nusabali

Cegah Kasus Gigitan Anjing, Desa Didorong Bentuk Tim Siaga Rabies

  • www.nusabali.com-cegah-kasus-gigitan-anjing-desa-didorong-bentuk-tim-siaga-rabies

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pertanian (Distan) Buleleng mendorong desa-desa di Buleleng membentuk relawan tim siaga rabies (tisira).

Tim ini berperan mengedukasi terkait bahaya rabies dan penanganannya kepada masyarakat. Hal ini untuk mencegah berulangnya kasus gigitan anjing serta menekan angka kematian akibat penyakit ini.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Distan Buleleng Made Suparma mengatakan, masyarakat berperan penting dalam pencegahan dan penanganan rabies. Untuk itu, pihaknya berencana akan membentuk relawan Tisira ini di setiap desa yang ada di Buleleng. Sejauh ini, relawan Tisira telah dibentuk di Desa Mayong, Kecamatan Busungbiu.

"Tahun depan, kami akan fokuskan ke Tisira. Kami berharap peran masyarakat lebih banyak, karena kami memiliki tenaga yang terbatas, tapi kami tetap dampingi. Kami berikan pengarahan kepada tim Tisira, perkembangan baru rabies seperti apa dan bagaimana bahayanya," kata Suparma, dikonfirmasi Rabu (30/11).

Dia menganggap, keberadaan Tisira cukup efektif membantu menekan angka kasus kematian akibat rabies. Seperti di Desa Mayong, Kecamatan Busungbiu. Di desa tersebut sosialisasi bahaya serta penanganan rabies gencar dan rutin dilaksanakan oleh relawan Tisira. Sehingga kesadaran masyarakat desa akan bahaya rabies meningkat.

Dengan begitu kendati masih ada kasus gigitan, penanganan dapat lebih cepat dilakukan karena kesadaran masyarakat sudah tinggi. Mereka langsung melapor ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) sehingga tidak sampai menimbulkan kasus kematian akibat gigitan anjing.

"Kasus gigitan pasti ada saja, yang terpenting kesadaran masyarakat dalam penanganan sudah ada. Misalnya di Desa Mayong ada 10 kasus gigitan tapi penanganannya bisa lebih cepat karena sudah sadar akan bahaya serta mengetahui penanganan rabies. Sehingga bisa dicegah dengan penanganan yang cepat," tandasnya.

Untuk diketahui, kasus kematian akibat gigitan anjing rabies di Buleleng terbilang cukup tinggi. Sejak bulan Januari hingga November 2022 ini, sudah ada 12 kasus kematian akibat rabies. Sementara pada bulan November saja, ada 4 orang yang meninggal dunia karena penyakit ini. Terakhir, seorang pria asal Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, berusia 35 tahun, meninggal pada Senin (28/11) pagi di RSUD Buleleng, Kota Singaraja.

Hampir seluruh korban meninggal dunia tersebut karena tak mendapatkan VAR. Pemerintah pun mengimbau kepada warga yang mengalami gigitan anjing, segera melapor ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. Sehingga dapat segera ditangani dengan VAR serta tim medis dapat melakukan pengawasan kondisi kesehatannya. *mz

Komentar