nusabali

Kayu Eks Banjir Bantu Warga Terdampak

  • www.nusabali.com-kayu-eks-banjir-bantu-warga-terdampak

NEGARA, NusaBali
Pemkab Jembrana melarang warga maupun pihak tertentu untuk mengambil kayu-kayu sisa material banjir bandang yang masih berserakan di Lingkungan Biluk Poh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring, dan Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

Rencananya kayu-kayu yang berada di rumah warga korban banjir bandang itu, akan dimanfaatkan untuk membantu para warga terdampak.  Hal tersebut ditegaskan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Putu Agus Artana, Minggu (30/10). Menurut Agus, tidak etis ketika ada pihak tertentu yang hendak mencari keuntungan dari musibah tersebut. Terlebih kayu-kayu itu pun yang menyebabkan rusaknya rumah para korban. "Kayu-kayu yang di rumah warga itu bisa dikatakan masih ada ikatan 'hukum'. Kalau misalnya ada yang mengambil untuk kepentingan pribadi, sangat keterlaluan," ujar Agus Artana.

Menurut Agus Artana, setelah kejadian banjir di beberapa lokasi beberapa waktu lalu, pihaknya tidak ada waktu untuk mengurus kayu-kayu tersebut. Namun fokusnya adalah penanganan darurat untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban terdampak. Termasuk belakangan ini dilakukan pembersihan. Beberapa kayu yang ditarik melalui bantuan komunitas offroad untuk membantu akses ke rumah warga tetap dibiarkan di lokasi sekitar.

"Kayu-kayu yang dibersihkan itu tetap dibiarkan di lokasi. Rencana nanti itu dibiarkan untuk membantu warga terdampak. Beda halnya dengan kayu yang hanyut di sungai maupun di pantai. Tidak masalah kalau ada yang mengambil," ucap Agus Artana.

Sementara dari pantauan NusaBali, Minggu kemarin, sejumlah mobil offroad kembali dikerahkan membantu penarikan kayu-kayu yang tertimbun di beberapa rumah warga. Di samping mengarahkan sejumlah offroader, untuk membersihkan kayu-kayu itu juga dikerahkan beberapa ekskavator.

Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf Teguh Dwi Raharja yang sempat turun memantau ke lokasi, Minggu sore, mengatakan, untuk membersihkan kayu-kayu yang menutupi rumah warga ini, tidak bisa dilakukan menggunakan alat berat. Pasalnya ketika langsung dibersihkan menggunakan alat berat, dikhawatirkan akan memperparah kerusakan rumah warga.

Untuk solusi permasalahan tersebut, pihaknya bersama jajaran Fokopimda Jembrana mengaku, meminta bantuan sejumlah offroader membantu penarikan kayu-kayu tersebut. Nantinya setelah kayu-kayu yang besar sudah dipindahkan, akan dilanjutkan pembersihan menggunakan ekskavator maupun pembersihan manual dengan gotong-royong. "Offroader yang membantu penarikan kayu ini juga ada dari Denpasar. Niatnya murni membantu," ucap Letkol Inf Teguh.

Sebelumya, Letkol Inf Teguh mengatakan, juga sudah ada kesepakatan dari pemerintah kabupaten ataupun pihak Kehutanan dari provinsi memberikan kayu-kayu itu untuk dimanfaatkan membantu warga terdampak. Di mana untuk pengelolaan lebih lanjut untuk kayu-kayu itu, diserahkan ke pihak pemerintah desa/kelurahan setempat.

"Desa yang mengelola. Yang di barat jembatan dikelola Kelurahan Tegal Cangkring. Sedangkan di timur jembatan dikelola Desa Penyaringan. Dari pembahasan sebelumnya, nanti dari desa yang cari pembeli dan hasilnya dibagi untuk membantu masyarakat yang terdampak," ucap Letkol Inf Teguh. *ode

Komentar