nusabali

33 Titik di Badung Diterjang Bencana

Dari Banjir, Tanah Longsor, Hingga Pohon Tumbang

  • www.nusabali.com-33-titik-di-badung-diterjang-bencana
  • www.nusabali.com-33-titik-di-badung-diterjang-bencana

Bencana paling banyak terjadi di Kecamatan Petang, kemudian Mengwi dan Abiansemal.

MANGUPURA, NusaBali

Hujan deras disertai angin kencang mengguyur Pulau Bali mengakibatkan sejumlah bencana alam, Senin (17/10). Di Jembrana, banjir bandang mengakibatkan jalur Gilimanuk-Denpasar lumpuh total. Kemudian di Karangasem, dua anak meninggal karena terseret arus banjir. Bencana alam juga terjadi di Kabupaten Badung. Dalam laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung, ada 33 titik bencana alam mulai dari banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana di Gumi Keris.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Badung I Wayan Darma, mengatakan banyak menerima laporan bencana dari masyarakat. Dari keseluruhan bencana, didominasi tanah longsor, banjir, air meluap, jalan jebol hingga pohon tumbang. Beruntung tidak ada korban jiwa. “Kalau beberapa waktu lalu kecamatan Abiansemal yang banyak bencana. Hari ini paling banyak di Kecamatan Petang, kemudian Mengwi dan Abiansemal. Astungkara tidak sampai ada korban jiwa,” kata Darma, kemarin sore.

Berdasarkan rekapan BPBD Badung, 33 titik bencana antara lain paling banyak terjadi di Kecamatan Petang, disusul Kecamatan Mengwi, dan Kecamatan Abiansemal. Untuk di Kecamatan Petang, ada 17 titik bencana di antaranya penyengker rumah milik warga I Gusti Ngurah Wistakara di Banjar Petang Desa Petang longsor, tembok merajan roboh di Desa Pangsan, pohon tumbang di Banjar Abing Desa Sulangai, tanah longsor di Banjar Kerta Desa Petang, tanah longsor di Pura Pucak Manik Desa Petang, tanah longsor di Banjar Wanakeling dan Banjar Batulantang Desa Sulangai, pohon tumbang menutupi akses jalan di Banjar Abing Desa Sulangai.

Selain itu, ada juga jalan jebol di Desa Pangsan, tanah longsor di Banjar Petang Dalem, pohon tumbang menghalangi badan jalan di jalur Petang - Poyan Perean, rumah tertimpa longsor di Banjar Batulantang Desa Sulangai, tanah longsor di belakang SDN 1 Petang, garase mobil jebol di Desa Pangsan, tembok penyengker sekolah TK jebol di Desa Getasan, tanah longsor menutupi badan jalan di Jalan Puputan Desa Pangsan dan Banjar Pundung Desa Pangsa.

Sedangan di Kecamatan Mengwi, ada 9 titik bencana di antaranya banjir di Desa Sembung, jembatan jebol di Banjar Busana Kaja Desa Baha, air sungai meluap di Subak Bakalan Desa Sobangan, air bah di Pura Pesambiyangan Banjar Balangan Desa Kuwum, banjir di Desa Kekeran, banjir di Pura Batan Gatep Banjar Tambak Sari Kelurahan Kapal, TPS longsor di Banjar Balangan Desa Kuwum, pohon tumbang nyangkut di selatan lapangan sepak bola Desa Ayunan, dan tanah longsor mengenai tembok penyengker pura beji Desa Adat Ayunan.

Kemudian di Kecamatan Abiansemal ada 7 titik bencana, di antaranya pohon tumbang menimpa bangunan lobi Objek Wisata Sangeh, pohon tumbang menghalangi jalan di Desa Sangeh, pohon tumbang di Banjar Gunung Desa Abiansemal, pohon tumbang menimpa Pura Maospait Banjar Purwakerta Gerih Desa Abiansemal, banjir sebabkan rusaknya besi penyangga jembatan penghubung Sibangkaja-Blungbungan, pohon tumbang menutupi akses jalan di Banjar Keraman Desa Abiansemal, pelinggih rusak akibat longsor di Banjar Raketan Desa Taman.

Darma mengatakan, dari keseluruhan bencana disebabkan cuaca ekstrem, yakni hujan deras. Untuk penanganan kebencanaan, pihaknya telah menurunkan seluruh Tim Reaksi Cepat (TRC). Kemudian penanganan bencana ini juga bekerja sama dengan PUPR, TNI/Polri melalui Babinsa dan Babinkamtibmas di masing-masing desa. “Dinas PUPR juga menurunkan alat berat untuk pembersihan material tanah longsor. Selain itu aparat desa juga telah menurunkan tenaga di desa untuk penanganan,” katanya.

Mantan Camat Petang ini mengimbau masyarakat selalu waspada, terlebih intensitas hujan makin meningkat. Masyarakat diharapkan berhati-hati dalam beraktivitas di luar rumah apalagi di daerah yang rawan bencana.

Selain itu, berkaca dari peristiwa bencana yang masih banyak ditemukan sampah tersangkut di saluran air, Darma juga mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. “Terkait dengan perilaku, kita harapkan semua warga untuk tidak membuat sampah ke sungai. Ini satu dari sekian penyebab air naik,” ucapnya.

Disinggung terkait kerugian dari seluruh bencana yang menerjang Badung, Darma belum bisa memastikan. Masih dalam tahap pendataan. *ind, asa

Komentar