nusabali

Edukasi Bencana Gempa, BPBD Karangasem Sasar 12 SD

  • www.nusabali.com-edukasi-bencana-gempa-bpbd-karangasem-sasar-12-sd

AMLAPURA, NusaBali
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem menyasar 12 SD untuk mengedukasi tata cara menghindari bahaya bencana gempa.

Sebab, bencana itu sulit diprediksi, namun sekolah tetap harus diberikan pemahaman melalui simulasi. Para guru dan siswa juga agar tidak panik saat gempa terjadi.

"Sementara telah tuntas memberikan edukasi, dan mengajak siswa melakukan simulasi di 7 SD. Tinggal pada 5 SD yang belum terlaksana simulasi, kami memberikan pemahaman tata cara menghindari bahaya dari bencana gempa," jelas Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, di ruang kerjanya, Jalan Nenas, Amlapura, Kamis (3/11).

Dari 7 SD yang telah diberikan edukasi itu, yakni SDN 3 Nongan di Kecamatan Rendang, SDN 4 Padangkerta di Kecamatan Karangasem, SDN 1 Bebandem di Kecamatan Bebandem, SDN 3 Subagan di Kecamatan Karangasem, SDN 1 Manggis di Kecamatan Manggis, SDN 1 Budakeling di Kecamatan Bebandem dan SDN 1 Tianyar di Kecamatan Kubu.

Lima SD yang belum dapat edukasi tata cara menghadapi bencana gempa, yjkni SDN 4 Karangasem, SDN 1 Datah di Kecamatan Abang, diagendakan Jumat (4/11), SDN 1 Sinduwati  di Kecamatan Sidemen dan SDN 1 Selat di Kecamatan Selat digelar, Senin (7/11), dan SDN 4 Kubu di Kecamatan Kubu dilaksanakan, Selasa (15/11).

"Materi edukasi di tiap SD, sama. Antara lain, memberikan pengertian tentang bencana gempa yang terjadi, cara menghindari bahayanya mesti segera bertemu di titik kumpul," kata Ida Bagus Ketut Arimbawa.

Jelasnya, sebelum memulai simulasi, kondisi bangunan sekolah diperhatikan terlebih dahulu, kemudian ditentukan titik kumpul, tempatnya kumpul seluruh siswa dan guru yang cukup jauh dari gedung. Posisi juah ini untuk menghindari bencana gempa dan setiap orang mesti jauh dari gedung-gedung tinggi. Karena  khawatir gedung itu roboh agar selamat dari reruntuhan.

Ada beberapa cara untuk penyelamatan jika siswa sedang belajar tiba-tiba terjadi gempa. Langkah cepat agar seluruh siswa bersembunyi di balik meja belajar. Maksudnya, jika plafon dan atap bangunan yang runtuh, maka bisa selamat dari reruntuhan terutama di bagian kepala terlindungi.

Langkah kedua, dengan cara meninggalkan ruang kelas dengan membawa tas digunakan melindungi kepala. "Maksudnya juga sama, jika saat meninggalkan ruang kelas terjadi reruntuhan bangunan atau genteng bangunan jatuh berserakan, maka kepala terlindungi karena telah tertutup tas," jelasnya. Terakhir, semuanya mesti menuju ke titik kumpul.

Kasek SDN 1 Bebandem Ni Nyoman Rening mengapresiasi upaya BPBD memberikan edukasi tentang bencana gempa. "Paling tidak 145 siswa, mengetahui cara menghindari bencana gempa, sehingga nantinya tidak panik, karena praktek langsung saat digelar simulasi," kata kasek dari Banjar Juuk Legi, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat. *k16

Komentar