nusabali

Dampak Banjir Bandang Kepung Karangasem, 203 Warga Masih Ngungsi

  • www.nusabali.com-dampak-banjir-bandang-kepung-karangasem-203-warga-masih-ngungsi

Karena rumah tidak bisa ditempati, maka praktis mereka belum bisa  memasak di rumahnya.

AMLAPURA, NusaBali

Dampak banjir bandang pada sejumlah titik di Karangasem, Senin (17/10), mengakibatkan 53 KK atau 203 jiwa  masih mengungsi di beberapa lokasi. Sebab, rumah mereka rusak berat karena terjangan banjir hingga belum bisa ditempati.

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa telah mendata warga yang mengungsi tersebar di enam desa di empat kecamatan di Karangasem, Rabu (19/10). Warga yang mengungsi hanya pada malam hari saja. Sedangkan siang hari mereka kembali ke rumahnya masing-masing untuk menata kembali bangunan rumah yang rusak. Warga  juga masih bersih-bersih di halaman rumah karena banyak dapat kiriman sampah dan lumpur.

Dari dampak banjir bandang itu, pihaknya belum menghitung kerugian yang dialami masyarakat.  Kebanyakan barang yang hanyut yakni pakaian, barang-barang dapur, dan tempat tidur. Mereka rata-rata tinggal di bantaran sungai.

Dari 53 KK atau 203 jiwa itu yang masih mengungsi, tersebar di enam desa, yakni Desa Jungutan 42 KK atau 144 jiwa, Desa Sibetan 4 KK atau 24 jiwa di Kecamatan Bebandem, Desa Bugbug 4 KK atau 25 jiwa di Kecamatan Karangasem, Desa Ababi 1 KK  atau 4 jiwa di Kecamatan Abang, Desa Selat 1 KK atau 4 jiwa dan Desa Duda Utara 1 KK atau 2 jiwa. “Kami fokus menyerahkan bantuan, kepada warga mengungsi terdampak banjir, untuk mengurangi beban sosial dialami korban,” jelas Ida Bagus Ketut Arimbawa.

Dengan bantuan itu, lanjut dia, setidaknya kebutuhan pokok sembako warga terpenuhi. Karena rumah tidak bisa ditempati, maka praktis mereka belum bisa  memasak di rumahnya. Ada yang masih menumpang di rumah tetangga, keluarga terdekat, dan di bale banjar.

Jelas Ida Bagus Ketut Arimbawa, jika ada yang membutuhkan tenda, BPBD Karangasem menyediakan bantuan tenda. Kata dia, cuaca ekstrem terjadi di luar dugaan. Mulanya banyak sungai mati, tiba-tiba airnya meluap sehingga mengagetkan penghuni rumah yang tinggal di bantaran sungai.

Sebagaimana diketahui, akibat banjir itu sekeluarga dari Banjar Santhi, Desa/Kecamatan Selat, terseret air bah. Akibatnya, dua korban meninggal kakak-adik, I Gusti Ayu Pradnya Aprilianti,19, dan I Gusti Ngurah Wedana Putra,9. Sedangkan orangtuanya I Gusti Ngurah Suparta bersama istri I Gusti Ngurah Kartini dan salah satu putrinya I Gusti Ayu Agung Trisna Apsari, masih menjalani perawatan di Puskesmas Selat.

Perbekel Jungutan, Kecamatan Bebandem I Wayan Wastika mengatakan, 42 KK atau 144 jiwa warganya mengungsi. “Sejak Senin (17/10), warga kami mengungsi di tetangga, rumah keluarganya atau di bale banjar,” katanya.

Ketua DPRD Karangasem I Wayan Suastika mengingatkan BPBD agar menyosialisasikan cuaca ekstrem kepada masyarakat. “Maksudnya, agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan,” jelas Suastika. *k16

Komentar