibatkan berbagai elemen masyarakat dari lintas agama dan lintas organisasi. Ketua Gerakan Anti Radikalisme (GRAK) I Nyoman Mardika mengungkapkan pihaknya menolak kelompok-kelompok intoleran di Indonesia. “Kami akan terus menerus dan berkesinambungan menyuarakan penolakan terhadap ormas radikal dan intoleran di Indonesia,” ujarnya.

Sementara penggagas GRAK Nyoman Sudiantara dalam orasinya mengatakan dengan bersatunya masyarakat Indonesia, maka Bangsa Indonesia yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika tidak akan bisa diubah.

“Indonesia itu Bhinneka Tunggal Ika. Ini merupakan keberagaman NKRI dan itu yang dibutuhkan bangsa kita, bukan keseragaman,” tegasnya.

Sebagaimana dilansir metronews.com, terdapat tujuh poin penting dalam deklarasi Gerakan Anti Radikalisme ini, antara lain memperkokoh nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, mengembangkan solidaritas antar-sesama anak bangsa yang berbeda suku, agama, dan ras, mengembangkan pemahaman keagamaan yang inklusif, toleran serta menghargai antar-sesama.

Selain itu, mereka juga meminta pemerintah untuk tidak menggunakan isu SARA dalam agenda politiknya, serta mendukung pemerintah untuk menumpas gerakan intoleran. Adanya gagasan khilafah untuk Indonesia juga menjadi poin penting deklarasi ini, dan yang terakhir meminta pemerintah untuk menghapus pasal penodaan agama yang rawan menimbulkan perpecahan bangsa Indonesia.

Aksi yang digelar selama sekitar 2 jam ini diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap, dan dimeriahkan penampilan Robby (SID), Crazy Hourse, Rastafara Cetamol, Putu Bonus Sudiana, dan penggemar Iwan Fals yang tampil secara bergantian.

Sementara di Buleleng, puluhan mahasiswa dan pemuda mengatasnamakan Aliansi Pemuda Indonesia (API) menggelar aksi damai tolak radikalisme, Sabtu (20/5) pagi. Aksi diawali dari Taman Kota, Jalan Ngurah Rai Singaraja, lanjut di Tugu Singa Ambararaja, depan Kantor Bupati Buleleng, Jalan Pahlawan Singaraja.

Aksi ini merupakan gabungan dari PC KMHDI Buleleng, KNPI Buleleng, GMII, PMII Komisariat Undiksha, dan HMI Singaraja. Pada aksi yang dimulai pukul 09.00 Wita itu, API mengajak seluruh komponen masyarakat Indonesia mencegah tindakan radikalime yang bertentangan dengan 4 Pilar Kebangsaan.

“Meminta pemerintah melalui aparat penegak hukum menindak tegas terhadap siapapun, baik individu maupun golongan yang melakukan perbuatan tergolong radikalisme sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” kata Koordinator aksi, I Made Teja Artha Sakti Sukma.

Massa API juga meminta kepada seluruh tokoh masyarakat maupun tokoh agama serta pemimpin segala tingkatan menjadi ujung tombak dalam mencegah golongan radikalisme. “Menindak tegas adanya organisasi radikalisme dan mengusut tuntas kasus radikalisme secara hukum,” tandasnya.

Setelah menyampaikan orasi di Taman Kota, massa kemudian long march menuju Tugu Singa Ambararaja, depan Kantor Bupati Buleleng, sejauh sekitar 500 meter. Masa bergerak sambil membentangkan spanduk bertulisan ‘Tolak Radikalisme’, dan beberapa poster bertulis ‘Save NKRI’. Masa juga membawa Bendera Merah Putih. Sampai di Tugu Singa Ambararaja, massa API kembali menyampaikan orasi penolakan radikalisme. Aksi mereka baru berakhir sekitar pukul 10.50 Wita. *cr63 k19

Komentar