nusabali

Program KKM Universitas Mahasaraswati Dukung Pelaku UMKM Furniture

  • www.nusabali.com-program-kkm-universitas-mahasaraswati-dukung-pelaku-umkm-furniture

MANGUPURA, NusaBali.com – Menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) di saat pandemi Covid-19 mulai melanda dunia pada 2020, membuat I Wayan Tesa Septiantara memenuhi kebutuhan keluarganya dengan membuka usaha furniture.

UMKM Tresna Woodcraft yang didirikan di Banjar Cabe, Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung ini pun mampu eksis hingga saat ini. “Saya mempekerjakan lima orang yang juga korban PHK,” ungkap Wayan Nesa, Kamis (15/12/2022).

Pengolahan kayu ini menghasilkan produk mulai dari  rak, meja belajar, meja rias, kitchen set, tempat tidur, dan perabot rumah tangga lainnya.

Potensi usaha yang dijalankan Wayan Tesa ini ternyata sangat menjanjikan, memiliki peluang pasar yang luas dan mengalami peningkatan penjualan pada setiap tahunnya. 

Pertumbuhan industri furniture juga didukung oleh penurunan kasus Covid-19 yang secara tidak langsung meningkatkan produktivitas dan daya saing produk furnitur di Bali. 

Meskipun demikian, UMKM Tresna Woodcraft pemilik usaha menghadapi sejumlah tantangan. “Ada keterbatasan alat dan mesin produksi,”ujar Wayan Tesa.

Selain itu kendala lain yang dihadapi adalah  terbatasnya kompetensi dalam merancang desain produk yang berwujud tiga dimensi, belum memanfaatkan penggunaan website sebagai salah satu media pemasaran, serta belum memanfaatkan teknologi digital dalam melakukan pencatatan keuangan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Universitas Mahasaraswati Denpasar melaksanakan Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM) yang terintegrasi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) bagi Perguruan Tinggi Swasta. 

Tim pelaksana program pengabdian ini terdiri dari dua orang dosen, yaitu Dr Ni Wayan Rustiarini SE MSi Ak dan Dr Ni Putu Nita Anggraini SE MM. Selain itu, terdapat dua mahasiswa yang berpartisipasi, yaitu Luh Kalpika Jyunda Aryputri Suardyana dan Ni Nyoman Putri Sulistyawati. 

Pelaksanaan program ini sepenuhnya didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 

Secara umum, program pengabdian ini meliputi tiga aspek, yaitu produksi, pemasaran, dan  manajemen. 

Dari sisi produksi, tim pelaksana memberikan bantuan berupa alat dan mesin produksi, seperti mesin bubut, benso saw, table saw, clamp press, catok siku, router engine dan gerinda. 

Dari sisi pemasaran, tim pengabdi memberikan bantuan laptop serta  pelatihan aplikasi SketchUp yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pemilik UMKM dalam merancang desain produk tiga dimensi. 

Dalam rangka memperluas jangkauan pemasaran, tim pelaksana merancang website usaha sebagai strategi promosi untuk meningkatkan penjualan. 

Dari sisi manajemen usaha, tim pelaksana memberikan pelatihan pencatatan keuangan berbasis digital menggunakan aplikasi Buku Kas. 

“Dalam hal ini, program pengabdian masyarakat ini tidak hanya diharapkan untuk memberdayakan dan menjaga eksistensi UMKM, namun juga untuk meningkatkan relevansi perguruan tinggi dengan kebutuhan industri, dunia usaha, dan dunia kerja,” tegas Ni Wayan Rustiarini.

Komentar