nusabali

MUTIARA WEDA : Radikalisme

  • www.nusabali.com-mutiara-weda-radikalisme

Damailah di angkasa, damai di antariksa (luar angkasa), damai di bumi, damai di air, damailah segala yang hidup, damai di hutan dan gunung, para Dewa memperoleh kedamaian, Tuhan Yang Maha Damai memberi kedamaian pada segalanya, hanya kedamaian yang dapat menyatukan bukan yang lainnya.

dyauh santir antariksam santih, prthivi santir apah santir osadhayah santih,

vanaspatayah santir visve devah santih,brahman santih sarvam santih,
santir eva santih sa ma santir edhi.  
(Yajur Veda XXXVI.17)

 
Isu radikalisme yang merebak belakangan ini di Indonesia disinyalir akan melemahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa. Ideologi Pancasila yang sejak awal kemerdekaan memayungi keutuhan NKRI saat ini sedang mengalami pengeroposan. Beberapa ormas disinyalir memiiki visi dan misi tidak sejalan dengan Pancasila dan bahkan ingin menggantikannya dengan ideologi lain. Gerakan radikalisme ini juga dikabarkan telah sampai menyusup ke kampus-kampus. Generasi muda kampus sepertinya secara perlahan dialihkan pahamnya dari paham Pancasila yang nasionalis menuju paham yang bersifat sektarian tertentu.

Melihat kondisi itu, bagaimana Hindu memandang mengenai radikalisme tersebut? Sebelum menjawabnya, ada beberapa hal yang harus kita pahami mengapa paham radikalisme itu muncul. Pertama, secara umum paham ini muncul hanya ketika ada kelompok tertentu yang merasa tertekan atau terancam oleh kelompok lainnya dalam jangka waktu yang panjang. Radikalisme ini muncul lebih merupakan sebuah perlawanan kepada kelompok yang dianggap mengancam keberadaannya. Mereka kemudian mencari dalil-dalil untuk membenarkan tindakannya. Salah satu tindakan yang paling sederhana dilakukan adalah kekerasan. Ini akan dengan mudah berbelok menjadi ajang balas dendam.

Kedua, radikalisme muncul bermotif kekuasaan atau politik. Manusia dikatakan memiliki libido berkuasa yang tinggi. Oleh mereka yang memiliki kecakapan dan kemampuan untuk melampiaskan libidonya, mereka kemudian mencari pembenaran. Agama adalah salah satu hal yang sangat efektif digunakan karena agama mengakar di hati masing-masing pemeluknya. Jika agama bisa ditumpangi, maka hati massa juga dengan mudah dimenangkan dan dengan mudah digerakkan sesuai keinginan. Apalagi gerakan ini dilakukan secara sistematis, kekuatan menghancurkannya akan sangat dahsyat.

Radikalisme di Indonesia sepertinya tergolong jenis kedua. Ada beberapa orang yang tidak ingin kebhinekaan di Indonesia tetap lestari. Namun, jika kita lihat dari mantra di atas seharusnya radikalisme tidak memiliki tempat. Tidak pula karena dendam maupun unsur kekuasaan atau yang lainnya. Apapun yang ada di alam ini merupakan ciptaan Tuhan yang harus dihormati dan dilestarikan. Yang benar adalah mendoakan agar semuanya damai, jangan sampai ada satu pun makhluk yang tidak merasakan kedamaian. Mantra di atas tentu sangat bertentangan dengan prinsip radikalisme.

Apa yang mesti dilakukan guna menangkal gerakan radikalisme tersebut? Pertama, pemerintah mesti tegas dan cepat, berani melakukan tindakan yang diperlukan untuk melakukan pencegahan. Sedikti saja indikasi adanya tunas-tunas yang membahayakan NKRI, pemerintah mesti menuntaskannya. Kedua, masyarakat juga semestinya ikut berperan aktif untuk melakukan pencegahan dengan berbagai cara. Seperti misalnya, mengajarkan anak-anak dan tetangga sekitar tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara dan lain sebagainya.

Ketiga, doa juga sangat efektif untuk memberi dorongan kepada semua komponen untuk tetap berupaya menjaga keutuhan NKRI. Semakin banyak orang berdoa, vibrasi positif yang ditimbulkan akan semakin besar. Vibrasi ini tentu akan mempengaruhi mereka yang pikirannya penuh ambisi dan kekerasan. Pengaruh vibrasi tersebut, karakter keilahian yang ada di dalam dirinya terketuk dan mengubah rasa amarah di dalam hati menjadi rasa damai. Hati yang damai dan kepala yang dingin akan mengantarkan mereka pada pemahaman yang luas tentang kebenaran dan kehidupan.

Apakah di Indonesia isu radikalisme ini akan bisa ditangkal atau justru semakin kokoh? Tentu waktu yang akan menjawabnya. Jika kita masih pageh dengan pendirian bahwa Pancasila adalah satu-satunya ideologi dimana kita bernaung, maka Indonesia akan mampu berjaya, begitu pula sebaliknya, jika kita lemah, maka Indonesia akan mengalami kebangkrutan seperti halnya negara-negara seperti Suriah, Afganistan dan yang lainnya. Semoga doa Yajur Veda di atas mampu menginspirasi kita untuk tetap mendoakan dan menjaga agar semuanya berada dalam damai.

I Gede Suwantana
Direktur Indra Udayana Institute of Vedanta
Dosen Fak. Brahma Widya, IHDN Denpasar      

Komentar