nusabali

Bupati-Wabup Mapayas Agung, Kepala OPD Jadi Tokoh Pewayangan

Semarak Parade Budaya Nusantara Peringati HUT ke-529 Kota Tabanan

  • www.nusabali.com-bupati-wabup-mapayas-agung-kepala-opd-jadi-tokoh-pewayangan

Parade budaya nusantara ini mengambil konsep tematik pegunungan dan pesisir yang menggambarkan geografis Tabanan, terdiri atas pegunungan dan pesisir.

TABANAN, NusaBali
Parade Budaya Nusantara serangkaian HUT ke-529 Kota Tabanan berlangsung semarak, Minggu (27/11). Menariknya dalam pawai ini seluruh kepala OPD, anggota DPRD, hingga camat mengenakan pakaian pewayangan. Termasuk Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya bersama Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan beserta istri mengenakan payas agung madifikasi. Untuk mempersiapkan diri ikut pawai ini sebagian besar pimpinan OPD ini sudah bangun sejak dinihari untuk berhias.

Pakaian pewayangan yang dikenakan mulai dari pakaian tokoh Mahabrata, hingga Ramayana. Seperti misalnya pakaian tokoh Arjuna yang dikenakan Kadis Pertanian I Made Subagia, tokoh Yudistira didapat Kadis PUPRPKP Tabanan I Made Dedi Saputra. Kemudian tokoh Bima dikenakan oleh Kasat Pol PP Tabanan Gede Sukanada, Kadis Kominfo I Putu Dian Setiawan mendapatkan peran Pandu ayah dari Panca Pandawa, Kadis Kebudayaan Wayan Sugatra kenakan pakaian Cak Dag. Bahkan yang tak kalah menariknya Sekda Tabanan I Gede Susila mengenakan pakaian tokoh Hanoman.

Parade Nusantara ini dimulai pukul 08.00 Wita mengambil start dari Kantor Bupati Tabanan menuju panggung kehormatan di Jalan Gajah Mada. Iring-iringan parade diikuti pelajar dan masyarakat umum karena menampilkan marcing band hingga potensi budaya di masing-masing kecamatan. Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengatakan parade budaya nusantara dibuat serangkaian HUT ke-529 Kota Tabanan. Tabanan mencoba menyuguhkan parade yang merangkul seluruh kesenian yang ada. Sehingga ditampilkan berbagai macam kesenian khas di masing-masing kecamatan. Tak lupa pula kesenian khas dari luar Pulau Bali, seperti Reog Ponorogo, Tari Gandrung dan lainnya juga ikut diparadekan. "Kita bangkitkan lagi kesenian pasca Covid-19, karena sejak 2 tahun vakum akan hal itu," jelasnya.

Menurutnya parade ini disambut antusias oleh masyarakat. Apalagi seluruh kepala OPD, camat, DPRD ikut berbusana pewayangan dan payas agung hingga payas madya. "Kita ikut berparade ingin merasakan ikut ditonton, biasanya kita kan menonton saja. Ternyata sulit berpakaian kebesaran ini, gelungan berat namun maknanya kebersamaan dan mengapresiasi para seniman yang setiap parade ikut," katanya.

Tak hanya itu dengan ikut berparade ini, diakui bisa membantu UMKM terutama salon. Karena sejak subuh para pejabat sudah mapayas (berhias). "Seperti tujuan awal bahwa HUT Kota Tabanan ini juga dijadikan sebagai ajang meliang-liang pasca Covid-19," katanya. Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Tabanan, I Putu Dian Setiawan mengaku senang berpakaian pewayangan. Sesuai undian dia memperoleh mengenakan busana pandu ayah dari Pandawa. "Senang dapat peran ini, karena ikut memeriahkan HUT Kota Tabanan," akunya.

Kata dia, untuk persiapan ini, dia sudah lakukan sejak dua hari, mulai dari fiting baju hingga persiapan berhias. "Saya bangun pagi-pagi sekali jam 3 untuk berhias. Sebagian besar teman-teman bangun subuh. Ada yang manggil salon dan berhias di Kantor Bupati," ungkapnya. Bahkan dengan ikut berpartisipasi berpakaian pewayangan, diakui bisa ikut membantu UMKM di Tabanan utamanya salon.

Berbeda dengan Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan. Dia dan istri mengenakan pakaian pakem payas agung. Hanya saja dia tak sampai bangun subuh untuk berhias. Karena pakaian yang digunakan sedikit simpel dan tanpa polesan wajah. "Saya berhias dari jam 6 pagi, yang perempuan baru bangun subuh," akunya.

Di sisi lain serangkaian dengan parade, Bupati Tabanan juga me-launching Tari Kebesaran Singasana AUM. Jayaning berarti Jaya atau Kejayaan, Singasana bermakna Linggih atau Sasana dan AUM adalah Aman, Unggul dan Madani, sehingga tarian ini akan menggambarkan kejayaan Kabupaten Tabanan sebagai Singasana yang bergerak terus, dinamis, bersinergi antar pemimpin dan rakyatnya.

“Hal ini dicirikan dari gerak tari yang bersinergi, yaitu perpaduan konfigurasi Tri Sakti, antara sang Pencipta, Pemelihara dan Pelebur menjadi Eka Sakti untuk menuju masyarakat Tabanan yang sejahtera, kejayaan Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani. Tarian ini merupakan rangkuman visi misi Pemerintah Jaya-Wira yang diterjemahkan dalam visualisasi gerak," tandasnya.

Kadis Kebudayaan Tabanan Wayan Sugatra menambahkan parade budaya nusantara tersebut mengambil konsep tematik pegunungan dan pesisir. Konsep diambil untuk menggambarkan geografis Tabanan sehingga dalam parade ditampilkan seluruh aktifitas keseharian masyarakat pegunungan dan pesisir. "Aktifitas di pesisir ya nelayan, dan aktifitas di pegunungan bercocok tanam. Tabanan adalah kabupaten yang paling lengkap, ada gunung, danau dan pantai," terangnya. *des

Komentar