nusabali

Pamangku Pura Kiduling Kreteg Diaben

  • www.nusabali.com-pamangku-pura-kiduling-kreteg-diaben

AMLAPURA, NusaBali
Krama Desa Adat Besakih menggelar pangabenan untuk pamangku Pura Kiduling Kreteg Besakih, dari Banjar Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jro Mangku Srinaja, di Setra Kanginan, Banjar Kreteg, Anggara Paing Watugunung, Selasa (18/10).

Jro Mangku ini meninggal dalam usia 89 tahun, karena penyakit menua, di kediamannya, Banjar Kreteg, Rabu (12/10). Prosesi Ngaben diawali di rumah duka berupa Nyiramang Layon, lanjut Ngaskara, Narpana, Munggah Tumpang Salu, Meras Cucu, dan Mapamit melalui persembahyangan. Setelah pukul 13.00 Wita, layon diusung ke Setra Kangin, untuk Pangabenan. Prosesi Nibakang Tirtha dilakukan sulinggih Ida  Pandita Mpu Dharma Yoga Semadi dari Geria Pucak Sari, Banjar Pesaban Kaler, Desa Pesaban, Kecamatan Rendang, Karangasem, jenazah kemudian dipendem. Puncak Ngaben, ditandai pamuspaan agar arwah yang diaben kembali ke asalnya. Sedangkan badan fisik dikembalikan ke Panca Maha Bhuta dengan cara dipendem. Tidak ada tradisi ngaben dengan membakar mayat.

Jro Mangku Srinaja suntuk ngayah sejak tahun 1957. Pamangku ini lahir tahun 1933, kini meninggalkan 8 anak, 20 cucu dan 18 cicit. Salah satu cucu almarhum, I Nyoman Manik Suastika mengatakan, sebelum ngaben dilaksanakan upacara Mukak Lawang, di perempatan jalan agar dibukakan jalan sebelum menggelar Ngaben pada Saniscara Wage Dukut, Sabtu (15/10).

Pangabenan itu dihadiri Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha, dan segenap pamangku di Pura Besakih. Almarhum sempat ngayah saat Karya Agung Eka Dasa Rudra di Pura Besakih tahun 1963 dan 1979, atau karya agung tiap 100 tahun sekali. Selain itu, ngayah saat Karya Agung Panca Balikrama tahun 1969, 1989, 1999 dan 2009. Saat Karya Agung Panca Balikrama tahun 2019, tidak bisa lagi ngayah, karena secara fisik tidak kuat lagi, maka digantikan putranya, Jro Mangku Ketut Suarnita.

I Gusti Mangku Jana, pamangku di Pura Penataran Agung Besakih mengatakan di Desa Adat Besakih tidak mengenal ngaben dengan membakar jenazah. "Makanya, setiap ngaben ditandai mendem jenazah," jelasnya. *k16

Komentar