nusabali

ODGJ Bongkar Orok di Setra Desa Seraya, Karangasem

Di Gianyar, Bayi Baru Lahir Dibuang di Semak-semak

  • www.nusabali.com-odgj-bongkar-orok-di-setra-desa-seraya-karangasem

AMLAPURA, NusaBali
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) I Made Rerod diduga membongkar liang kubur berisi orok umur 2 bulan, kemudian orok tersebut dia masukkan ke dalam kresek lalu membawanya ke teras Banjar Pauman, Desa Seraya Tengah, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Rabu (21/12) sekitar pukul 07.30 Wita.

Sementara di Gianyar, bayi baru lahir dengan ari-ari belum terpotong ditemukan menangis di semak-semak Jalan Tegenungan, sebelah utara Pura Crancang Kawat, Banjar Tegenungan, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar, Rabu (21/12) sekitar pukul 09.00 Wita.

Informasi di lapangan, menurut saksi-saksi, I Gede Ospa Rai Subawa, 13, dari Banjar Pauman, Desa Seraya Tengah, I Gede Wardana, 58, dan Ni Luh Candri, 40, dari Banjar Tinjalas, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, mulanya saksi Gede Wardana mendapati Made Rerod membawa kresek yang di dalamnya berisi orok, lengkap dengan kain kafan. Made Rerod duduk di teras Bale Banjar Pauman, sambil mengibas-ngibaskan kain kafan.

Setelah saksi Gede Wardana memperhatikan dari dekat, Made Rerod membawa kresek di dalamnya berisi orok. Temuan itu lalu dilaporkan ke Polsek Karangasem.

Petugas kepolisian dipimpinan Kanit Reskrim Polsek Karangasem AKP I Made Sudihartama datang melakukan olah TKP. Petugas Polsek Karangasem juga melibatkan petugas medis dari Puskesmas Karangasem II, memperkiraan umur orok 2 bulan, belum jelas jenis kelaminnya, dan perkiraannya lahir sekitar 5 jam sebelum ditemukan.

Atas temuan itu Reskrim Polsek Karangasem melakukan penyelidikan, kemudian terungkap, sebelumnya saksi Ni Luh Candri beserta keluarganya menguburkan orok Rabu (21/12) pukul 02.00 Wita di Setra Desa Adat Seraya.

Atas keterangan awal dari Ni Luh Candri, Unit Reskrim Polsek Karangasem melakukan pengecekan di Setra Desa Adat Seraya, petugas menemukan ada liang kubur bekas terbongkar, dan orok yang hilang yang ditemukan di depan Bale Banjar Pauman itu, diakui saksi Ni Luh Candri, adalah miliknya. Menurut Ni Luh Candri, orok itu lahir dari pasangan suami istri Putu Nanda Ramadika dan istrinya Ni Komang Sekira. Putu Nanda Ramadika itu anak Ni Luh Candri, itu artinya orok tersebut adalah cucu dari Ni Luh Candri.

Selanjutnya orok tersebut kembali dia kuburkan di Setra Desa Adat Seraya, pukul 10.00 Wita. “Orok itu adalah cucu saya, buah pernikahan anak saya I Putu Nanda Ramadika dengan Ni Komang Sekira,” kata Ni Luh Candri.

Kanit Reskrim Polsek Karangasem AKP I Made Sudihartama mengakui, orok itu lahir atas buah perkawinan yang sah. “Orok itu lahir prematur, buah perkawinan yang sah, sehingga kami tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata AKP Sudihartama.

Sebab, yang membongkar liang kubur adalah ODGJ, sehingga tidak memenuhi syarat diperiksa lebih lanjut karena tidak sehat jasmani dan rohani. “Pemilik orok itu kembali menguburkan di Setra Desa Adat Seraya,” tandasnya.

Sementara itu di Gianyar, tangisan bayi pertama kali didengar oleh seorang pedagang Ni Wayan Mangkin, 50, asal Banjar Sareseda Desa Tampaksiring Kecamatan Tampaksiring.

Saat itu, Ni Wayan Mangkin kebelet pipis pulang dari berjualan di Pasar Sukawati. Dalam perjalanan pulang ke Tampaksiring, Wayan Mangkin bermaksud kencing di semak-semak pinggir jalan Tegenungan, sebelah utara Pura Crancang Kawat, Banjar Tegenungan, Desa Kemenuh, Sukawati. Setelah memarkir sepeda motornya, Wayan Mangkin pun mencari tempat yang agak tertutup. Tiba-tiba, pedagang ini mendengar suara tangisan bayi. Namun saat itu belum diketahui posisi bayi, sehingga Wayan Mangkin yang ketakutan berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Bersama sejumlah warga, sumber suara bayi ditelusuri hingga didapati sosok tubuh bayi yang masih berlumuran darah.

Selanjutnya bayi tersebut dibawa ke Puskesmas Sukawati 1 didampingi oleh Babinsa Desa Kemenuh Sertu Dewa Ketut Astana dengan menggunakan sepeda motor. Beruntung bayi berjenis kelamin perempuan itu selamat dan telah mendapat penanganan di Puskesmas Sukawati. Kemudian sekitar pukul 10.00 Wita bayi tersebut dirujuk ke RSUD Sanjiwani Gianyar dengan menggunakan ambulans.

Kepala Puskesmas Sukawati I drg Ida Bagus Ketut Suryana saat ditemui membenarkan telah menerima pasien seorang bayi yang ditemukan di semak-semak oleh warga. Sesuai SOP, tim medis Puskesmas Sukawati I langsung memberikan penanganan medis. “Bayi dalam kondisi selamat, sehat berjenis kelamin perempuan,” ujarnya.

Saat diterima, bayi dalam kondisi ada bercak darah pascapersalinan serta ari-ari masih melekat. “Ari-ari kami potong di sini, bayi dibersihkan dan diberikan suntikan vitamin K,” kata drg Ida Bagus Suryana.

Bayi malang ini diperkirakan telah dilahirkan sekitar 8 jam sebelum ditemukan. Memiliki berat badan normal 3 kilogram dan panjang 50 cm. Diperkirakan pula bayi telah cukup umur untuk dilahirkan atau kandungan si ibu sekitar 9 bulan atau 38 pekan.

Seizin Kapolres Gianyar, Kapolsek Sukawati Kompol Decky Hendra Wijaya mengatakan, setelah menerima laporan dari masyarakat, pihaknya langsung ke TKP bersama personel jaga. “Kita cek lokasi penemuan bayi ternyata benar, di lahan kosong pinggir jalan raya Banjar Tegenungan ditemukan bayi perempuan dalam keadaan masih hidup dengan ari-ari masih melekat,” kata Kompol Decky.

Menurut penuturan saksi kepada polisi, bahwa saat melintas di TKP saksi berhenti hendak buang air kecil di lahan ke dalam semak-semak tidak jauh dari TKP. Saat itu juga saksi mendengar suara mirip kucing, makin lama makin keras setelah dicek ke sumber suara ternyata berasal dari tangisan bayi yang ari-arinya masih melekat.

Selanjutnya, Unit Reskrim melakukan olah TKP dipimpin Kanit Reskrim AA Gde Alit Sudarma bersama anggota gabungan piket fungsi Intel dan Samapta ikut mengamankan TKP. “Sementara kasus masih ditangani Unit Reskrim Polsek Sukawati untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna dapat menangkap pelaku,” tegas Kompol Decky. *k16, nvi

Komentar