nusabali

Pasca Air Bah, Bantaran Tukad Sayun Sembung Dipenuhi Sampah Plastik

  • www.nusabali.com-pasca-air-bah-bantaran-tukad-sayun-sembung-dipenuhi-sampah-plastik
  • www.nusabali.com-pasca-air-bah-bantaran-tukad-sayun-sembung-dipenuhi-sampah-plastik
  • www.nusabali.com-pasca-air-bah-bantaran-tukad-sayun-sembung-dipenuhi-sampah-plastik
  • www.nusabali.com-pasca-air-bah-bantaran-tukad-sayun-sembung-dipenuhi-sampah-plastik
  • www.nusabali.com-pasca-air-bah-bantaran-tukad-sayun-sembung-dipenuhi-sampah-plastik
  • www.nusabali.com-pasca-air-bah-bantaran-tukad-sayun-sembung-dipenuhi-sampah-plastik

MANGUPURA, NusaBali.com – Pasca dilanda air bah, bantaran Tukad Sayun di Banjar Pempatan, Desa Sembung, Kecamatan Mengwi terlihat kumuh dipenuhi sampah plastik.

Sungai yang melintang di bawah Jalan Abimanyu menuju Pasar Sembung dan Jalan Raya Denpasar-Singaraja ini, menurut seorang warga, Jalis, 45, sempat mengalami gelombang air bah pada Senin (17/10/2022) pukul 08.30 Wita.

“Setelah sadar air meninggi, saya lari selamatkan diri dan dua sepeda motor sama matras ini,” ujar Jalis ketika ditemui di lokasi, Senin siang.

Selain itu, kata pria asal Jember, Jawa Timur ini, rumah indekosnya yang terletak di bantaran Tukad Sayun atau di sebelah selatan jembatan pun tergenang air bah setinggi satu meter dan membuatnya kehilangan uang sebesar Rp 900.000 dan KTP.

Berdasarkan keterangan Jalis, hujan lebat sudah terjadi sejak Minggu (16/10/2022) sekitar pukul 21.00 Wita. Walaupun sempat reda, hujan kembali terjadi di pagi hari dan sekitar pukul 08.00 Wita pada Senin pagi, air Tukad Sayun mulai meninggi.

Sekitar pukul 08.30 Wita, debit air Tukad Sayun membesar dan meluber ke jalan serta area di sekitarnya yang kebetulan cekung atau lebih rendah daripada pemukiman di sisi timur dan barat areal sungai.

Meskipun berlangsung cukup singkat hingga pukul 09.00 Wita, debit air bah ini berhasil menggiring sampah plastik dan batang bambu yang terbawa arus. Sampah plastik dan sampah lain yang terbawa arus ini mengotori bantaran sungai dan areal di sekitarnya.

Sampah plastik dengan jumlah tidak sedikit itu kini masih menepi di beberapa endapan tanah di bantaran sungai, tersangkut pada batang pohon bambu yang tumbuh di sepanjang aliran sungai, dan juga naik ke tepi jalan juga areal indekos Jalis.

Sampah-sampah ini bahkan masuk ke kamar indekos pria asal Jember itu lantaran dinding depan kamarnya yang terbuat dari asbes mengalami kejebolan. Selain itu, sampah lain yang terbawa air bah juga mengotori palinggih yang berada di selatan jembatan Tukad Sayun.

Menurut Jalis dan dua pedagang di areal barat sungai, sepanjang musim penghujan selama dua bulan ke belakang, air bah yang terjadi pada Senin pagi ini merupakan yang terparah.

“Selama dua bulan saya di sini, sebelum-sebelumnya waktu hujan lebat belum pernah seperti ini. Ini pertama kalinya saya mengalami,” tandas Jalis. *rat

Komentar