nusabali

Meru Tumpang Tiga Pura Uluwatu Terbakar

Tersambar Petir, Pangempon-Desa Adat Akan Gelar Guru Piduka

  • www.nusabali.com-meru-tumpang-tiga-pura-uluwatu-terbakar

Sesuai kesepakatan pada Saniscara Paing Ukir, Sabtu (12/11) nanti akan digelar upacara Guru Piduka sekalian haturkan doa agar KTT G20 berjalan lancar.

MANGUPURA, NusaBali

Meru Tumpang Tiga yang merupakan palinggih utama Pura Uluwatu yang terletak di Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung terbakar tepat saat Rahina Purnamaning Kalima pada Anggara Pon Ukir, Selasa (8/11) malam pukul 20.25 Wita. Bagian atap meru yang terbuat dari ijuk hangus terbakar. Kejadian kebakaran yang diduga akibat tersambar petir itu langsung ditangani petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Badung agar tidak menjalar ke bangunan lainnya.

Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta mengungkapkan insiden tersambar petirnya Meru Tumpang Tiga Pura Uluwatu itu terjadi pada, Selasa pukul 20.45 Wita. Kondisi cuaca di kawasan Pecatu saat itu memang sedang mengalami hujan lebat dan angin kencang yang disertai kilatan petir. Bahkan, sesaat sebelum terbakarnya Meru Tumpang Tiga itu, warga di Pecatu mendengar suara petir yang menggelegar pada pukul 18.00 Wita.

Setelah suara petir itu dibarengi dengan aliran listrik padam pada pukul 19.00 Wita. Nah, setelah kejadian itu, dirinya mendapat informasi ihwal kejadian kebakaran Meru Tumpang Tiga Pura Uluwatu. "Setelah dapat informasi bahwa sedang terjadi kebakaran di Pura Uluwatu. Kami langsung laporkan ke Damkar. Sehingga, Damkar yang standby terdekat langsung meluncur melakukan penanganan," ujar Sumerta, Rabu (9/11).

Petugas pemadam kebakaran dari Pos Bali Pecatu Graha (BPG) langsung turun dengan mengerahkan 2 unit mobil damkar untuk pemadaman awal. Kemudian, sejumlah mobil damkar juga berdatangan untuk melakukan pemadaman sesegera mungkin agar tidak menjalar ke bagian lainnya. Selain itu, pihaknya di Desa Adat Pecatu juga langsung menginformasikan kejadian itu ke Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pangempon Pura Uluwatu, yakni Anak Agung Ngurah Jaka Pratidnya.

"Saat kejadian itu, kami langsung koordinasikan dengan semua pihak, baik itu dengan Panglingsir Puri Agung Jrokuta, Gubernur dan juga pak Sekda. Semuanya kita komunikasikan terkait kejadian itu," papar anggota DPRD Badung ini seraya mengaku saat itu juga Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku pangempon Pura Uluwatu, A A Ngurah Jaka Pratidnya langsung datang ke lokasi. Menurut dia, proses pemadaman oleh pihak Damkar membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam karena kondisi bahan yang terbuat dari ijuk yang mudah terbakar.

Selain itu, kondisi angin yang cukup kencang juga menyebabkan petugas sedikit kewalahan. Meski demikian, petugas berhasil menjinakkan api dan tidak menjalar ke bagian lainnya. Adapun yang terdampak sambaran petir itu, yakni Palinggih utama Meru Tumpang Tiga. "Memang bagian atapnya yang terbakar karena disambar petir," terangnya.

Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pangempon Pura Uluwatu, AA Ngurah Jaka Pratidnya atau yang biasa disapa Turah Joko mengaku sangat prihatin dengan kejadian disambar petirnya Meru Tumpang Tiga Pura Uluwatu. Kejadian itu, kata dia, diketahui setelah adanya laporan dari Bendesa Adat Pecatu. Padahal, dirinya baru saja sampai di kediamannya setelah pulang dari Pura Uluwatu pada, Selasa malam itu. Nah, dia pun kembali lagi ke Pecatu dan tiba pada pukul 10.00 Wita. Saat itu, dia melihat sejumlah mobil pemadam kebakaran sedang melakukan penanganan api. "Kejadian ini memang sangat memprihatinkan. Namun, kejadian ini kita ambil sisi positifnya saja," jelasnya.

