Gede Agastya Berlaga di Grand Slam Tokyo

Hal itu dilakukan setelah dari Oceania Open 2022 di Perth, Australia pada 29-30 Oktober, "Saya ke Tokyo, Rabu (30/11) malam, sampai Kamis (1/12) pagi. Selanjutnya saya dan teman-teman menjalani latihan, sekaligus melihat venue pertandingan," ujar Agas dari Tokyo di NusaBali, Kamis (1/12).

Menurut Agas, ada empat pejudo Pelatnas yang mengikuti Kejuaraan Grand Slam. Namun, dari Bali hanya dia satu-satunya. Mereka didampingi manager dan pelatih Samsul Bahri Sani dari DKI Jakarta.

Sebagai satu-satunya pejudo dari Bali di Grand Slam, peraih medali emas +100 kg di SEA Games 2019 Filipina ini merasa senang. Dia juga bersyukur, terpilih mengikuti kejuaraan itu sehingga dapat menambah pengalamannya.

Sebab di sana akan turun para pejudo juara dunia. Sebab, Grand Slam menjadi salah satu ajang memperoleh point ke Olimpiade 2024 Paris. Anak pertama dari tiga bersaudara ini pun akan berusaha tampil maksimal di kejuaraan tersebut.

Terlebih dia akan mengahadapi lawan-lawan kuat seperti tuan rumah Jepang. Kemudian ada pejudo dari Korea Selatan, China, Bahrain, Mongolia, Uzbekistan, Kazastan dan Tunisia. Bahkan, negara Eropa juga turut mengirimkan pejudonya.

"Saya baru pertama kali ikut Grand Slam. Level Grand Slam berat-berat lawannya. Saya tidak ada target di sani, hanya akan main maksimal dan lepas saja. Semoga memperoleh hasil bagus," kata Agatya.

Peraih medali perak kelas +100 kg di Oceania Open 2022, Perth, Australia itu belum mengetahui lawan yang dihadapi. Pasalnya, technikal meeting dan timbang badan baru dilaksanakan Jumat (2/12). Sedangkan Agas baru bertanding pada Sabtu (3/12). *k22