nusabali

Siasati Kurang Guru, Regrouping Siswa SD

  • www.nusabali.com-siasati-kurang-guru-regrouping-siswa-sd

AMLAPURA, NusaBali
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem, berencana menggabungkan siswa SD di sejumlah sekolah.

Langkah ini untuk menyiasati kekurangan ratusan guru. Alternatif lain, membuat perjanjian kontrak kerja antara sekolah dengan calon guru untuk menggaji guru dengan dana BOS (bantuan operasional sekolah).

Kadisdikpora Karangasem I Wayan Sutrisna mengungkapkan hal itu di ruang kerjanya, Jalan Veteran Amlapura, Rabu (23/11). Sutrisna tengah menyiapkan alternatif kekurangan guru, mulai berlaku Januari 2023. Mantan Kadis Perindustrian dan Perdagangan Karangasem ini mengakui Karangasem krisis guru, bahkan dalam kondisi darurat. Sebab, ratusan guru memasuki purnatugas belum ada penggantinya, sejak tahun 2019 tercatat 146 guru purnatugas, tahun 2020 sebanyak 147 guru, tahun 2021 sebanyak 153 guru, dan tahun 2022 sebanyak 269 guru.Tahun 2023, guru memasuki pensiun dengan jumlah terbanyak 420 guru purnatugas, dan tahun 2024 sebanyak 378 guru.

"Kami telah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki program bidang pendidikan guru. Tujuannya, agar mahasiswa melakukan magang di Karangasem, dengan mendidik siswa SD," katanya.

Walau magang itu ada batasannya selama 3 bulan, tetapi shift berikutnya diganti mahasiswa angkatan berikutnya, sehingga terus berkesinambungan dapat tenaga guru. "Kami juga telah mendata SD yang kekurangan guru mata pelajaran, dan guru kelas. Nantinya yang kekurangan guru  mata pelajaran, agar mahasiswa yang sesuai jurusannya mengajar di sekolah itu. Kebutuhan guru kelas, juga demikian," lanjut I Wayan Sutrisna.

Sementara pengadaan CPNS belum ada, dan pengangkatan guru kontrak tidak lagi dapat izin. "Walau guru kontrak kemudian naik statusnya jadi guru PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), itu tidak menyelesaikan masalah terkait kekurangan guru, hanya statusnya yang berubah," tambahnya.

Disinggung pentingnya meregrouping SD terdekat, agar permasalahan kekurangan guru bisa teratasi. "Belum bisa, karena proses administrasinya ruwet dan mengurusnya panjang," katanya.

Beda dengan menggabungkan siswa jadi satu sekolah, dengan administrasi guru dan siswa berbeda-beda, itu lebih cepat realisasinya. Guru, katanya, bisa saja mengajar di sekolah berbeda, tetapi administrasinya tetap di sekolah asalnya, sesuai SK pengangkatan. Begitu juga siswa, bisa saja belajar di sekolah berbeda tetapi secara administrasi tetap masuk di sekolah asalnya, asalkan penggabungan siswa itu di antara sekolah terdekat.

I Wayan Sutrisna menyebutkan, di Karangasem ada 358 SD, dan 48 SMP negeri dan swasta, di semua sekolah rata-rata kekurangan guru, terutama di tingkat satuan pendidikan SD.

Tercatat kekurangan guru di tingkat SD sebanyak 475 guru, selebihnya di SMP sebanyak 575 guru. Kebanyakan guru SD yang kurang adalah guru kelas sebanyak 213 guru dari kebutuhan ideal 2.256 guru, kekurangan 79 guru PJOK dari kebutuhan ideal 372 guru, selebihnya kekurangan guru mata pelajaran.*k16

Komentar