nusabali

BPBD Gelar Simulasi Bencana Gempa di 2 SD

  • www.nusabali.com-bpbd-gelar-simulasi-bencana-gempa-di-2-sd

AMLAPURA, NusaBali
Petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem kembali menggelar simulasi antisipasi bencana gempa bumi.

Simulasi digelar di dua sekolah, yakni SDN 1 Manggis, Kecamatan Manggis dan SDN 3 Subagan, Kecamatan Karangasem, Senin (24/10).

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa memaparkan hal itu di ruang kerjanya, Jalan Nenas, Amlapura, Rabu (26/10). Disebutkan, simulasi digelar di SDN 1 Manggis di Banjar Tengah, Desa/Kecamatan Manggis, melibatkan 135 siswa, dikoordinasikan Kasek I Ketut Kariada. Simulasi di SDN 3 Subagan, di Lingkungan Galiran Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem melibatkan 130 siswa, dikoordinasikan Kasek Ida Ayu Made Artini.

Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan pentingnya memberikan edukasi dan pelatihan melakukan penyelamatan diri, evakuasi mandiri dan pemahaman menghadapi bencana gempa bumi, mengingat jenis bencana alam itu sulit diprediksi. Sehingga agar siswa dan guru tidak panik, diberikan tata cara penyelamatan.

"Setelah mengamati kondisi sekolah, kami tentukan titik kumpul siswa dan guru mana kala ada bencana gempa, agar berkumpul di tempat ditentukan yang cukup jauh dari gedung sekolah," jelasnya.

Sebab, bencana gempa itu yang perlu dihindari, agar jauh dari gedung-gedung tinggi. Jika gedung sekolah roboh, maka siswa dan guru aman. "Itulah sebabnya dicari titik terjauh dari gedung sekolah sebagai tempat titik kumpul," jelasnya.

Kata Arimbawa, lebih penting lagi, di saat tengah berlangsung aktivitas belajar mengajar, tiba-tiba diguncang gempa, siswa dan guru agar tidak panik. Usahakan tenang, sedapat mungkin melakukan penyelamatan dengan bersembunyi di dalam kolong bambu, atau keluar ruangan dengan menggunakan tas sebagai pelindung kepala.

Tujuannya berlindung di bawah kolong meja, mana kala plafon dan genteng gedung sekolah jatuh, maka kepala terhindar dari hantaman material reruntuhan gedung. Begitu juga saat keluar ruang kelas, terjadi reruntuhan plafon dan genteng, maka kepala terhindar dari benturan benda karena  telah terlindungi tas. ‘’Berbeda dengan menghadapi bencana erupsi Gunung Agung, banjir, pohon tumbang dan tanah longsor. Jenis bencana itu, prosesnya masih panjang, bisa lebih leluasa melakukan penyelamatan,’’ ujarnya.*k16

Komentar