nusabali

Polisi Berpakaian Preman Disebar di Kuta Selatan

  • www.nusabali.com-polisi-berpakaian-preman-disebar-di-kuta-selatan

DENPASAR, NusaBali
Pengamanan Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan Badung menuju puncak Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) diperketat.

Pengaman ketat itu dilakukan oleh aparat TNI dan Polri. Tidak hanya melibatkan personil berseragam, tetapi juga melibatkan personil tak berseragam. Tujuannya agar kawasan tempat bertemunya para tamu penting dari berbagai negara peserta G20 nanti dijamin keamanan dan kenyamanannya. Nantinya polisi berpakaian preman ini akan disebar di kawasan Kuta Selatan.

Ditambahkan, aparat keamanan mengantisipasi semua bentuk kejahatan, dari yang terkecil sampai yang terbesar. Segala sesuatu persiapan pengaman sudah dilakukan dan dimatangkan. Misanya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar latihan penanggulangan teror melibatkan personil Brimob dan personil dai Kodam IX/Udayana.

Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Mikael Hutabarat dikonfirmasi, Senin (24/10) mengatakan timnya mengantisipasi kejahatan jalanan di kawasan Kuta Selatan. Dia memerintahkan seluruh personilnya untuk melakukan pemetaan wilayah rawan penjambretan dan kejahatan jalanan lainnya.

Resmob Polresta Denpasar bekerja sama dengan Polsek Kuta Selatan melakukan patroli setiap malam. "Kita (Resmob) tiap malam patroli untuk melakukan pencegahan dini terhadap kasus tindak pidana," ungkap perwira melati satu di pundak yang merupakan mantan Kasat Narkoba Polresta Denpasar ini.

Timnya di lapangan melakukan identifikasi terhadap semua orang yang dicurigai. Identifikasi itu berdasarkan informasi dari masyarakat yang pernah menjadi korban. "Tim kami melakukan indentifikasi terhadap ciri-ciri atau cara kerja pelaku kejahatan berdasarkan laporan yang kita terima," ungkapnya.

Pengamanan ketat untuk kawasan Kuta Selatan ini juga berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Polda Bali. Untuk sementara dilakukan tindakan konvensional, yakni patroli rutin setiap hari.

Kompol Hutabarat mengatakan, kejahatan jalanan berupa jambret terjadi karena adanya peluang yang diberikan korban itu sendiri. Misalnya memakai kalung emas, bermain HP, membawa tas selempang, dan mempertontonkan barang berharga lainnya.

Dirinya mengaku saat patroli malam seringkali melihat pengendara atau pejalan kaki memamerkan barang berharga. "Saya mengimbau masyarakat, khususnya pengendara sepeda motor dan pejalan kaki jangan menunjukan kemewahan. Karena itu akan memancing pelak kejahatan untuk beraksi. Jangan bawa barang berharga atau dimasukan ke dalam jok sepeda motor," tandasnya. *pol

Komentar