nusabali

Pemetaan Udara Dampak Banjir Bandang DAS Biluk Poh, Area Terdampak Mencapai 600 Ha

  • www.nusabali.com-pemetaan-udara-dampak-banjir-bandang-das-biluk-poh-area-terdampak-mencapai-600-ha

Pemetaan dampak banjir bandang ini diharapkan dapat membantu tim respons dalam melakukan aksi yang tepat dan terukur.

NEGARA, NusaBali

Banjir bandang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Biluk Poh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, pada Minggu (16/10) malam lalu, diperkirakan mengakibatkan area terdampak hingga seluas 600 hektare. Adapun wilayah terdampak yang paling parah ada di seputaran wilayah Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegal Cangkring, Mendoyo.

Hal itu terungkap dari hasil pemetaan udara yang dilaksanakan Gerakan Fly for Humanity bersama Pusat Riset Teknologi Penerbangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Udayana, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Selasa (1/11). Pemetaan dampak bencana banjir bandang DAS Biluk Poh itu dilakukan menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau lebih dikenal dengan istilah drone.

Salah satu anggota Gerakan Fly for Humanity Septian Firmansyah, Rabu (2/11), mengatakan pemetaan udara tersebut sebelumya dilakukan di sepanjang DAS Biluk Poh dari wilayah hulu hingga hilir sungai di Lingkungan Biluk Poh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring. Dari hasil pemetaan udara itu, menghasilkan gambaran secara menyeluruh mengenai dampak kerusakan pasca banjir bandang DAS Biluk Poh.

“Kami ambil foto dan video untuk arsip kebencanaan di sepanjang Sungai Biluk Poh. Dengan dua kali terbang menggunakan fixed wing UAV, tim ini berhasil memetakan area terdampak banjir bandang seluas 600 hektare,” kata Firmansyah yang juga salah seorang penggagas gerakan Fly for Humanity.

Menurut Firmansyah, hasil pemetaan dampak banjir bandang tersebut, nantinya dapat digunakan untuk melakukan analisis bencana. Dari hasil analisis bencana itu, akan digunakan pihak terkait dalam melakukan penanganan pasca bencana serta mitigasi bencana.

"Pemetaan dampak banjir bandang ini diharapkan dapat membantu tim respons dalam melakukan aksi yang tepat, terukur. Serta harapan kami juga dapat menjadi dokumentasi kebencanaan, dan tentunya dapat menjadi landasan upaya pengurangan risiko bencana ke depannya,” ucap Firmansyah.

Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) yang sempat memantau kegiatan pemetaan udara dampak banjir bandang DAS Biluk Poh pada Selasa (1/11), mengatakan melalui pemetaan itu pemerintah akan memiliki gambaran pasca bencana. Artinya, ke depan pemerintah bersama jajaran terkait bisa mengambil langkah-langkah strategis penanggulangan banjir dari data yang dimiliki.

“Data ini dapat digunakan untuk perencanaan dan penanggulangan bencana. Jadi kita bergerak berbasis data,” ujar Wabup Ipat yang juga ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Jembrana. *ode

Komentar