nusabali

Gempa Guncang Cianjur, 62 Orang Tewas

Gempa Dangkal M 5,6, Guncangan Terasa Kuat di Jakarta

  • www.nusabali.com-gempa-guncang-cianjur-62-orang-tewas

Gempa berpusat di Cianjur, Jawa Barat ini hingga mengguncang Jakarta siang kemarin, sejumlah anggota DPR RI di gedung DPR Senayan berhamburan keluar.

CIANJUR, NusaBali
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan korban meninggal dunia akibat gempa Magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada pukul 13.21 WIB hingga semalam pukul 19.34 WIB tercatat sebanyak 62 jiwa. Sementara 700-an orang mengalami luka-luka dan ribuan warga terpaksa harus mengungsi pasca gempa.

“Data terakhir Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Senin (21/11) sampai dengan pukul 19.34 WIB mencatat 62 orang meninggal dunia,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin malam. Abdul menuturkan warga yang meninggal tersebar di Desa Rancagoong di Kecamatan Cilau, Desa Limbagansari di Kecamatan Cianjur, dan Kecamatan Cugenang.

Selain korban jiwa, 25 orang masih tertimbun runtuhan bangunan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Sementara 79 orang lainnya luka-luka. Adapun total warga mengungsi dilaporkan sebanyak 5.389 orang yang tersebar di beberapa titik. Abdul turut melaporkan kerusakan infrastruktur di Kabupaten Cianjur, ada sebanyak 2.272 rumah rusak, satu unit pondok pesantren rusak berat, satu RSUD Cianjur rusak ringan, empat unit gedung pemerintah rusak, tiga unit sarana pendidikan rusak serta satu unit sarana ibadah rusak.

Kerusakan infrastruktur juga tercatat di Kabupaten Bogor yakni sebanyak 46 rumah rusak, Kabupaten Sukabumi 443 rumah rusak dan di Kota Sukabumi sebanyak 14 unit rumah rusak. “Gempa juga menyebabkan longsor yang menutup jalan lintas provinsi di Kabupaten Cianjur,” katanya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, katanya, masih terus melakukan pendataan terkait jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Sementara untuk kebutuhan mendesak di lapangan yaitu 20 unit tenda, alat berat untuk evakuasi, 10 unit penerangan, 100 unit velbed dan bahan bakar minyak. Ia mengimbau warga di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya untuk mengungsi apabila dirasa rumahnya masih belum aman dari bahaya gempa bumi, juga tetap waspada adanya potensi gempa susulan.

“Kami mohon pada para warga untuk mengikuti dan mendapatkan informasi dari kanal resmi BNPB, BMKG, BPBD dan pemerintah daerah setempat. Karena gempa susulan masih dirasakan di lapangan meski dengan kekuatan lebih kecil dari gempa sebelumnya,” kata Abdul. Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut sekitar 700 warga mengalami luka-luka akibat gempa di Kabupaten Cianjur. "Karena masih banyak warga yang terperangkap di tempat kejadian, kita asumsikan korban meninggal bertambah seiring waktu," kata Ridwan Kamil di RSUD Cianjur, Kabupaten Cianjur, Senin kemarin.

Dia mengatakan banyak bangunan yang hancur akibat gempa tersebut. Dia mengatakan kegiatan kedaruratan dilakukan di luar ruangan untuk mengantisipasi gempa susulan. Gubernur Ridwan Kamil datang ke RSUD Cianjur pada Senin, menjelang malam. Di lokasi tersebut, ia meninjau para korban akibat gempa yang sedang ditangani petugas di tenda di halaman atau tempat parkir rumah sakit.

Gempa berpusat di Cianjur, Jawa Barat ini hingga mengguncang Jakarta siang kemarin. Bahkan sejumlah anggota DPR RI di gedung DPR Senayan Jakarta berhamburan keluar. Seluruh anggota dewan, karyawan, hingga petugas keamanan di dalam gedung DPR berhamburan keluar. Mereka panik dan riuh berlarian ke luar gedung. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, yang tengah mengikuti rapat di DPR RI, meminta anggota dewan keluar dari gedung. Laporan BMKG menyebutkan gempa terjadi pada pukul 13.21 WIB. Dwikorita merasakan guncangan saat rapat di Komisi V. "Pusatnya di Cianjur, jadi kami khawatir sebaiknya keluar dulu, khawatir, 30 menitan (keluar gedung dulu), kemungkinan masih ada gerakan," ujar Dwikorita, di DPR, Senin kemarin.

Para penghuni gedung tinggi di Jakarta pun panik saat gempa terjadi. Beberapa penghuni gedung tinggi tampak keluar dari gedung. Mereka berkumpul di halaman kawasan perkantoran. Di Jakarta, warga di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, hingga Jakarta Pusat merasakan getaran yang kuat selama beberapa detik. Warga di Depok, Bogor, hingga Tangerang Selatan juga merasakan getaran kuat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa magnitudo (M) 5,6 yang terjadi di Cianjur termasuk kategori gempa dangkal. BMKG menjelaskan alasan gempa tersebut bersifat merusak. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, awalnya menjelaskan beberapa wilayah di Jawa Barat, termasuk Cianjur, termasuk dalam kawasan seismik aktif. Menurutnya, fakta ini menjadikan wilayah-wilayah itu memang rawan dan sering terjadi gempa.

"Perlu kita ketahui bahwa wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, juga Bandung itu secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks, disebut aktif memang kawasan ini sering terjadi gempa," kata Daryono saat konferensi pers via Zoom, Senin kemarin.

Tak hanya rawan gempa, Daryono menyebut wilayah-wilayah tersebut juga cenderung sering terdampak gempa dangkal. Pasalnya, kata dia, ada beberapa sesar-sesar yang ditemukan di wilayah tersebut. "Jadi kompleksitas tektonik ini memicu, berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, fakta tektonik semacam ini menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan rawan gempa secara permanen, dan dengan karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake ini," ucapnya.

Karena itulah, lanjut Daryono, gempa di Cianjur yang terjadi beberapa saat lalu bersifat merusak. Dia menyebut gempa dangkal dengan kekuatan magnitudo 4-5 bisa merusak secara signifikan. "Karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake ini, itu gempanya tidak harus berkekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan, karena gempanya rata-rata dangkal ya, bisa kurang dari 10 kilometer, bisa kurang dari 15 kilometer, dan itu tidak butuh kekuatan besar misalnya di atas (magnitudo) 7, tapi kekuatan (magnitudo) 4, 5, 6 itu bisa timbulkan kerusakan yang signifikan," jelasnya dilansir detik.com.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap gempa tersebut berada di kedalaman 10 km. "Kemudian kedalaman pusat gempa adalah sekitar 10 km," kata Dwikorita di gedung DPR, Jakarta. Laporan BMKG menyebutkan gempa terjadi pada pukul 13.21 WIB. Titik gempa ada di 6,84 derajat Lintang Selatan dan 107,05 derajat Bujur Timur. BMKG menyampaikan gempa tidak berpotensi tsunami. Dwikorita mengatakan gempa tersebut diduga diakibatkan patahan geser. "Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri, jadi bergerak kembali," ucapnya.

Dia mengimbau masyarakat yang sedang berada di dalam gedung keluar terlebih dahulu. Menurutnya, gempa susulan bisa saja terjadi kembali. *ant

Komentar