nusabali

Bupati Hadiri Puncak Karya Atiwa-tiwa Pitra Yadnya Desa Adat Angantaka

  • www.nusabali.com-bupati-hadiri-puncak-karya-atiwa-tiwa-pitra-yadnya-desa-adat-angantaka

MANGUPURA, NusaBali
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Puncak Karya Atiwa-tiwa, Pitra Yadnya, Ngaben dan Nyekah Kinambulan Desa Adat Angantaka, Kamis (3/11) bertempat di Pesanggrahan Pengabenan dan Penyekahan Desa Adat Angantaka, Kecamatan Abiansemal.

Karya yang dipuput Ida Pedanda Gde Rai Kemenuh. Bupati Giri Prasta memberikan apresiasi dan dukungan semangat untuk krama Desa Adat Angantaka yang melaksanakan upacara Pitra Yadnya Sawa Prakerti Mamukur Kinambulan ini secara bersama-sama. Bupati Giri Prasta berharap rasa gotong royong dan persatuan krama ini tetap dijaga demi kemajuan pembangunan di Desa Adat Angantaka. “Hidup ini yang pasti cuma tiga, yaitu umur semakin tua, yang kedua sakit sudah pasti dan terakhir mati. Selain itu tidak ada yang pasti. Semua harus selalu berpedoman dengan ajaran Agama Hindu berlandaskan Dharmaning Leluhur, Dharmaning Agama dan Dharmaning Negara,” ujar Bupati Giri Prasta.

Banyak rangkaian dari upacara mamukur yang patut dilaksanakan oleh krama sebagai peserta nyekah. Mulai dari ngangget don bingin, murwa daksina, meprelina puspa, meajar-ajar dan terakhir mamitang ke pura dalem dan ngelinggihang di masing-masing merajan. Selain itu dalam prosesi Murwa Daksina menggunakan sapi gading, di mana Prelambang Linggih Betara Siwa yang digunakan untuk mengelilingi Peyadnyan/tempat acara mamungkur untuk mengantarkan Atma ke Surga dan dalam pelaksanaan upacara ini juga harus menjalankan Panca Suara yaitu Pertama Ida Sulinggih Mepuja suara Ngeleneng/Genta, yang Kedua Mamutru/ Ngwacen Lontar Atma Prasangsa, Ketiga Sesolahan Topeng Sidakarya, Keempat Sesolahan Wayang Lemah, dan yang terakhir Kelima Geguritan Kidung/ Pesantian, dan selanjutnya dalam pelaksanaan meajar-ajar yang disebut catur loka pala.

“Terakhir dan utama adalah saat ngelinggihang disebut Dewa Pratista bermakna menyatukan bumi dengan langit dengan konsep padu muka. Bila Rong Tiga menghadap ke Barat, Puspa Lanang dengan Betaranya Brahma melinggih di Rong Sebelah Selatan (kiri) bahasa Sansekertanya Dik dan Puspa Istri Betaranya Wisnu melinggih di Rong Sebelah Utara (kanan) bahasa Sansekertanya Widik dan yang di tengah-tengah Siwa Guru, Prosesi ngelinggihang ini disebut Dewa Pratista,” kata bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini.

Sementara itu, Manggala Karya I Nyoman Parta, mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Bupati Badung bersama undangan lainnya, “Kami masyarakat Desa Adat Angantaka dalam melaksanakan Karya Atiwa-tiwa, Pitra Yadnya, Memukur Kinembulan, diikuti jumlah sawa ngaben sebanyak 76, dan yang Nyekah sebanyak 84 sekah. Pelaksanaan upacara ini sudah dimulai pada 10 Oktober yang lalu dan pada hari ini (kemarin) Nemonin Wraspati Pon Landep, tanggal 3 November 2022 puncak acara pengabenan,” jelasnya. *asa

Komentar