nusabali

Pameran My Shadow's Keep Paul Trinidad

Diapresiasi Konjen Republik Indonesia di Perth

  • www.nusabali.com-pameran-my-shadows-keep-paul-trinidad

PERTH, NusaBali
Seorang seniman yang kerap melakukan kerjasama budaya dengan Bali bernama Paul Trinidad menggelar pameran seni berjudul 'My Shadow's Keep' bertempat di Victoria Park Center, tepatnya Galeri Seni Kent Street, Perth, Australia Barat, sejak Selasa (18/10) lalu.

Pameran ini mendapat respon luar biasa dari Konsul Jenderal Republik Indonesia di Perth. Bahkan sahabat Paul Trinidad, Jango Pramartha juga menyambut baik pameran miliknya, sembari berharap program lintas budaya Australia-Bali bertajuk 'Bali Studio' bisa kembali dihidupkan pasca pandemi Covid-19.

Pameran seni My Shadow's Keep Paul Trinidad 2022 di Kentstreet Gallery sepenuhnya mendapat dukungan organisasi budaya, dan filantropi termasuk John Fawcett Foundation yang memiliki program pembedahan mata. Sebagai seorang seniman, Paul Trinidad masih seperti dahulu. Ia menekuni berbagai media dalam menggarap karya-karyanya.

Pameran My Shadow's Keep adalah bagian di mana ia menerjemahkan gagasannya dengan menghadirkan berbagai unsur atau elemen. Hal tersebut nampak pada kekuatan unsur seni grafis yang dipadu dengan potongan kayu, kayu berukir dan patung, serta instalasi loop film kuno 16mm. Karya Paul Trinidad terlihat sangat dialogis bagi siapa saja yang menikmatinya.

Karya-karya Paul Trinidad pada pameran My Shadow's Keep sejatinya merujuk tentang waktu (kala) yang selaras dengan kosmologi dan spiritualitas. Karya-karya seni Paul Trinidad yang dipamerkan setidaknya juga sebagai ekspresi penyembuhan setelah pemutusan dari Covid-19. Selain itu, juga merefleksikan kehilangan dan kerinduan akan ritual, cinta dan terputusnya persahabatan yang terbentang oleh jarak karena pandemi.

My Shadow's Keep sekaligus mewakili refleksi pribadi Paul Trinidad yang berbicara tentang kedalaman pengaruh dan kekuatan spiritual, simbolisme seni budaya Bali dan Toraja. Karya-karya itu berbicara tentang makna kehidupan, kematian dan pembaruan melalui simbolisme agama dan animisme.

Paul Trinidad sendiri memiliki hubungan yang sangat kuat dengan seniman Indonesia, khususnya Bali dan Toraja. Karya seni Trinidad diketahui juga memiliki sejarah hubungan jangka panjang dengan mendiang master seni lukis Kamasan I Nyoman Mandra. Dalam proyek seni kali ini, putrinya Ni Made Sri Rahayu dan suaminya telah membuat pahatan kayu Sesangka dan Toraja sebagai praktik budaya yang mendukungnya.

Dalam proyek seni dan budaya, Paul Trinidad terus menjaga hubungan dan kerjasama dengan ISI Denpasar dan komunitas yang bekerja sama dengannya di Bali dan Toraja. "Tim kami dari School of Design (SoD) University of Western Australia (UWA) sangat berharap untuk menghidupkan kembali inisiatif akademis yang sudah berjalan lama, yakni program 'Bali Studio'," ungkapnya.

Dalam proyek inisiatif akademis tersebut, diberikan berupa program pelajaran yang menggabungkan pengajaran SoD dengan civitas akademika ISI Denpasar dan berlanjut sampai pada penelitian. "Kami sedang berupaya melakukan kolaborasi berkelanjutan yang akan bermanfaat bagi jangkauan dan keragaman UWA dalam pendidikan serta seni dan budaya Bali," tambah Paul Trinidad.

Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Australia di Perth, Listiana Operananta  sangat mengapresiasi seniman Paul Trinidad yang telah banyak menyelenggarakan proyek seni dan budaya dengan Indonesia. Pada kesempatan yang sama, Listiana juga menyempatkan diri bertemu dan berdialog bersama Jeremy Blank seorang sutradara bersama staffnya. Dari sini, Listiana menaruh harapan untuk mulai melihat peluang kolaborasi di bidang seni dan budaya kedua negara.

Sementara itu, kartunis Bali Jango Pramartha yang merupakan salah satu sahabat Paul Trinidad menyambut baik pameran bertajuk My Shadow's Keep ini. Menurutnya, lewat pameran ini merupakan upaya Paul dalam menghidupkan kembali program Bali Studio yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Kata Jango, Paul Trinidad adalah seorang profesor dari UWA ( University of Western Australia) yang membuat program Bali Studio sebagai sebuah program yang melibatkan lintas budaya Bali dan Australia. Program tersebut sudah berlangsung 14 tahun, dan karena pandemi Covid-19, program itu terhenti.

"Dalam program ini setiap tahunnya  mahasiswa UWA diajak belajar budaya ke Bali. Dan dalam program tersebut, Profesor Paul Trinidad juga melibatkan seniman-seniman Bali seperti Nyoman Mandra, Suklu, Jango Pramartha, Made Wianta, dan sebagainya. Dikarenakan Covid, program Bali Studio terhenti. Lewat pameran ini, Paul berusaha bangkit kembali menghidupkan program Bali Studio. Dan gayung bersambut diapresiasi oleh ibu konjen RI, ibu Listiana Operananta," kata Jango. *ind

Komentar