nusabali

Banjar Sekar Kejula Kelod Bangun Jembatan Darurat

  • www.nusabali.com-banjar-sekar-kejula-kelod-bangun-jembatan-darurat

NEGARA, NusaBali
Warga Banjar Sekar Kejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, dibantu oleh Babinsa Yehembang Kauh, Serda Zaenal Efendi, membangun jembatan darurat di Pangkung Telepus, Jumat (2/12).

Pembangunan jembatan darurat ini sebagai pengganti jembatan yang sebelumnya hanyut disapu banjir bandang, Senin (17/10) lalu.  Jembatan yang sebelumya putus tersapu banjir di Pangkung Telepus itu, merupakan jembatan plat deker yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Akibat terputusnya jembatan di pangkung yang merupakan anak Sungai Yehembang itu, mengakibatkan sebanyak 17 kepala keluarga (KK) terisolasi.

Untuk keluar-masuk ke rumah mereka, warga sempat harus turun ke pangkung. Hal itu pun cukup berisiko mengingat sewaktu-waktu bisa kembali terjadi banjir. Apalagi dari belasan KK yang sempat terisolasi itu, di antaranya merupakan warga lanjut usia (lansia) dan beberapa anak sekolah.

Namun dengan adanya jembatan darurat dengan material bambu yang dibangun warga bersama Babinsa pada Jumat kemarin, kini warga sekitar sudah bisa kembali lewat tanpa harus turun ke pangkung.  Agar bisa dilalui sepeda motor, juga dikerjakan pemasangan kayu sebagai alas jembatan darurat tersebut.

Dandim 1617 Jembrana Letkol Inf Teguh Dwi Raharja mengapresiasi langkah Babinsa Yehembang Kauh itu. Menurutnya, Babinsa sebagai aparat teritorial yang berada langsung di tengah masyarakat akan selalu hadir untuk mengatasi kesulitan rakyat.

"Ya contohnya seperti kegiatan Babinsa Yehembang Kauh untuk mengatasi kesulitan warga yang terisolir akibat jembatan putus. Babinsa memfasilitasi pembangunan jembatan darurat yang ada di Banjar Sekar Kejula, Desa Yehembang Kauh. Ini merupakan implementasi dari ‘8 Wajib TNI’," ujar Letkol Inf Teguh.

Sementara Perbekel Yehembang Kauh I Komang Darmawan mengatakan, pembangunan jembatan darurat di Pangkung Telepus itu, dilaksanakan secara swadaya oleh masyarkat yang juga dibantu oleh Babinsa Yehembang Kauh, Serda Zaenal Efendi. Selain membantu tenaga, sang Babinsa juga ikut membantu pengadaan kayu dan beberapa material pembangunan jembatan tersebut.

"Dibangun swadaya masyarakat, dan dibantu Babinsa. Sementara masih bersifat darurat. Tetapi rencanaya juga akan dipasang alas kayu agar bisa dilalui motor," ujar Darmawan.

Saat bencana banjir bandang Oktober lalu, Darmawan mengaku, ada dua jembatan di desanya yang putus. Selain jembatan di Pangkung Telepus itu, Jembatan Sekar Kejula yang menjadi akses utama penghubung Desa Yehembang Kauh dengan Desa Yehembang juga hanyut diterjang banjir.

"Kalau yang jembatan besar (penghubung Desa Yehembang Kauh-Desa Yehembang) belum ada  jembatan darurat. Kita dari desa juga tidak bisa berbuat banyak karena butuh biaya besar," ucap Darmawan.

Terkait putusnya Jembatan Sekar Kejula itu, Darmawan mengaku, tidak sampai mengisolasi warga. Namun jalur alternatif yang tersedia cukup jauh. Hal itu pun memaksa warga termasuk para siswa yang bersekolah di Desa Yehembang, terpaksa mengambil risiko menyeberang sungai.

"Sampai saat ini belum ada kepastian kepastian kapan ada perbaikan. Anak-anak masih tetap pulang-pergi sekolah nyeberang ke sungai. Kita pun berharap nantinya ada pembangunan jembatan darurat di sana (Jembatan Sekar Kejula)," ucap Darmawan. *ode

Komentar