nusabali

Banjar Segara Kuta Gelar Lomba Tari Bapang Barong Ket dan Makendang Tunggal

  • www.nusabali.com-banjar-segara-kuta-gelar-lomba-tari-bapang-barong-ket-dan-makendang-tunggal

MANGUPURA, NusaBali.com – Gelaran Lomba Tari Bapang Barong dan Makendang Tunggal resmi berakhir di Pantai Jerman, Jalan Kartika Plaza Banjar Segara Kuta, Bali tepatnya di stage terbuka Pantai Jerman, berjalan sukses hingga berakhir pada Minggu (27/11/2022) malam.

Gelaran ini merupakan serangkaian acara ‘Bhinneka Pantai Jerman Culture Festival’. Pada hari terakhir, gelaran ini dipungkasi oleh 10 penampilan dari nomor undi 21 sampai dengan nomor undi 30, yang pada dua hari sebelumnya sejak Jumat (25/11/2022) telah diikuti oleh 20 peserta Bapang Barong dan Makendang Tunggal. 

Alhasil, di akhir acara menetapkan sebanyak 4 pemenang untuk Lomba Bapang Barong dan sebanyak 4 pemenang untuk lomba Makendang Tunggal.

Juara I lomba Bapang Barong diraih oleh I Putu Ryan Arya Saputra dan I Made Wahyu Ariawan dengan total nilai 191, Juara II diraih oleh I Dewa Gede Deva Agastya Wijaya dan  I Dewa Made Candra Wiguna dengan total nilai 188, Juara III diraih oleh I Made Rai Wawan Sukma Wijananda dan I Kadek Agus Andika Putra dengan total nilai 185, dan Juara IV diraih oleh I Made Adhi Wiguna dan I Wayan Dewangga Mardheya dengan total nilai 183.

Pada kesempatan ini juga diserahkan hadiah bagi pemenang Makendang Tunggal, Juara I oleh I Dewa Made Dwi Andika Ariesta dengan total nilai 183, Juara II diraih oleh I Made Dwi Nadyanta Smara dengan total nilai 179, Juara III diraih oleh I Wayan Pasek Suramenala dengan total nilai 177, dan Juara IV diraih oleh Komang Raditya Satria Nugraha dengan total nilai 169.

Di sela-sela kegiatan, Koordinator Kesenian Bhinneka Pantai Jerman Culture Festival, I Gusti Made Darma Putra mengatakan jika lomba ini merupakan kali pertama dilangsungkan di Pantai Jerman.

“Jadi kenapa kita memilih lomba Bapang Barong dan Makendang Tunggal ini karena secara euforianya lomba Bapang Barong dan Makendang Tunggal saat ini menjadi sebuah tren yang memang di gemari dan juga menjadi sebuah ajang lomba yang memang sangat bergengsi di seluruh Bali,” ujar Koordinator Kesenian Bhinneka Pantai Jerman Culture Festival, I Gusti Made Darma Putra.

Pelaksanaan lomba kali ini bersifat terbuka untuk generasi muda se-Bali dengan total peserta sebanyak 30 pasang Juru Kendang dan Juru Bapang Barong dengan durasi waktu 15 sampai 17 menit. Untuk diketahui, pelaksanaan lomba Bapang Barong diiringi  Sanggar Seni Surya Art, Sanggar Seni Kuta Kumara Agung, dan Sanggar Seni Kerti Yasa Kuta.

Pelaksanaan lomba, kata I Gusti Made Darma Putra, menggunakan format berpasangan dengan mekanisme paket. Sehingga Juru Bapang Barong dan Juru Kendang di setiap tim akan berlomba dalam satu paket (tidak dipisah).

“Karena ini merupakan sebuah lomba awal di Festival Pantai Jerman jadi kita mencoba membuat sebuah perlombaan dengan konsep paket. Jadi Juru Bapang Barong dan Juru Kendangnya satu paket. Namun tidak menutup kemungkinan ke depan dalam festival berikutnya kita akan mengusung konsep tarung bebas dan juga menambahkan pernak-pernik lainnya sehingga perlombaan atau festival bapang barong ini semakin memberikan  warna baru dalam sebuah perlombaan seni di Bali,” jelasnya.

Soal syarat atau ketentuan lomba, pihaknya telah mendiskusikannya pada saat technical meeting sehingga telah terformulasi pada kriteria yang sudah menjadi sebuah pedoman. Mulai dari teknik perlombaan hingga materi perlombaan telah disepakati bersama sehingga hal itu menjadi sebuah acuan agar nantinya setelah perlombaan tidak akan ada yang diperdebatkan oleh peserta karena semua ketentuan sudah di formulasikan dengan baik sebelumnya.

Animo peserta yang mengikuti lomba Bapang Barong dan Makendang tunggal pun dikatakan I Gusti Made Darma Putra sangat luar biasanya. Bahkan sebelum berakhirnya masa pendaftaran, pihaknya sudah menutup pendaftaran karena telah memenuhi target maksimal yakni 30 peserta atau tim.

“Karena kapasitas kita mengadakan lomba ini terbatas sebanyak 30 grup atau tim. Yang pasca pendaftaran sekitar 10 atau 15 yang kita memang tidak bisa tampung lagi (bukan di tolak) karena memang kapasitas peserta yang harus 30 tim,” ujarnya.

Ia selaku panitia penyelenggara lomba berharap festival ini dapat menjadi sebuah ikon salah satunya pertunjukan ikon seni budaya di Bali.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, salah satu Juri Lomba Bapang Barong, I Gede Oka Surya Negara mengatakan kualitas para peserta semakin hari semakin meningkat dan jumlah peserta semakin banyak.

“Karena pelaksana lomba memberikan kesempatan kepada penari-penari baru untuk menjadi seorang penari barong. Ketika ada lomba jadi para pemuda itu istilahnya teruna semakin semangat ya, kalau tidak ada event seperti ini mungkin ada rasa malas untuk belajar,” ujar I Gede Oka Surya Negara setelah melakukan penjurian.

Ia pun membeberkan jika pihaknya sangat kesulitan untuk mencari para juara karena kualitas para peserta yang tidak dapat diragukan lagi. 

“Saya merasakan pada awal-awal saya menjadi juri itu makin hari semakin susah menilai karena banyaknya lomba sehingga para peserta itu mendapatkan kesempatan yang banyak untuk belajar. Apalagi saat penjurian hari ini, lebih sulit sekali. Karena mereka punya power, agak susah juga menilai, jadi harus teliti betul dengan tim juri yang lain,” bebernya.

I Gede Oka Surya Negara pun berharap kepada pihak banjar, desa atau pemerintah selalu mengadakan kegiatan kebudayaan seperti ini. Karena ia percaya jika mengadakan lomba seperti ini tidak hanya membina secara praktik tetapi memberikan kesempatan bagi para pemuda atau teruna untuk belajar menjadi seorang penari barong. 

“Sehingga tidak khawatir lagi bahwa nanti di Pura tidak ada yang ngayah (Pelayanan, Red). Jadi amanlah kalau sudah begini ada generasi penerus sehingga ini juga menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai generasi muda untuk mengembangkan dan melestarikan seni budaya Bali,” pungkasnya. *ris



Komentar