nusabali

Warga Keluhkan Layanan Puskesmas Pembantu

  • www.nusabali.com-warga-keluhkan-layanan-puskesmas-pembantu

Mohon agar bisa segera ditindaklanjuti. Kami masyarakat kecil merasa perlu obat gratis.

BANGLI, NusaBali

Warga mengeluhkan layanan di Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Suter, Kecamatan Kintamani, Bangli. Keluhan disampaikan melalui media sosial Layanan Pengaduan 24 Jam Pemkab Bangli Era Baru, Senin (5/12).

Adapun keluhan disampaikan melalui akun media sosial bernama Semeton Suter, yakni tidak adanya peralatan medis dan minim obat-obatan saat warga mengantar keluarga berobat ke Pustu Desa Suter. Hal tersebut, dikatakan, berdasarkan keterangan petugas.

Warga itu pun harus berobat ke Bidan Praktik Swasta. Akibatnya, uang yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan pokok, harus habis untuk berobat. Akun tersebut mempertanyakan apakah pihak terkait tidak mensuplai peralatan dan obat-obatan untuk Pustu. "Mohon agar bisa segera ditindaklanjuti. Kami masyarakat kecil merasa perlu obat gratis," ungkapnya.

Kepala Puskesmas IV Kintamani Ida Bagus Putra Suryadi,  saat dikonfirmasi, mengatakan Pustu Desa Suter merupakan wilayah Puskesmas Kintamani IV. Terkait adanya keluhan masyarakat terhadap layanan Pustu, IB Putra menyampaikan pasien tersebut datang ke Pustu pada Sabtu (3/12). Pasien tersebut datang dengan maksud untuk lepas-pasang implan KB.

Disebutkan, untuk layanan tersebut harus dilakukan di Puskesmas. Kata IB Putra, lepas-pasang implan KB ada proses pembedahan dan memiliki risiko infeksi. Sehingga membutuhkan lidokain (obat bius) dan antibiotik. Sesuai dengan aturan Kemenkes, di Pustu tidak diperbolehkan ada antibiotik. Sebab yang bertugas di Pustu adalah didan.

Disampaikan, antibiotik dan bius tidak tersedia di Pustu. Berdasarkan syarat atau aturannya, antibiotik hanya boleh dikeluarkan dengan resep dokter. "Kalau minum antibiotik tidak sesuai dengan aturan, akan berisiko terhadap pengobatan ke depan," tegasnya.

Hanya saja, pasien menolak untuk ke Puskesmas. "Saya sudah koordinasi dengan bidan desa yang kebetulan bertugas di sana. Tapi, pasien menolak untuk dirujuk ke Puskesmas. Pada hari Sabtu, saya dan satu dokter ada di Puskesmas," jelasnya.

Ditambahkan, Pustu sama dengan Puskesmas, namun dengan lingkup pelayanan lebih kecil, hanya mewilayahi desa. Pustu bisa menjalankan pelayanan kesehatan namun tanpa pemberian antibiotik. "Kalau pasien batuk/pilek bisa dilayani. Begitu pun program-program kontrol ibu hamil juga bisa. Cuma untuk pengobatan tertentu yang menggunakan antibiotik wajib diresepkan oleh dokter," ujarnya.

Disisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Bangli I Nyoman Arsana menyampaikan, pada Sabtu lalu ada pasien dan keluarganya menolak untuk dirujuk ke Puskesmas Kintamani IV. Dia hanya mau dilayani di Pustu. Kendati demikian pada Senin (5/12), dokter sudah mendatangi Pustu, dan pasien bersangkutan sudah terlayani oleh dokter. "Kami tidak tahu apa alasan masyarakat tidak mau dirujuk ke Puskesmas. Namun, kami tetap hargai masyarakat dengan mendatangkan dokter ke Pustu," ujarnya sembari mengatakan jarak antara Pustu Desa Suter dengan Puskesmas Kintamani IV sekitar 6 km. *esa

Komentar