nusabali

Sampah Kiriman di Pantai Labuan Sait Cenderung Menurun

  • www.nusabali.com-sampah-kiriman-di-pantai-labuan-sait-cenderung-menurun

MANGUPURA, NusaBali.com - Setelah fenomena sampah kiriman yang terjadi di Pantai Kuta dan Jimbaran, kini Pantai Labuan Sait, Pecatu, Badung, terkena imbas akibat faktor cuaca hujan yang ekstrem.

Faktor musim hujan dan banjir di wilayah pesisir barat menyebabkan sampah terbawa ke laut dan dihempaskan ke bibir pantai oleh hembusan angin barat. 

Alhasil terlihat dari pantauan, sampah yang menepi didominasi oleh batang dan ranting pohon.

Hal ini diakui oleh Manajer Pengelola DTW Pantai Labuan Sait, I Wayan Wijana,  Senin (28/11/2022) siang. 

I Wayan Wijana mengakui jika kondisi ini  adalah hal yang wajar dan memang sering terjadi setiap tahunnya di Pantai Labuan Sait. 

Walaupun menjadi fenomena tahunan, I Wayan Wijana membeberkan jika kondisi sampah kiriman tahun ini tidak terlalu banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

“Fenomena ini tidak sering terjadi,  tergantung cuaca dan arah angin. Hal ini bisa dikatakan terjadi di setiap tahun yang biasanya pada bulan Oktober - November atau saat musim penghujan. Tetapi tahun ini sampah kiriman relatif sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang didominasi oleh sampah ranting kayu dan ada beberapa sampah plastik,” ujarI Wayan Wijana.
 
Sampah kiriman yang terlihat menepi yang terletak di bawah tebing kapur ini, membuat proses pembersihan membutuhkan waktu yang lama mengingat akses menuju atas harus menaiki anak tangga dengan ruang yang dihimpit tebing-tebing seperti goa. 

Untuk membersihkan sampah kiriman tersebut, masyarakat berjibaku mengevakuasi dengan cara membakar ranting kayu secara bertahap dan dievakuasi oleh masyarakat. 

Mengingat akses pantai yang cukup terjal, sampah-sampah dengan volume yang berat akan dipindahkan dengan alat katrol listrik yang telah disewa oleh pihak pengelola. 

Cara ini digunakan agar memaksimalkan pekerjaan dan mengurangi permasalahan sampah kiriman yang menepi. 

“Kami akan siapkan alat katrol listrik agar kayu-kayu dengan ukuran yang besar bisa dinaikkan setelah dipotong,” tandasnya.

Di samping menggunakan alat katrol listrik, I Wayan Wijana menuturkan jika kepedulian serta partisipasi masyarakat mulai dari staf di bawah manajemen Uluwatu turut bersinergi  dengan para pedagang di Pantai Labuan Sait, Sekaa Massage, Lifeguard, hingga Sekaa Nelayan yang secara gotong royong membantu membersihkan kawasan Pantai Labuan Sait. 

Jika sampah kiriman terbilang banyak, biasanya akan turut dibantu oleh elemen masyarakat lainnya.

“Kami tetap tangani dengan semangat dan sampah plastiknya kita ambil. Partisipasi sosial masyarakat sangat tinggi dalam penanganan sampah. Bukan hanya sampah kiriman saja, tetapi penanganan sampah harian di samping staf kami juga dibantu oleh elemen masyarakat yaitu sekaa dagang, sekaa massage, dan lain-lain,” paparnya.

Tentu hal ini dikarenakan kesadaran dari pada masyarakat untuk menjaga daya tarik wisata Pantai Labuan Sait agar tetap bersih dan enak dipandang orang. 

Sehingga percaya dengan kesadaran masyarakat untuk membersihkan Pantai Labuan Sait, wisatawan tidak akan kompline soal kebersihan Pantai Labuan Sait. 

Para wisatawan pun dikatakannya maklum akan fenomena sampah kiriman ini karena para wisatawan menyadari hal ini terjadi akibat faktor alam.

Ke depan, untuk mengatasi masalah ini, pihaknya akan tetep bekerjasama secara berkesinambungan antar elemen masyarakat, staf, dan pelaku pariwisata di Pantai Labuan Sait.

I Wayan Wijana pun berharap mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Badung terkait efektivitas evakuasi sampah kiriman di Pantai Labuan Sait yang terjadi setiap tahunnya. 

“Agar terus dijalin kerjasama antar elemen atau lintas elemen dan masyarakat dalam penanganan sampah. Juga keberlangsungan pariwisata sehingga pariwisata bisa terus berlanjut dan memberikan manfaat. Tentu terakhir, saya terus berharap juga ada perhatian dari pemerintah daerah,” pungkas I Wayan Wijana. *ris

Komentar