nusabali

Siswa SD Alam Nusantara Dapat Pelatihan Buat Sabun

  • www.nusabali.com-siswa-sd-alam-nusantara-dapat-pelatihan-buat-sabun

AMLAPURA, NusaBali
21 siswa kelas I dan kelas II SD Alam Nusantara, Amlapura, Karangasem, dapat pelatihan membuat sabun menggunakan eco enzyme.

Pelatihan ini juga untuk memperkenalkan bahan-bahan sabun lainnya, dan pemberdayaan kurikulum merdeka belajar agar bisa berjalan efektif. Karena siswa dapat praktik langsung.

Kasek SD Alam Nusantara Putu Anastasia Mayrika yang mengkoordinasikan pelatihan itu di Jalan Banteng Gang Merpati 1 Amlapura, Rabu (9/11). Proses pelatihan sabun, lanjut Putu Anastasia, diawali sejak empat hari lalu. Awalnya siswa diajak nonton video cara pembuatan sabun, agar siswa punya gambaran. Selanjutnya, menyiapkan bahan-bahan: eco enzyme, NaOH (alkali), minyak kanola, minyak kelapa, air, alat timbangan digital, blender, sendok kayu, cetakan sabun, wadah tempat mengaduk bahan, sarung tangan lain-lain. Bahan-bahan itu ditimbang, minyak kelapa 99 gram, minyak kanola 200 gram, eco enzyme 110 gram, NaOH 42 gram, dan lain-lain. Semua itu dituangkan ke dalam baskom, kemudian diaduk.

Setelah memasuki hari kelima, lalu hasil adonan dituangkan ke alat cetakan, dan mampu menyelesaikan 5 cetakan sabun, masing-masing panjang 10 cm, lebar 5 cm, tinggi 2 cm. “Sabun itu baru bisa dipakai, sebulan kemudian, agar semua zat yang dicampur merata dan padat,” katanya.

Keuntungan membuat sabun sendiri lanjut Putu Anastasia Meyrika, bisa mengontrol mengenai apa saja yang ada dalam sabun, bisa menambah bahan-bahan alami yang bermanfaat untuk kulit seperti vitamin, buah-buahan, susu dan lain-lain, bisa dijadikan ajang kreativitas membuat bentuk dan warna sesuai kesukaan.

21 siswa yang ikut pelatihan buat sabun, masing-masing: kelas I, 10 siswa, dan kelas II, 11 siswa. Sejak SD Alam Nusantara itu berdiri tahun 2021, katanya, bekerjasama dengan LPK World Training Center Amlapura untuk pemagangan ke Jepang juga mendidik siswa bahasa Inggris dan bahasa Jepang. SD Alam Nusantara pembelajarannya berbasis alam, dan budaya lokal Hindu di Bali, didukung lingkungan belajar yang rindang  dikelilingi pohon beragam jenis. Siswa diajari mengenal tanaman yang tumbuh di sekitarnya, dengan cara mengajak bermain di alam, agar cinta lingkungan dan mengenal lingkungan.

11 siswa kelas II, yang lebih aktif mengikuti pelatihan itu: Putu Jarvis Hareshananda, I Kadek Agus Agra Ardhiana, I Putu Agus Krisna Pratama, Putu Naya Neysa Aerilyntika, I Gede Kiano Ganendra Wiraloka, I Kadek Berlin Admaja, Ni Putu Hana Oktaviyani Putri, Ida Ayu Devika Kiran Prajna, I Kadek Bagus Arya Wira Putra, Ni Kadek Natalita Fayola Marta dan Putu Mayna Sarisha Maheswari.*k16

Komentar