Dia menjelaskan kalau keadaan geografis Pura Uluwatu memang ada di ketinggian tebing pantai. Kalau kondisi alat penangkal petir masih bagus dan normal. Namun, hal itu tidak membuat terhindar dari sambaran petir. Keberadaan alat penangkal petir ini, lanjut dia, sudah dilakukan pemeriksaan berkala dan diterra ulang, namun faktanya tetap saja kejadian tersambar petir yang menghanguskan atap Palinggih Utama Meru Tumpang Tiga. "Kalau tanya soal ini pertanda apa? Yang jelas kita tanggapi kejadian ini dengan positif saja. Ambil sisi positifnya karena kalau soal alat penangkal petir, semuanya masih normal dan bahkan sudah diterra ulang oleh pihak yang berkompeten," ungkap Turah Joko.

Terkait dengan kejadian itu, pihaknya sudah koordinasi dengan berbagai pihak. Sehingga, sesuai kesepakatan itu pada Saniscara Paing Ukir, Sabtu 12 November nanti akan digelar upacara Guru Piduka terkait musibah ini. Sekalian menghaturkan doa agar pelaksanaan puncak acara KTT G20 di Bali berjalan dengan baik dan lancar. Disinggung terkait kerugian, Turah Joko mengaku tidak bisa bilang apa-apa, nilainya mungkin sampai ratusan juta. Namun, dari kesakralan tidak bisa nilai.

"Tekad kami dari Prajuru adat untuk dilakukan pembangunan kembali secepatnya dan sudah koordinasi untuk dilakukan pembongkaran terlebih dahulu. Ini harus dibongkar dan dilakukan pembangunan kembali," ungkapnya lagi. Ihwal kejadian kebakaran di Pura Uluwatu, Turah Joko menjelaskan jika di lokasi itu sudah tiga kali kejadian kebakaran. Kejadian pertama terjadi pada tahun 1987. Kemudian kejadian kedua pada tahun 1995 dan kejadian ketiga pada 2022. Dengan berbagai kejadian itu, secara ilmiah, sudah dilakukan antisipasi dengan penempatan alat penangkal petir sejak satu tahun yang lalu. "Ke depannya mungkin penangkal petir ini yang kita maksimalkan lagi," katanya.

Informasi yang dihimpun, kebakaran Meru Tumpang Tiga Pura Ulawatu ini pertama kali diketahui oleh Pamangku setempat, Jero Mangku Gede Sentana. Untuk sementara saat ini pelayanan umat yang akan melakukan persembahyangan akan tetap dilayani, namun dimohonkan permaklumannya, hanya diizinkan dari madya mandala.

Sementara dari informasi video yang beredar di media sosial, salah seorang pamedek yang malam itu sedang sembahyang di Pura Uluwatu mengaku sempat tersambar petir saat peristiwa kebakaran Meru Tumpang Tiga Pura Ulawatu, Selasa malam. Pamedek perempuan ini mengatakan saat kejadian dirinya tepat berada di bawah Meru, dan sedang memegang tirta. Tiba-tiba, petir menyambar hingga tempat tirta yang dipegangnya pecah.

Bahkan di atas tangannya sempat terlihat ada api. Namun dirinya merasa beruntung tidak kenapa-kenapa. “Lagi pegang tirta. Tirtanya meledak disambar di tangan saya. Anehnya saya nggak apa-apa. Padahal ada api di tangan sempat kesambar,” ucapnya.

Saat itu kata dia, memang tidak ada pamedek lain, di bawah Meru, karena kondisi sedang hujan. Saat itu, kata dia, cuma ada dirinya didampingi 3 jero mangku Pura Uluwatu yang posisinya jauh. “Syukur saya tidak apa-apa,” ungkapnya. *dar

Komentar