nusabali

Jelang Tari Berko Jadi WBTb, Sang Maestro Tutup Usia

Tari Berko Hanya Ada di Tempek Munduk Jati, Pancardawa, Jembrana

  • www.nusabali.com-jelang-tari-berko-jadi-wbtb-sang-maestro-tutup-usia

NEGARA, NusaBali
Kabar duka datang dari dunia seni di Kabupaten Jembrana. Maestro Tari Berko, Ni Ketut Nepa alias Dadong Barak, 91, tutup usia pada Rabu (21/12/2022).

Kepergian sang maestro kesenian khas Jembrana ini terbilang cukup mengharukan. Di mana Dadong Barak tutup usia beriringan ditetapkannya Tari Berko sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia yang telah disidangkan pada awal Desember 2022 lalu.

Dari informasi, Dadong Barak yang warga Tempek Munduk Jati, Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, ini mengembuskan napas terakhirnya dalam perawatan di RSU Negara pada Rabu (21/12) sekitar pukul 13.46 Wita. Dadong Barak tutup usia karena kondisinya yang sudah tua dan sering sakit-sakitan.

“Ya karena sudah usia. Kemarin (Selasa, 20/12) dibawa ke rumah sakit (RSU Negara), dan meninggalnya tadi (Rabu kemarin) sekitar pukul 13.46 Wita,” ujar Kepala Lingkungan Pancardawa I Putu Sagung Suparwayasa, saat dikonfirmasi pada Rabu kemarin.

Sagung Suparwayasa mengatakan, untuk jenazah almarhum sudah dibawa ke rumah duka, Rabu sore kemarin. Sesuai hasil rembuk pihak keluarga, pengabenan Dadong Barak akan dilaksanakan pada Soma Umanis Sungsang, Senin (26/12) mendatang.

Sebelum acara pengabenan, akan dilaksanakan prosesi nyiraman layon di rumah duka pada Redite Kliwon Sungsang, Minggu (25/12). “Nanti diaben di Setra Desa Adat Kertha Jaya Pendem, Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem,” ucap Sagung Suparwayasa.

Sagung Suparwayasa menyatakan sudah mendengar kabar bahwa kesenian Tari Berko yang baru saja ditetapkan sebagai WBTb Indonesia. Berkenaan dengan penerus kesenian Tari Berko yang juga menjadi salah satu kesenian langka dan hanya ada di Tempek Munduk Jati, Lingkungan Pancardawa, sudah ada generasi penerus.

“Sudah ada penerus, 4 orang. Yang penerus kesenian ini, ada 2 orang sudah kawin dan 2 orang masih bujang. Dan yang sudah kawin itu, sebelumnya memang diajarkan langsung oleh Dadong Barak,” ujar Sagung Suparwayasa.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara mengatakan, kesenian Tari Berko diusulkan menjadi WBTb Indonesia tahun ini, sudah selesai proses sidang. Dari hasil sidang tersebut, kesenian khas Jembrana itu sudah pasti ditetapkan sebagai WBTb dan tinggal penerimaan sertifikat.

“Sudah disidangkan awal Desember kemarin. Sekarang kita tinggal menunggu panggilan untuk penerimaan sertifikat saja,” ujar Sapta Negara.

Disinggung mengenai tutup usianya sang maestro penari Berko, Sapta Negara menyatakan baru mendapat informasi pada Rabu malam kemarin. Dirinya berencana mengejar penerimaan sertifikat Tari Berko sebagai WBTb untuk nantinya bisa ditunjukkan kepada mendiang Dadong Barak.

“Kita masih coba untuk menghubungi ke provinsi agar dikomunikasikan ke pusat. Mudah-mudahan saja (sertifikat) bisa segera kita terima,” kata Sapta Negara yang juga mantan Sekretaris Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Sebagaimana dilansir dari detikBali, Tari Berko merupakan kesenian hiburan rakyat yang dahulu dipentaskan setelah berkebun atau bertani. Tarian ini berada di puncak kejayaannya pada 1930-an.

Tari Berko memadukan tetabuhan (gamelan), tarian serta kekidungan (tembang tradisional Bali), yang dibawakan oleh pragina (penari). Kesenian ini pertama kali ditarikan di Tempek Munduk Jati, Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana.

Dadong Barak dikenal sebagai satu-satunya pewaris Tari Berko khas Jembrana. Dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu, Dadong Barak mengungkapkan dirinya sudah mengajarkan tarian tersebut kepada remaja di lingkungan rumahnya. Sebab, di usia senjanya dia berharap Tari Berko bisa dilestarikan. Tari Berko menjadi seni tari langka lantaran jumlah orang yang bisa menarikannya sudah minim. *ode

Komentar