nusabali

35 KK Korban Banjir Bandang Biluk Poh Bakal Direlokasi

  • www.nusabali.com-35-kk-korban-banjir-bandang-biluk-poh-bakal-direlokasi

NEGARA, NusaBali
Rencana relokasi tempat tinggal bagi warga korban banjir bandang Sungai Biluk Poh di Lingkungan Biluk Poh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring, dan Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, masih terus dimatangkan.

Dari hasil verifikasi lapangan dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dipetakan ada 39 rumah kepala keluarga (KK) yang masuk paling rawan terdampak sekaligus menjadi prioritas untuk direlokasi.

Hal tersebut ditegaskan Kepala BPBD Bali I Made Rentin usai menghadiri acara tatap muka dengan para korban banjir bandang Biluk Poh, di Wantilan Pura Jagatnatha Jembrana, Jumat (4/11). Menurut Rentin, dari data awal BPBD Jembrana, sebelumnya ada 45 rumah KK di Tegal Cangkring dan Biluk Poh yang diajukan relokasi. Sedangkan hasil verifikasi, ada 39 rumah KK yang dinilai layak relokasi. “Awalnya (yang diusulkan relokasi) 45. Terverifikasi menjadi 39,” ucap Rentin.

Rentin menjelaskan, ada dua mekanisme yang akan diterapkan dalam relokasi nanti. Pertama, untuk lahan sudah disiapkan tanah milik pemprov di 3 lokasi yang berada di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo. Nantinya masyarakat didampingi perbekel dan camat bisa menentukan pilihan di antara 3 lokasi tersebut. Kedua, proses biaya pembangunan rumah akan dibantu BNPB dan juga bisa ada sharing bantuan dari Pemprov Bali maupun Pemkab Jembrana. “Dari pemerintah pusat (BNPB) diberikan bantuan pembangunan Rp 35 juta per satu unit rumah. Dan bisa ada pendamping dari pemerintah daerah setempat untuk fasilitas pendukung di luar rumah layak huni,” kata Rentin.

Rentin menambahkan, untuk rumah warga yang rusak berat di luar 39 rumah yang rencana relokasi tersebut, bisa mendapatkan bantuan dana stimulan dari BNPB dengan nilai maksimal Rp 35 juta. Di samping itu, sesuai Pergub 32 Tahun 2021 terkait Bantuan Sosial yang Tidak Direncanakan, bisa diberikan stimulan kepada 3 hal. Yaitu santunan kepada korban meninggal dunia Rp 15 juta, perbaikan fasilitas umum per titik maksimal Rp 100 juta, dan bantuan bedah rumah senilai Rp 35 juta.

Sebelum dilakukan relokasi, Rentin mengaku, nantinya akan dilakukan penjajakan lebih lanjut untuk memastikan persetujuan warga yang akan direlokasi. Dirinya pun berharap masyarakat bersedia direlokasi demi keselamatan mereka.

“Apabila ingin kembali berumah tinggal di lokasi semula, ancaman risikonya nyata. Pertimbangannya juga jelas. Kita hitung kejadian ini (banjir bandang Sungai Biluk Poh tahun ini) sudah yang ketiga kali dan yang paling parah. Mulai dari tahun 1998, 2018, dan sekarang 2022 yang terparah,” tegas Rentin.

Sementara Bupati Tamba mengatakan, kegiatan tatap muka ini bertujuan agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas dan benar terkait bantuan rehab rumah, pembangunan rumah, dan juga relokasi rumah. Dirinya berharap tidak ada kesimpangsiuran sehingga memunculkan masalah di masyarakat.

“Semua sudah ada datanya. Kita dengan semua jajaran sudah berusaha luar biasa. Tidak ada kesimpangsiuran berita sehingga memunculkan masalah di masyarakat,” ujar Bupati Tamba.

Menurut Bapati Tamba, pihaknya akan memfasilitasi seluruh warga terdampak yang rumahnya rusak berat. Dirinya memastikan seluruh korban diberlakukan secara adil. Sebelumnya untuk membantu ribuan warga terdampak bencana banjir, dirinya telah menyalurkan kebutuhan pokok, seperti bantuan beras sudah mencapai 51 ton.

“Dumogi semua sehat dan kembali pada kegiatan keseharian biasanya. Kalau dibilang semua sedih dan susah, sudah pasti. Itu semua sudah jalan yang diberikan Tuhan. Jangan ada yang menyalahkan. Yang penting kita sudah berusaha terbaik. Perlu kekuatan dan ketegaran, tetap semangat,” ucap Bupati Tamba.

Bupati Tamba menyatakan selalu berusaha mencari solusi terbaik. Selain bantuan kepada masyarakat, dirinya pun terus berusaha mencari solusi untuk perbaikan infrastruktur umum yang juga banyak rusak diterjang banjir. "Pelaksanaan di lapangan kita juga berkoordinasi dengan Bapak Gubernur Bali. Termasuk institusi terkait, baik di pusat juga di daerah,” tuturnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data BPBD Kabupaten Jembrana, tercatat ada sebanyak 135 rumah warga yang rusak akibat bencana banjir di sejumlah wilayah Jembrana pada Minggu (16/10) malam dan Senin (17/10) lalu. Dari jumlah tersebut, 72 rumah rusak berat, 76 rumah rusak sedang, dan 35 rumah rusak ringan. *ode

Komentar