nusabali

Jaga Kelestarian, Ratusan Subak Terima Dana BKK

  • www.nusabali.com-jaga-kelestarian-ratusan-subak-terima-dana-bkk

SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 529 subak dan subak abian di Kabupaten Buleleng menerima dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Provinsi Bali.

Anggaran yang digelontor rutin setiap tahunnya ini, merupakan upaya Pemprov Bali untuk menjaga kelestarian subak dan subak abian di Bali yang sudah diakui dunia sebagai warisan budaya UNESCO.

Kepala Dinas Kebudayaan I Nyoman Wisandika mengatakan masing-masing subak dan subak abian mendapatkan bantuan Rp 10 juta. Dana tersebut sesuai dengan aturan itu dapat digunakan untuk kebutuhan pelaksanaan upakara, perbaikan pura subak, pengadaan alat kelengkapan upacara, hingga biaya operasional pengurus subak.

“Sesuai dengan Perda Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2012, diatur penggunaan dana BKK, 80 persennya untuk parahyangan dan palemahan, apakah untuk sarana upakara, perbaikan pura, penanaman tanaman organik, gumi banten, sedangkan 20 persennya baru untuk pawongan seperti biaya operasional pengurus,” ucap Wisandika didampingi Kabid Adat dan Tradisi Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Angga Prasaja.

Bantuan dana BKK ini disebutnya memberikan stimulan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pelestarian subak agar tetap ajeg lestari. Hal yang juga sedang didengungkan oleh Provinsi Bali terkait pelestarian subak dan subak abian, terutama pada lingkungannya membudidayakan tanaman lokal sebagai Taman Bumi Banten. Baik terutama tanaman yang dipakai sarana upakara, tanaman obat hingga tanaman untuk penghijauan.

Selain itu juga ditegaskan untuk pengembangan sistem pertanian organik. Hal ini juga menjadi prioritas Provinsi Bali melalui subak sebagai penghasil produk pangan. Pertanian organik menjadi konsen pengembangan, karena lahan pertanian saat ini di Bali sedang mengalami degradasi kesuburan. Unsur hara di lahan pertanian baik sawah maupun perkebunan menurun drastis, akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan dengan waktu yang cukup lama.

“Sistem pertanian organik ini menjadi poin penting diatur dalam pemanfaatan dana BKK. Harapannya melalui subak bisa mengembalikan kesuburan lahan pertanian. Hal ini juga akan berimplikasi pada kelestarian subak di Bali sehingga dipandang sangat penting,” kata Angga Prasaja.

Sementara itu ke depannya Angga Prasaja memiliki menginginkan melibatkan generasi muda dalam pelestarian subak yang disertai dengan inovasi kekinian. “Kami sedang cari skema untuk pelibatan generasi muda di Buleleng, bisa tertarik dan ikut serta dalam pengelolaan subak yang ada di lingkungannya,” ungkap Agga Prasaja. *k23

Komentar