nusabali

Bawaslu Bali Ajak Pemuda Lintas Agama Lawan Hoax dan SARA

  • www.nusabali.com-bawaslu-bali-ajak-pemuda-lintas-agama-lawan-hoax-dan-sara

MANGUPURA, NusaBali.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali mengajak elemen organisasi pemuda lintas agama untuk menangkal berita hoax yang dibungkus dalam bingkai suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam menghadapi tahapan Pemilu 2024.

"Tidak bisa dipungkiri banyak berita hoax, dan sebab inilah Bawaslu menyadari bahwa untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara di tengah perhelatan Pemilu, maka keterlibatan semua elemen bangsa dari berbagai latar belakang agama sangat diperlukan," ungkap Ketua Bawaslu Bali, Ketut Ariyani saat membuka kegiatan Sosialisasi Peran Pemuda Lintas Agama dalam Pengawasan Partisipatif, di Harris Hotel & Residence,Sunset Road, Kuta, Badung, Minggu (4/12/2022).

Dalam kegiatan sosialisasi ini melibatkan peserta dari berbagai elemen organisasi kepemudaan, yaitu Forum Generasi Muda Lintas Agama Provinsi Bali, Dewan Pimpinan Provinsi Bali Perhimpunan Pemuda Hindu, Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah Bali, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Bali.

Lalu dihadiri pula oleh Pemuda Katolik Komisariat Daerah Bali, Persekutuan Pemuda Kristiani Gereja Kristen dan Protestan Bali, DPD Patria Bali dan Pemuda Agama Khonghucu Indonesia Wilayah Bali.

Peran serta dari semua pemuda latar belakang agama ini diharapkan dapat membantu mengurangi gesekan-gesekan berbasis agama, ras, suku, dan disparitas sejenis yang dapat terjadi di dalam tahapan menjelang Pemilu mendatang.

Sementara perwakilan Pemuda Katolik Komisariat Daerah Bali, Emiliano Eto Tonga, mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang diadakan Bawaslu Bali ini, pihaknya pun mengatakan menuju tahun politik 2024 mendatang peran pemuda sangat nyata dalam menentukan arah peta persaingan peserta pemilu.

"Pemilih pada Pemilu 2024 memang didominasi oleh generasi muda, dan kontribusi generasi muda dalam menyongsong pesta demokrasi yang sehat dalam Pemilu sangatlah diperlukan, melalui keterlibatan berpartisipasi akan memberikan arti bagi proses penyelenggara pemilu yang berjalan dengan aman damai dan demokratis," ujarnya.

Di sisi lain, Founder Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi yang hadir sebagai pembicara menyampaikan, bahwa segala hal yang monumental diawali dengan kesukarelawanan, termasuk dalam Pemilu.

Lebih lanjut dia memaparkan, partisipasi merupakan bentuk nyata dari kerelawanan dari masyarakat yang sadar bahwa Pemilu itu tidak eksklusif milik penyelenggara dan peserta Pemilu saja.

“Permasalahan kurangnya partisipasi masyarakat pada Pemilu itu diakibatkan banyak faktor, yaitu pendidikan politik belum optimal, banyak sipil yang terlembaga belum termanfaat dengan masif, politik pragmatis dan transaksional, dan mindset bahwa Pemilu bukan milik rakyat,” tandas Yusfitriadi. *aps

Komentar