nusabali

Kondisinya Memburuk, Pasien Salah Obat Dirujuk ke RS Sanglah

  • www.nusabali.com-kondisinya-memburuk-pasien-salah-obat-dirujuk-ke-rs-sanglah

Pasien Ketut Yasa kumpulkan barang bukti untuk lakukan gugatan secara hukum jika kondisinya tak kunjung membaik akibat insiden salah obat di Puskesmas Buleleng III

Komisi IV DPRD Buleleng Panggil Dinas Kesehatan Terkait Insiden Pasien Salah Obat di Puskesmas

SINGARAJA, NusaBali
Pasien salah obet di Puskesmas Buleleng III, I Ketut Yasa, 58, akhirnya diberikan rujukan untuk check up matanya ke RS Sanglah, Denpasar. Rujukan ini diberikan dokter spesialis di Poliklinik Mata RSUD Buleleng di Singaraja, Senin (8/5), saat pasien Ketut Yasa memeriksakan matanya yang bengkak dan bernanah pasca insiden salah obat. Sementara, DPRD Buleleng akan panggil Dinas Kesehatan dan seluruh dokter Puskesmas terkait insiden salah obat ini.

Pihak Poliklinik Mata RSUD Buleleng memberikan rujukan Ketut Yasa untuk check up ke RS Sanglah, karena iritasi mata kiri yang diderita pasien asal Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng ini semakin memburuk. Saat Ketut Yasa check up ke Poliklinik Mata RSUD Buleleng, Senin kemarin, cairan yang menyerupai nanah terus saja mengalur keluar dari selaput luar bola matanya. Selain itu, kelopak mata kirinya membengkak.

Pasien Ketut Yasa kemarin datang sendirian untuk check up ke Poliklinik Mata RSUD Buleleng. Mengenakan kacamata hitam, pasien salah obat berusia 58 tahun ini mengakui pengelihatannya masih berfungsi dengan baik. Namun, sampai saat ini dia masih terganggu oleh iritasi matanya akibat salah obat. “Ini saya semok (pipi besar sebelah, Red), sakitnya masih ngerebet. Ini yang membuat saya tidak bisa tidur,” keluh Ketut Yasa saat ditemui NusaBali seusai check up Poliklinik Mata RSUD Buleleng, Senin kemarin.

Ketut Yasa memaparkan, dari hasil pemeriksaan kemari, dokter spesialis mata di Poliklinik Mata RSUD Buleleng memberinya rujukan nuntuk memastikan kondisi matanya apakah bisa disembuhkan atau tidak, ke RS Sanglah. Dia direkomendasi untuk menemui dokter spesialis infeksi imunologi di RS Sanglah, Rabu (10/5) besok. Ketut Yasa pun akan mengikuti saran dokter untuk periksa ke RS Sanglah.

Menurut Ketut Yasa, hingga kini dirinya masih menanti kesembuhan matanya pasca musibah salah obat di Puskesmas Buleleng III, Rabu (3/5) lalu. Secara manusiawi, Ketut Yasa mengaku sudah memaafkan peristiwa pahit di mana sebagai pasien sakit mata, justru diberi obat tetes telinga hingga dua kali.

“Tapi, kalau nanti dari hasil pemeriksaan mata saya terus bermasalah, saya sudah siapkan bukti-bukti untuk melakukan tuntutan hukum,” ancam Ketut Yasa. Menurut Ketut Yasa, dirinya masih akan menunggu hasil pemeriksaan dokter spesialis infeksi imunologi di RS Sanglah, sebelum menempuh jalur hukum.

Sejauh ini, Ketut Yasa juga belum ada menunjuk pengacara untuk melakukan gugatan hukum. Namun, sejumlah bukti berupa resep obat dan dua obat tetes telinga yang didapatkannya dari dokter di Puskesmas Buleleng III sudah disimpannya dengan rapi dan nantinya akan dikeluarkan sebagai barang bukti.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Singaraja, Senin kemarin, Kepala Puskesmas Buleleng III, dr Dewa Putu Merta Suteja, membenarkan pasien korban salah obat, Ketut Yasa, dapat rujukan untuk check up ke dokter spesialis infeksi imunologi RS Sanglah. Menurut dr Merta Suteja, pihaknya akan melakukan pendampingan.

Ditanya soal maksud pemberian amplop berisi uang kepada pasien Ketut Yasa, Sabtu (6/5) lalu, dr Merta Suteja menjelaskan uang tersebut diberikan pihak Puskesmas Buleleng III sebagai wujud kepedulian dan biaya pengganti pengobatan yang telah dilakukan pasca salah obat. “Kalau itu kami benar-benar tidak ada maksud apa-apa. Itu murni karena kepedulian kami, bahkan kami kumpulkan uang melalui urunan untuk pengganti biaya pengobatan Ketut Yasa,” jelas dr Merta Suteja.

Sementara itu, DP)RD Buleleng menduga terjadi kesalahan Standar Operasional Prosedur SOP) dalan kasus salah obat di Puskesmas Buleleng III. Dewan pun berencana panggil Dinas Kesehatan Buleleng, serta seluruh dokter, perawat, dan apoteker dari Puskesmas Buleleng III.

“Ini bisa saja terjadi kesalahan SOP. Tapi, kita akan gali nanti, karena kasus salah obat ini saya kira menjadi pintu atas persoalan-persolan lainnya di bidang layanan kesehatan, terutama di tingkat Puskesmas,” jelas Ketua Komisi IV DPRD Buleleng Gede Wisnaya Wisna saat dikonfirmasi secara terpisah di Singaraja, Senin kemarin.

Wisnaya menegaskan, kemungkinan salah SOP dalam pelayanan pasien sakit mata di Puskesmas Buleleng III terjadi setelah pihaknh mencari tahu kasus salah obat itu, di mana dokter memberikan obat yang salah sampai dua kali. “Ini sangat disayangkan. Kalau satu kali salah obat, ya bisa dimaklumi, tapi ini sampai dua kali. Ini jelas ada sesuatu. Apa karena dokternya lalai atau apotekernya lalai? Ini jelas akan menyibak persoalan lain yang saya nilai seperti gunung es,” papar politisi Hanura asal Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan Buleleng ini.

Wisnaya menegaskan, dalam pekan ini pihaknya akan meminta penjelasan Dinas Kesehatan, serta para dokter, perawat, dan apoteker dari semua Puskesmas menganai SOP layanan di Puskesmas. Dengan begitu, penyebab kasus salah obat itu bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh tim mendis dan non medis.

“Bisa jadi ada persoalan-persoalan yang selama ini tidak kita ketahui akan terungkap. Misalnya, yang sudah kelihatan sekarang adalah masalah minimnya apoteker. Nah, ini kan baru terungkap. Apakah karena insentifnya kecil atau penyabab lain?” tegas Wisnaya. * k23,k19

Komentar