nusabali

Korban Meninggal Akibat Bencana di Karangasem Bertambah

Sudiarsa Meninggal 12 Hari Pasca Bencana Banjir Terjadi

  • www.nusabali.com-korban-meninggal-akibat-bencana-di-karangasem-bertambah

AMLAPURA, NusaBali
12 Pasca jadi korban terjangan banjir yang melanda Sungai Panti di Banjar Abiantiing Kaja, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Nengah Sudiarsa,62, akhirnya meninggal dunia.

Korban meninggal saat menjalani perawatan di RSUD Karangasem, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Sabtu (29/10) pukul 21.00 Wita. Ditemui di rumah duka, Banjar Abiantiing Kaja, Desa Jungutan istri korban, yakni Ni Ketut Rai,60, mengatakan jenazah sang suaminya telah dikubur di Setra Ceroring, Banjar Abiantiing Kelod, Desa Jungutan pada Redite Wage Landep, Minggu (30/10) pukul 14.30 Wita. Ni Ketut Rai didampingi iparnya Jro Mangku Sukerta dan kerabatnya I Made Ada dan I Made Subadra menuturkan peristiwa banjir bandang itu terjadi pada, Senin (17/10) pukul 05.00 Wita.

Disebutkan saat itu sang suami I Nengah Sudiarsa memutuskan bermalam di gubuk (pondok) miliknya yang terletak di bantaran Sungai Panti. Korban beralasan hendak menunggui ayam-ayam peliharaan miliknya agar tidak dimangsa musang. Istri korban Ketut Rai menuturkan sesaat sebelum kejadian, Senin (17/10) pukul 03.00 Wita terjadi hujan lebat mengguyur dan air di Sungai Panti mulai membesar.

Saat itu sang suami didatangi Ni Ketut Rai, agar tidak tinggal di gubuk di bantaran Sungai Panti, khawatir terjadi banjir. Korban pun sudah diajak pulang ke rumah yang lokasinya cukup jauh dari sungai. Tetapi sang suami menolak diajak pulang dengan alasan air di Sungai Panti tidak seberapa.

Ternyata kekhawatiran Ni Ketut Rai menjadi kenyataan. Pada pukul 05.00 Wita, tiba-tiba terjadi banjir bandang menghantam gubuk dan korban Sudiarsa ikut hanyut sekitar 2 meter dari gubuknya. Korban nyangkut di pohon aren dan tertindih batu.

Korban saat itu tenggelam, hanya yang terlihat di bagian kepala saja, masih bisa menjerit minta tolong. Maka datanglah adik sepupunya Jro Mangku Sukerta bersama kerabatnya I Made Ada, I Made Subadra dan yang lainnya, mengevakuasi batu-batu dan pohon yang menindih korban, selanjutnya korban dievakuasi ke pinggir sungai.

Setelah air sungai reda, maka dievakuasi ke Bale Banjar Abiantiing Kaja, bagian luka-lukanya dibersihkan warga. Korban menderita luka gores di beberapa bagian, kemudian diantar ke Puskesmas Bebandem, di bagian kaki kanan mendapatkan 7 jaritan. Hari itu juga, korban Nengah Sudiarsa dinyatakan bisa pulang dan sudah bisa berjalan seperti biasa, dan bisa mengendarai sepeda motor.

Ternyata berselang 9 harinya tepatnya, Rabu (26/10) korban I Nengah Sudiarsa mengeluh dan merasakan sakit di bagian lehernya. Lehernya seperti kaku. Dia selanjutnya diantar ke RSUD Karangasem untuk mendapatkan perawatan. Namun nasib berkata lain. Sudiarsa dinyatakan meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Karangasem pada, Sabtu lalu pukul 21.00 Wita. Dengan meninggal Sudiarsa, maka bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah titik di Karangasem pada, Senin 17 Oktober lalu bertambah menjadi 4 orang.

Saat kejadian diketahui dua warga Banjar Santhi, Desa/Kecamatan Selat, meninggal terseret banjir di Sungai Santhi, yakni kakak dan adik masing-masing: I Gusti Ayu Pradnya Aprilianti, 19 dan I Gusti Ngurah Wedana Putra,9. Satu korban tewas lagi terjadi di Banjar Perangsari Tengah, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, menimpa I Wayan Suti,59. Kamar tidurnya tertimpa tebing longsor hingga korban yang tengah tidur tertimbun sedalam satu meter. *k16

Komentar