nusabali

Gubernur Koster Ajak Hotel Hidangkan Arak Bali

Setelah Arak Ditetapkan Jadi WBTb Indonesia

  • www.nusabali.com-gubernur-koster-ajak-hotel-hidangkan-arak-bali

DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster menyelenggarakan ‘Cocktail Party dan Dinner Bersama Gubernur Bali’, di halaman gedung Jayasabha pada Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (5/11) malam.

Acara digelar dalam rangka perayaan Tumpek Landep sebagai makna ketajaman pikiran dan pengetahuan sekaligus merayakan ditetapkannya arak sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Ratusan grand manager hotel di Bali yang hadir dalam kesempatan tersebut, ikut bersulang.


Dalam sambutannya Gubernur Koster mengatakan, dalam visi Pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali dilaksanakan 10 kebijakan untuk menguatkan tata kehidupan masyarakat Bali berdasarkan kearifan lokal Sat Kerthi untuk melaksanakan warisan leluhur yang adiluhung.

Gubernur Koster menyampaikan leluhur Bali memiliki pengetahuan dan keterampilan membuat arak dengan cara destilasi. “Ini yang menurut saya harus diangkat. Bagaimana leluhur kita dulu di Karangasem membuat arak. Luar biasa. Ini adalah sesuatu yang sangat bagus dan terbukti menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat di wilayah itu. Dari kelapa, rotan, dan bahan-bahan alami,” ujar Gubernur Koster.

Gubernur Koster melanjutkan, perubahan tuak menjadi arak inilah yang dengan pengetahuan tradisional sangat unik di Bali. Karena itu Gubernur mengangkat Arak Bali dalam rangka Rahinan Tumpek Landep agar semua pihak menjadi lebih paham, akrab, dekat, dan mau menjadikan arak sebagai sumber daya kehidupan ini.

Gubernur Koster mengungkapkan Pemprov Bali telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan Destilasi Khas Bali. "Di dalamnya ada arak Bali, tuak Bali, brem, dan minuman tradisional lainnya. Peraturan ini saya umumkan pada 5 Februari 2020,” tuturnya.

Dengan itu, menurut Gubernur Koster, arak saat ini sudah naik kelas, yang sebelumnya para penjual dan perajin arak harus dikejar-kejar polisi. Petani arak kucing-kucingan, sembunyi-sembunyi, dan ditangkapi. Setelah ditangkap, dimintai uang dan barangnya juga diambil.

“Kasihan para perajin arak kita dulu. Saya pikir ini bukan sesuatu yang patut dilakukan. Dalam kaitan dengan Tumpek Landep, apa yang diwariskan oleh leluhur dan sudah menjadi produk ini mari kita rayakan. Dan kita berharap arak ini bisa naik kelas dan sejajar dengan minuman lain di dunia. Supaya arak jadi minuman spirit ke-7 dunia,” kata Gubernur Koster.  

Gubernur Koster mengundang para GM hotel karena yakin jika hotel dan restoran semua memakai arak Bali, maka akan menjadi suatu ekonomi yang kuat, ekonomi kerakyatan.

Gubernur Koster menambahkan, dirinya juga tidak ingin pengusaha besar memproduksi arak dengan modal besar. Dia menyebut jika pengusaha besar memproduksi maka perajin kecil akan mati.

“Jangan mengambil di hulu, kalau mau menjadi distributor boleh. Tapi, memproduksi ini jangan. Biarkan ini jadi ekonominya rakyat Bali. Supaya bisa hidup semua, supaya yang hidup rakyat kita di bawah ini dan bukan satu orang besar saja, kalau itu jadi kapitalistik. Bukan ekonomi kerakyatan,” sebut Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, ini.

Gubernur Koster mengatakan, jika pengusaha di hilir semua menggunakan arak Bali, maka bisa menjadi kekuatan ekonomi luar biasa bagi Bali. Arak Bali, garam Bali, beras Bali, dan semua produk Bali, memiliki kualitas yang luar biasa.

“Saya yakinkan semuanya jangan ragu dengan produk-produk alam ini. Kalau harus diseleksi sesuai dengan standar hotel saya setuju, tapi dibina supaya menjadi baik karena petani dan perajin kita ini penurut,” ujar gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng.

Gubernur Koster juga meminta perajin dan pelaku usaha arak Bali tertib dan disiplin menjaga kualitas produksinya. Dia tidak ingin muncul produksi arak gula yang diproses dengan cara fermentasi dan menggunakan bahan kimia tambahan.

Lebih lanjut disampaikan Gubernur Koster, dengan ditetapkannya arak Bali sebagai WBTb, menjadikan arak sebagai pengetahuan tradisional yang diproteksi dan tidak boleh diubah. “Ia harus mempertahankan keasliannya supaya cita rasa arak Bali terus terjaga menjadi branding di negara-negara lain,” tandas Gubernur Koster.

Dia sekali lagi mengajak para pelaku pariwisata ikut berkontribusi memajukan para perajin arak Bali, mulai dari hulu sampai di hilir supaya ekonomi Bali bergerak pasca pandemi Covid-19, memutar ekonomi kerakyatan di Provinsi Bali. Supaya apa yang menjadi anugerah alam Bali betul-betul menjadi sumber kehidupan dan sumber memajukan pariwisata di Bali.

“Mohon ini betul-betul dijadikan sebagai satu tatanan di hotel, jadikan cocktail di hotel, welcome drink. Kalau belum coba ini belum lengkap datang ke Bali,” tegas Gubernur Koster. *cr78

Komentar