nusabali

Krama Banjar Dharma Semadhi Kuta Rayakan Sanghadana Kathina 2566 BE

Masa Menanam Kebajikan dengan Berdana kepada Bhikku Sangha

  • www.nusabali.com-krama-banjar-dharma-semadhi-kuta-rayakan-sanghadana-kathina-2566-be
  • www.nusabali.com-krama-banjar-dharma-semadhi-kuta-rayakan-sanghadana-kathina-2566-be
  • www.nusabali.com-krama-banjar-dharma-semadhi-kuta-rayakan-sanghadana-kathina-2566-be
  • www.nusabali.com-krama-banjar-dharma-semadhi-kuta-rayakan-sanghadana-kathina-2566-be
  • www.nusabali.com-krama-banjar-dharma-semadhi-kuta-rayakan-sanghadana-kathina-2566-be
  • www.nusabali.com-krama-banjar-dharma-semadhi-kuta-rayakan-sanghadana-kathina-2566-be
  • www.nusabali.com-krama-banjar-dharma-semadhi-kuta-rayakan-sanghadana-kathina-2566-be
  • www.nusabali.com-krama-banjar-dharma-semadhi-kuta-rayakan-sanghadana-kathina-2566-be

MANGUPURA, NusaBali.com – Setiap tahun, masa Kathina jatuh pada sekitar Oktober hingga November. Pada bulan ini, para umat Buddha tidak terkecuali Krama Banjar Dharma Semadhi Kuta berbondong-bondong menanam kebajikan dengan merayakan Sanghadana.

Sanghadana merupakan perayaan yang dilakukan ketika Bhikku Sangha selesai melaksanakan vassa atau menetap dan berlatih diri selama tiga bulan di suatu tempat di mana para Bhikku ditugaskan. Setelah Bhikku Sangha purna melaksanakan vassa maka umat Buddha diperkenankan menanam kebajikan dengan berdana cattupaccaya.

Cattupaccaya merupakan empat kebutuhan pokok Bhikku Sangha yakni jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan ataupun kebutuhan lain yang dirasa perlu. Kegiatan berdana ini bermakna dukungan umat Buddha awam yang belum memeroleh pencerahan sang Buddha kepada para Bhikku yang sudah tercerahkan untuk menyebarkan Dhamma.

“Sehubungan dengan selesainya Bhikku Sangha melaksanakan vassa, kami umat di Banjar Dharma Semadhi Kuta melaksanakan Sanghadana di masa Kathina,” kata Kelian Banjar Dharma Semadhi Kuta, Adi Dharmaja Kusuma, 56, ketika dijumpai di sela-sela perayaan Sanghadana di Vihara Dharmayana, kawasan Jalan Blambangan Legian, Selasa (1/11/2022) malam.

Banjar Dharma Semadhi Kuta merupakan salah satu ‘banjar istimewa’ di Bali yang mana diberikan kekhususan bagi umat Buddha juga keturunan Tionghoa di Lingkungan Temacun, Kelurahan Kuta untuk membentuk banjar suka-duka sendiri pada tahun 1968.

Kata Adi Dharmaja, keistimewaan membentuk banjar sendiri ini mungkin dikarenakan para tetua terdahulu aktif mengabdikan diri kepada masyarakat di lingkungan sehingga diberikan kesempatan untuk menuai ‘hadiah’ atas jasa yang sudah ditanam sebelumnya. Saat ini hampir 90 persen krama banjar merupakan keturunan campuran suku Tionghoa dengan suku Bali.

Sementara itu, Sanghadana merupakan perayaan rutin bagi Krama Banjar Dharma Semadhi setiap tahunnya. Selain perayaan di masa Kathina ini, banjar yang terdiri 148 kepala keluarga ini juga memperingati hari besar Buddha maupun Tionghoa lainnya.

Pada Selasa sore sekitar pukul 17.00 Wita kemarin, umat Buddha bukan saja dari lingkungan banjar tetapi juga umat dari luar Kabupaten Badung berdatangan satu demi satu ke Vihara Dharmayana. Umat yang datang untuk merayakan Sanghadana ini kemudian dijamu suguhan yang sudah disiapkan vihara. Diperkirakan umat yang hadir mencapai 800 orang. Sanghadana tahun ini merupakan perayaan paling kolosal dalam dua tahun terakhir pasca pandemi, setelah sebelumnya dirayakan secara internal saja.

Setelah masa menunjukkan pukul 18.00 Wita, Bhikku Sangha yang terdiri dari YM Sucirano Mahathera, YM Jayadhammo Thera, dan YM Bhikku Dhammaratano dijemput untuk memulai Kathina Puja. Ketiga Bhante ini masing-masing menghabiskan masa vassa ke-24 di Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar, masa vassa ke-16 di Vihara Giri Manggala Alasangker Buleleng, dan masa vassa ke-8 di Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar.

“Tepat pukul 18.00 Wita tadi, kami menjemput para Bhante untuk dapat memasuki Dharmasala dan melaksanakan puja, pembacaan paritta-paritta suci. Tadi diawali dengan Namaskara Gatha, kemudian penyalaan lilin dan dupa oleh Bhikku yang diiringi oleh adik-adik Sekolah Minggu Vihara Dharmayana dengan lagu ‘Kami Memuja’,” terang Adi Dharmaja.

Puja tersebut dipimpin oleh Romo Pandita Handy Prasetya. Romo Pdt Handy sendiri merupakan pandita dari Vihara Dharmayana yang saat ini belum memiliki Bhikku.

Setelah Kathina Puja berakhir, YM Bhikku Dhammaratano memberikan ceramah Dhamma. Dalam ceramah tersebut pada prinsipnya dipesankan kepada umat bahwa ketika ajal menjemput, karma kebajikan yang ditanam selama hiduplah yang akan membawa manusia ke alam nirwana bukan harta duniawi.

Dari perayaan Sanghadana di Vihara Dharmayana ini berbagai jenis dana berhasil dikumpulkan dan diserahkan langsung kepada para Bhikku secara beriringan. Kata Adi Dharmaja, sedikitnya 60 jubah sudah terkumpul. Selain itu, peralatan lain yang mendukung aktivitas Dhamma para Bhikku pun sudah terkumpul.

“Di Vihara Dharmayana ini kami juga melatih adik-adik sekolah minggu untuk belajar menabung. Hasil dari tabungan tersebut kemudian diserahkan kepada Bhikku Sangha,” tutur Adi Dharmaja.

Selaku Kelian Banjar Dharma Semadhi Kuta, Adi Dharmaja berpesan kepada umat untuk senantiasa menanam kebajikan, salah satunya adalah dengan berdana sesuai kemampuan, etika, dan ketulusikhlasan. Kegiatan berdana ini dikatakan mendatangkan kebahagiaan bukan saja bagi manusia tetapi juga para leluhur yang sudah mendahului.

Kemudian, sebagai umat Buddha, hendaknya selalu menjaga kerukunan antarsesama sehingga dapat memberikan kebahagiaan lahir batin kepada semua makhluk. *rat

Komentar