nusabali

Mangkal di Kuta, 17 Gepeng Terjaring Razia

Semua Pemain Lama, Hanya Satu Wajah Baru

  • www.nusabali.com-mangkal-di-kuta-17-gepeng-terjaring-razia

Sebelum KTT G20, ratusan gepeng sudah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Namun kini kembali muncul dan beraksi lagi.

MANGUPURA, NusaBali
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung kembali mengamankan 17 gelandang dan pengemis (gepeng) di wilayah Kecamatan Kuta, Badung pada Rabu (23/11). Dari 17 gepeng yang diamankan, 16 di antaranya ‘pemain lama’, hanya satu orang wajah baru. Para gepeng yang diamankan kemudian langsung diserahkan ke Dinas Sosial untuk proses pembinaan dan juga pemulangan ke kampung asal mereka.

Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, mengatakan razia yang dilakukan pada Rabu siang hingga sore itu menyasar sejumlah titik yang kerap dijadikan tempat mangkal para gepeng. Kebanyakan para gepeng itu beraksi di Jalan Raya Kuta tepatnya di depan Joger, Jalan Dewi Sri dan Simpang Imam Bonjol.

Razia ini, kata Suryanegara merupakan razia pertama setelah perhelatan KTT G20. “Sebelum KTT G20 kita gencar lakukan razia. Kemudian setelah event kita coba lakukan lagi dan ternyata masih ada saja gepeng yang masih beraksi,” kata Suryanegara, Kamis (24/11).

Dijelaskan, titik pertama yang disasar tim Satpol PP Badung dan Satpol PP BKO Kuta adalah Jalan Raya Kuta. Dari lokasi itu mengamankan 10 gepeng. Kemudian di lokasi kedua Jalan Dewi Sri, timnya mengamankan tiga gepeng dan terakhir di Simpang Imam Bonjol mengamankan 4 gepeng. Para gepeng yang terjaring dalam razia itu sedang melancarkan aksi meminta-minta di tiga titik itu. “Para gepeng ini diamankan tanpa perlawanan. Semuanya dibawa ke kantor Satpol PP BKO Kuta untuk didata,” jelas Suryanegara.

Dari pendataan terdapat 17 gepeng yang didominasi oleh anak-anak. Mirisnya, dari total tersebut sebanyak 16 orang merupakan pemain lama. Hanya satu orang saja wajah baru. Usai didata, para gepeng tersebut diangkut ke kantor Dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan dan proses pemulangan ke kampung halaman masing-masing. “Semuanya kita serahkan ke Dinsos, yang jelas para gepeng ini diberikan pembinaan terlebih dahulu,” tegas Suryanegara, birokrat asal Denpasar ini.

Suryanegara tidak menampik kalau penanganan gepeng ini tidak pernah ada habisnya. Sebelum perhelatan KTT G20, pihaknya gencar melakukan razia dan mengamankan ratusan gepeng. Semuanya pemain lama dan sudah dipulangkan ke kampung asal. Namun setelah event internasional itu, mereka justru kembali muncul dan beraksi di wilayah Kuta. “Ini tidak akan pernah selesai kalau tidak ada sinergitas. Ya, harapannya ada kolaborasi dalam mengatasi gepeng. Apalagi kunjungan wisatawan sudah mulai meningkat,” katanya. *dar

Komentar