nusabali

FTBI Jadi Puncak Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah di Bali

  • www.nusabali.com-ftbi-jadi-puncak-revitalisasi-bahasa-dan-sastra-daerah-di-bali

DENPASAR, NusaBali
Balai Bahasa Provinsi Bali secara resmi menutup Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), bertempat di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya (Art Center) Provinsi Bali, Rabu (9/11).

Festival yang diisi dengan berbagai lomba ini merupakan puncak  kegiatan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah (RBD) di Provinsi Bali yang dilangsungkan tahun ini.

Acara penutupan FTBI ini turut dihadiri Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek

Iman Budi Utomo dan Asisten I Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemprov Bali I Gede Indra Dewa Putra mewakili Gubernur Bali. Pada acara penutupan diserahkan penghargaan dan hadiah kepada para pemenang di 14 kategori lomba/kegiatan (7 lomba kategori SD dan 7 lomba kategori SMP).

Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Herawati, menerangkan salah satu fungsi yang diselenggarakan Balai Bahasa Provinsi Bali adalah pelaksanaan konservasi dan revitalisasi bahasa dan sastra daerah di Provinsi Bali. "Sebagai perwujudan fungsi tersebut, Balai Bahasa Provinsi Bali melaksanakan Kegiatan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah (RBD) di Provinsi Bali," sebutnya.

Kegiatan RBD pada tahun ini dilaksanakan secara bertahap dengan beberapa kegiatan yang dimulai sejak Maret 2022 sampai dengan November 2022. Kegiatan-kegiatan tersebut, yaitu Prakoordinasi dan DKT dengan calon pengajar Guru Master dan Disdikpora Kabupaten/Kota di Provinsi Bali pada 15 Maret 2022. Rapat Koordinasi dan DKT dengan calon pengajar dan  Disdikpora Kabupaten/Kota di Provinsi Bali pada 11--14 April 2022. Pelatihan Guru Master (Training of Trainer untuk guru bahasa Bali se-Provinsi Bali pada 26--30 Juni 2022. Pemantauan (Monitoring) dan Evaluasi Pelaksanaan Model Pembelajaran di Sekolah pada 28-30 September 2022. Dan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) sebagai puncak kegiatan RBD pada 4 Oktober sampai dengan 9 November 2022.

Herawati mengungkapkan, kegiatan RBD ini dilaksanakan di SD dan SMP yang terdapat di 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali. Jumlah SD di Provinsi Bali yang melaksanakan RBD sebanyak 143 sekolah dengan 168 orang Guru Utama dan 12.870 siswa. Sementara itu, jumlah SMP di Provinsi Bali yang melaksanakan RBD adalah 65 sekolah dengan 83 orang Guru Utama dan 1.300 siswa.

Guru Utama di masing-masing SD dan SMP yang terdapat di 9 kabupaten/kota tersebut melaksanakan pembelajaran Bahasa Bali yang dikategorikan dalam mata pelajaran muatan lokal. Selain itu, di tingkat kabupaten/kota juga dilaksanakan penunjukan, pelatihan, dan seleksi peserta untuk mengikuti kegiatan lomba pada FTBI di tingkat provinsi.

"Dalam FTBI dilaksanakan lomba-lomba yang berkaitan dengan pelestarian bahasa daerah, dalam hal ini Bahasa Bali," ujar Herawati.

Pada 4-14 Oktober 2022 dilaksanakan penilaian lomba secara daring. Kemudian, pada 9 November 2022 dilaksanakan lomba secara luring.

Lomba-lomba tersebut menyasar siswa SD dan SMP se-Provinsi Bali. Pemilihan siswa SD dan SMP sebagai peserta lomba disesuaikan dengan kegiatan Pelatihan Guru Master yang dilaksanakan sebelumnya. Selain itu, pemilihan siswa SD dan SMP sebagai peserta lomba bertujuan untuk mengajak generasi penerus dalam melestarikan bahasa Bali sejak dini.  

Untuk kategori SD dilaksanakan tujuh materi lomba, yaitu Ngwacen Aksara Bali di Kertas, lomba Masatua Bali, lomba Nyurat Aksara Bali di Kertas, lomba Gending Rare Bali, lomba Ngwacen Puisi Bali Anyar, lomba Matembang Macepatan, dan lomba Macecimpedan.

Sementara itu, untuk kategori SMP juga dilaksanakan tujuh materi lomba, yaitu lomba Babanyolan, lomba Pidarta Bahasa Bali, lomba Nyurat Aksara Bali di Komputer (Bali Simbar), lomba Ngawi Puisi Bali Anyar, lomba Ngwacen Aksara Bali di Lontar, lomba Nutur Tiktok, dan lomba Potrekan.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Imam Budi Utomo,  menyampaikan FTBI bukanlah tujuan utama dalam RBD dan bukan pula hanya euforia semata. Namun, kegiatan-kegiatan berbentuk festival atau lomba dipandang mempunyai daya tarik tersendiri bagi generasi muda saat ini. “Oleh karena itu, kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah kami ramu dalam bentuk festival atau lomba. Festival atau lomba ini biasa juga disebut pasanggiri,” ujarnya. *cr78 

Komentar