nusabali

BMKG Tebar 29 Ton Garam di Langit Bali

Venue Utama KTT G20 Tanpa Diguyur Hujan

  • www.nusabali.com-bmkg-tebar-29-ton-garam-di-langit-bali

MANGUPURA, NusaBali
Cuaca di Nusa Dua selama perhelatan KTT G20 pada 15-16 November lalu sangat bersahabat dan tidak menimbulkan dampak hujan deras.

Alhasil, perhelatan yang melibatkan ribuan delegasi itu berjalan lancar dan aman. Ternyata, tidak turunnya hujan saat perhelatan yang berpusat di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung salah satunya berkat adanya operasi modifikasi cuaca oleh petugas gabungan. Di mana, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tebar 29 ton garam di atas lokasi kegiatan.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menerangkan dalam mensukseskan perhelatan KTT G20 pihaknya menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) bekerja sama dengan BRIN, TNI AU, Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Operasi TMC telah digelar sejak tanggal 10 November 2022 hingga 16 November 2022. Tercatat, sedikitnya 28 sorti dengan total bahan semai sebanyak 29 ton NaCl atau garam telah ditabur di langit Bali oleh Pesawat Cassa 212 dan CN 295. "Penyemaian material TMC tersebut bertujuan untuk mengalihkan potensi awan hujan dari lokasi penyelenggaraan KTT G20 Nusa Dua," terang Dwikorita dari rilis yang diterima NusaBali, Jumat (18/11)

Menurutnya, bahwa kegiatan TMC yang dikoordinatori oleh Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi ini dikendalikan dari 2 posko yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Banyuwangi, Jawa Timur. TMC merupakan bagian dari skenario mitigasi cuaca yang dipersiapkan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, agar gelaran KTT G20 berjalan dengan lancar dan sukses, serta semua kepala negara dan delegasi dapat melaksanakan pertemuan dengan aman dan nyaman.

"BMKG memprakirakan potensi curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Bali selama bulan November 2022. Karenanya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi meminta untuk melaksanakan operasi TMC selama pelaksanaan KTT G20," sebut Dwikorita Karnawati. Masih menurut dia, operasi TMC disesuaikan dengan target. Di mana penyemaian inti kondensasi (garam) dilakukan ke awan-awan hujan yang telah terdeteksi.

Penyemaian garam dilakukan agar proses kondensasi berlangsung lebih cepat dan hujan dapat segera turun sebelum awan-awan hujan tersebut mencapai lokasi KTT G20. Dukungan BMKG sendiri dengan menyediakan informasi arah angin, lokasi keberadaan awan target, prediksi cuaca serta potensi pertumbuhan awan hujan selama acara G20 berlangsung. "Berdasarkan informasi tersebut, maka tim penyemai garam dari BRIN bersama satuan TNI AU akan menindaklanjuti informasi tersebut dengan rencana penyemaian awan hujan yang telah diidentifikasi oleh BMKG sebelumnya," kata Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini.

Selain itu, BMKG juga menugaskan personel untuk melakukan pengamatan cuaca secara visual di seluruh venue G20 dan melaporkan hasil pengamatannya ke posko TMC, untuk selanjutnya dijadikan dasar untuk perencanaan proses penyemaian, termasuk memasang Automatic Weather Station plus CCTV untuk memperkuat observasi cuaca selama pelaksanaan G20. "BMKG juga membuka Posko Kendali Cuaca dukungan G20 di Kantor BBMKG Wilayah 3 Denpasar," tegasnya

Masih menurut dia, BMKG menggunakan Model InaNWP (Indonesia Numerical Weather Prediction) yang memiliki resolusi spasial 1 Km dan resolusi waktu 1 jam, sebagai salah satu referensi prakiraan cuaca di setiap venue G20 dan guna mendukung kegiatan TMC. Sementara, Perekayasa Ahli Utama TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Tri Handoko Seto mengatakan dalam operasi TMC tersebut dikerahkan 4 pesawat pemburu awan yang dioperasikan dari Posko Utama di Lombok dan Posko Cadangan di Banyuwangi.

Semua awan yang tumbuh dan berpotensi memasuki titik lokasi acara G20, terutama acara outdoor, dihujankan lebih cepat agar tidak hujan pada saat acara berlangsung di lokasi tersebut. Diakuinya, sistem pertumbuhan awan di Bali yang sangat dinamis, khususnya pada tanggal 15 November menjadi tantangan yang tidak mudah. Di mana, jumlah awan yang tumbuh sangat banyak dan pergerakannya mengarah ke lokasi acara KTT G20. Karenanya seluruh armada pesawat yang disiapkan beserta 3 unit radar cuaca, dan lebih dari 100 personel yang tersebar di Bali, Lombok, dan Banyuwangi berkolaborasi untuk memburu seluruh awan tersebut. *dar

Komentar