nusabali

PUPR Usulkan Normalisasi Sungai Pascabanjir ke BWS

  • www.nusabali.com-pupr-usulkan-normalisasi-sungai-pascabanjir-ke-bws

AMLAPURA, NusaBali
Dinas PUPR (Pekerjaan Umum Penataan Ruang) Karangasem mengusulkan permohonan anggarann normalisasi sungai pascabanjir bandang, ke BWS (Bali Wilayah Sungai) Bali Penida.

Sesuai hasil kajian, dda delapan sungai yang diusulkan untuk dinormalisasi. “Ada delapan sungai kami usulkan ke BWS agar dapat bantuan menormalisasi sungai tahun 2023,” jelas Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Karangasem I Made Wiguna, dihubungi di ruang kerjanya, Jalan Nenas, Amlapura, Senin (7/11).

Jelasnya, Pemkab Karangasem tidak memiliki anggaran menangani sungai. “Mudah-mudahan tahun 2023 disetujui anggaran normalisasi sungai agar alur sungai kembali normal, dan bisa terhindar dari banjir. Banjar bandang lalu di sungai ini menelan tiga korban jiwa,’’ jelasnya. Disebutkan, delapan sungai yang akan dinormalisasi, yakni Sungai Unda, Yehsah, Panti, Santhi, Embah Api, Ketes, Buhu dan Krekuk.

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida  Bagus Ketut Arimbawa mengakui telah mengecek seluruh sungai yang terdampak banjir bandang. “Kerusakan alur sungai itu, tidak masuk dalam kategori tanggap darurat bencana karena  masih bisa ditangani oleh Dinas PUPR,” katanya. Jelasnya, tidak banyak rumah di bantaran sungai. Warga yang terdampak masih bisa bergeser ke tempat lebih aman.

Kelian Banjar Dinas Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat,  I Nengah Suyadnya sangat berharap secepatnya ada program normalisasi sungai. Sebab, dampak dari banjir bandang bahkan ancaman banjir berikutnya, menimbulkan kerugian lebih banyak, terutama lahan sawah tertimbun material pasir, batu, dan tanah.

Kata Suyadnya, Sungai Panti yang berhulu di Gunung Agung terbentang dari Banjar Geriana Kauh, Desa Duda Utara hingga ke Banjar Pegubugan, telah berubah lebih tinggi dari permukaan tanah di sampingnya. Jika terjadi banjir susulan, material menjalar ke lahan sawah. Salah satu rumah yang terdampak banjir bandang tertimbun material kiriman banjir milik Kelian Banjar Adat Pegubugan I Wayan Mudiasa. Maka,  dia mengungsi sejak banjir bandang terjadi, Senin (17/10).

“Kalau ada dana bencana, sebaiknya gunakan untuk normalisasi sungai. Apalagi Sungai Panti, alurnya semakin menyempit, itulah sebabnya material kiriman banjir menjalar ke tanah sawah,” katanya. *k16

Komentar