nusabali

125 UKM di Buleleng Terima Bantuan Paket Sembako

  • www.nusabali.com-125-ukm-di-buleleng-terima-bantuan-paket-sembako

SINGARAJA, NusaBali
125 pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Buleleng diberikan bantuan paket sembako oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Bali.

Bantuan diserahkan secara simbolis, Rabu (2/11) kemarin, di Gedung Laksmi Graha Singaraja, sebagai wujud penanganan inflasi dan menurunkan angka kemiskinan.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali I Wayan Ekadina usai menyerahkan bantuan, mengatakan pemberian bantuan berdampak multiplier effect. Sebab sejumlah bahan pokok yang dibagikan kepada para UKM di Buleleng diambil dari koperasi lokal di Kecamatan Banjar, Buleleng. Pengadaan bahan pokok dari koperasi lokal ini merupakan salah satu upaya pemerintah mendorong koperasi masuk dalam sistem e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nasional, untuk pemasaran barang dan jasa.

“Bantuan ini diberikan untuk menjaga stabilitas harga dalam upaya menekan inflasi di Kabupaten Buleleng,” jelas Ekadina.

Bantuan paket sembako ini menyasar para pelaku UKM di Buleleng yang sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan terdaftar dalam sistem informasi tunggal Kementerian Koperasi dan UKM. Ekadina mengklaim sejumlah upaya yang sudah dilakukan Pemprov Bali sudah mampu menurunkan tingkat inflasi pada sektor pangan. Inflasi Juni 4,94 persen, turun menjadi 4,69 persen pada Oktober 2022.

Selain itu pemerintah juga menjembatani pengajuan bantuan permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) bekerjasama dengan perbankan, bagi pelaku UKM yang memiliki produk menarik. Dalam proses pengembangan usaha, pemerintah juga melakukan pendampingan, pembinaan dan pengkurasian produk.

Salah seorang penerima bantuan, Komang Aryani, pemilik usaha Dodol Desa Penglatan, mengaku bersyukur dapat kecipratan bantuan. Dia mengatakan perputaran produksi dan hasil penjualan produk UKM memang merosot sejak pandemi Covid-19. Terlebih belakangan terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memicu kenaikan harga sejumlah bahan pokok. “Tentu sangat merasakan, karena harga bahan baku jadi naik semenjak BBM naik. Omset juga jadi berkurang karena ongkos produksi tinggi,” ucap Aryani.

Meski demikian, dia mengaku masih mempekerjakan sejumlah karyawan. Hanya saja Aryani terpaksa mengurangi upah pekerjanya karena dampak membengkaknya biaya produksi tersebut.*k23

Komentar