nusabali

Terdeteksi Petugas Setelah Kapal Alami Kebocoran

  • www.nusabali.com-terdeteksi-petugas-setelah-kapal-alami-kebocoran

Kapal Hamdan V pembawa puluhan ton Amonium Nitrat di laut Bali hendak memasuki Selat Sulawesi yang diamankan Petugas gabungan dari Bea Cukai dan kepolisian, Kamis (11/5) lalu, ternyata mengalami kebocoran pada bagian lambung.

Tangkapan Kapal Pengangkut 63,8 Ton Amonium Nitrat

DENPASAR, NusaBali
Saat itu, kapal mencoba melewati perairan dangkal agar tidak terdeteksi petugas. Kapal yang berlayar dari Tanjung Belungkor, Malaysia ini pun nyaris tenggelam, hingga kemudian diamankan petugas gabungan.

Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi didampingi Brigjen Agung Setia dari Tipideksus Bareskrim Mabes Polri mengungkapkan penangkapan kapal Hamdan V ini setelah dilakukan Operasi Patroli Laut Jaring Wallacea di Laut Bali. Kecurigaan petugas setelah kapal yang mengangkut 10 anak buah kapal (ABK) ini baru saja melintasi perairan terlarang, yakni jalur dangkal.

“Kapal ini melewati laut dangkal. Sehingga terkena karang dan langsung bocor. Karena sedang melintas, kapal patroli mencurigai dan melakukan penggeeledahan,” ujar Heru Pambudi saat memberikan keterangan pers di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbansa) Kelas I Denpasar, Jalan Ratna, Denpasar, Senin (15/4). Dalam penggeledahan itu 10 ABK termasuk kapten kapal tidak bisa menunjukkan surat ijin atau dokumen resmi pengiriman Amonium Nitrat tersebut. selanjutnya, kapal dan ABK ditarik ke Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan untuk kepentingan penyelidikan. “Dan pemeriksaan awal itu, banyak kejanggalan yang ditemukan di lokasi dan para ABK tidak bisa mempertanggungjawabkan muatan. Sehingga, kami melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap mereka untuk mengungkap kepemilikan barang yang dikirim itu,” ungkap Heru Pambudi.

Dalam penyelidikan kemudian terungkap jika Amonium Nitrat ini milik seorang pria berkewarganegaraan Malaysia yang dibeli dari China. Amonium nitrat tersebut rencananya dibawa ke Sulawesi Selatan untuk keperluan pembuatan bom ikan. Status Malaysia di sini sebagai tempat transit dan juga tempat persembunyian penyuplainya. Saat ini pemasok barang masih dalam perburuan petugas kepolisian Indonesia bekerjasama dengan Malaysia.

Ammonium nitrat tersebut sebanyak 2.555 karung dengan berat total mencapi 63,8 ton. Jika berhasil diselundupkan dan digunakan sebagai bom ikan, bahan berbahaya ini akan mengancam kelestarian laut dengan terumbu karangnya. Terutama pada perairan Indonesia timur (Sulawesi).

Sebelumnya diberitakan petugas Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Ngurah Rai, berhasil mengamankan 10 anak buah kapal (ABK) yang kedapatan mengangkut 1.500 sak pupuk yang mengandung amonium nitrat, dengan berat total 50 ton. Amonium nitrat terindikasi sebagai bahan dasar pembuatan bahan peledak.

Penangkapan terhadap 10 ABK tersebut dilakukan saat mereka melintas di perairan Selat Sulawesi dengan menarik satu buah kapal yang berisi bahan kimia tersebut. * dar

Komentar