nusabali

Ditemukan Tepat di Hari Ketujuh Pencarian oleh Tim SAR

Jenazah Luh Gede Puspasari, Korban Air Bah di Tabanan Ditemukan di Pantai Sanur

  • www.nusabali.com-ditemukan-tepat-di-hari-ketujuh-pencarian-oleh-tim-sar

Nenek korban sempat mengingatkan agar tidak melintasi jembatan saat hujan karena khawatir air sungai besar, dan meminta korban agar mencari jalur utama.

DENPASAR, NusaBali

Luh Gede Puspasari,19, korban air bah yang terjadi di Jembatan Tukad Yeh Ho yang merupakan penghubung Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan dengan Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Perairan Pantai Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Jumat (14/10) pukul 08.30 Wita. Saat ditemukan kondisi mayat korban asal Banjar/Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan itu mengenaskan.

Mayat dalam kondisi sudah mulai hancur itu masih mengenakan helm warna hitam, celana warna hitam, baju warna ungu, dan sepatu warna putih. Selain itu juga ditemukan tas berisi barang-barang korban. Sayangnya tidak ditemukan dokumen, seperti KTP dan lainnya untuk memastikan identitasnya.

"Mayat yang belum diketahui identitasnya itu ditemukan ngambang di air oleh pengunjung Pantai Sanur, I Wayan Sueca,34, saat naik boat di sekitar lokasi TKP. Melihat mayat itu, saksi melaporkan kepada I Kadek Darmayasa,24, yang merupakan petugas Balawista. Selanjutnya kejadian itu dilaporkan ke Pos Polair," ungkap Kasi Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi dalam keterangan persnya kemarin siang.

Menerima laporan itu, aparat Satpolair mendatangi lokasi TKP untuk melakukan langkah-langkah kepolisian. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah dan barang-barang yang berkaitan dengan korban, polisi tidak menemukan identitasnya.  

Sambil melakukan penyelidikan lebih lanjut, mayat tersebut dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar. Sementara aparat kepolisian melakukan penelusuran berdasarkan barang yang ditemukan. "Identitas dari jenazah tersebut masih dalam penyelidikan. Ada kecocokan ciri-ciri identitas dan barang yang ditemukan dengan korban yang dilaporkan terseret banjir di Tabanan, namun belum bisa dipastikan. Kini polisi sedang berkoordinasi dengan keluarga korban yang dilaporkan hilang di Tabanan," ungkap Iptu Ketut Sukadi.

Sementara itu dokter Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Nola Gunawan Sp FM, kepada NusaBali pada Jumat malam mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan luar kepada jenazah korban. Dikatakannya, jenazah masih dititipkan di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah.

"Sejauh ini masih pemeriksaan luar saja,  belum ada permintaan otopsi," ujarnya. Keluarga (bibi) korban, yakni Desak Ayu Nyoman Sumariati ketika ditemui di RS Sanglah Jumat siang mengungkapkan dari ciri-ciri sepatu, tas, baju, helm, yang masih melekat pada jenazah ketika ditemukan mengapung di perairan Sanur, dirinya yakin jika jenazah yang ditemukan adalah keponakannya.

"Itu keponakan saya, tapi karena jenazah membengkak mukanya tidak bisa dikenali," ucapnya. Dia menyebut untuk sementara jenazah keponakannya akan dititipkan di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, sembari menunggu waktu upacara pengabenan. "Dititip di sini masih menunggu upacaranya. Tidak mungkin dibawa pulang dalam kondisi jenazah sudah membengkak," ujarnya.

Sementara keluarga korban terseret air bah Ni Luh Gede Puspasari di Banjar/Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan bersiap untuk melaksanakan upacara pasca korban ditemukan mengapung di Pantai Sanur. Saat ini jenazah masih dititip di RSUP Prof Ngoerah Denpasar menunggu hari baik untuk dilangsungkan upacara yang saat ini tengah dirembugkan keluarga. Korban ditemukan tepat di hari ke-7 atau hari terakhirnya sesuai aturan tim gabungan menyelesaikan pencarian.

Kelian Dinas Banjar Tangguntiti, I Made Tirtayasa menegaskan jenazah yang ditemukan di Pantai Sanur tersebut memang benar adalah korban Luh Gede Puspasari. Keluarga sudah meyakini itu korban dilihat dari barang yang dibawa serta identitas yang masih berada saat penemuan itu.

"Sekarang (kemarin) ibu dan bapaknya masih di RS Sanglah (RS Prof Ngoerah) untuk mengurus penitipan jenazah. Bahwa yang ditemukan di Pantai Sanur memang korban. Keluarga sudah meyakini itu korban sesuai dengan baju dan ada identitas saat ditemukan," tegasnya saat dikonfirmasi Jumat malam.

Menurutnya pasca ditemukannya korban Luh Gede Puspasari, keluarga sedang menyiapkan upakara untuk upacara korban. Hanya saja jenis upacara serta hari baik untuk melangsung upacara masih proses rembug. "Apakah nanti diaben atau dikubur ini masih proses rembug keluarga," katanya. Luh Gede Puspasari ini adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan I Made Adi Arca dengan Ni Nengah Sri Muliartini. Keseharian di rumah dia dikenal mudah bergaul, namun sedikit pendiam. Pun saat terjun ke masyarakat seperti kegiatan sosial yang dilakukan dengan sekaa teruna dia aktif.

"Dia ini (Luhde Puspasari) orangnya mudah bergaul dan aktif di setiap kegiatan STT,” kata Made Tirtayasa. Sementara itu kakek korban, I Made Suwendra,65, mengatakan keluarga dan dia sudah mengikhlaskan kepergian sang cucu. Dia pun mengaku sebelum kejadian tidak ada firasat apapun, hanya saja sebelum kejadian atau saat korban hendak berangkat kuliah ke Denpasar, sang nenek mengingatkan agar tidak melintasi jembatan saat hujan karena khawatir air sungai besar, dan meminta korban agar mencari jalur utama.

“Saran itu sempat diiyakan oleh Luhde (korban), tetapi tetap saja dia melintas di sana, mungkin ini sudah jalannya dia. Dan saat ada informasi orang hanyut keluarga semua khawatir berusa menelepon, namun HP-nya mati," ungkap Made Suwendra. Hal senada juga diakui adik korban, Ni Kadek Sri Sudiasih. Dia mengaku tidak ada firasat apapun sebelum kejadian. Hanya saja, korban sempat banyak ngobrol tentang berbagai hal saat ada kegiatan upacara agama di rumah.

“Orangnya ini pendiam, hanya saja sebelum kejadian lebih banyak ngobrol, dia ini selain kuliah juga kerja menjadi penjaga counter di wilayah Kecamatan Kediri, Tabanan,” tegasnya. Sebelum ditemukan jadi mayat, motor dan identitas korban terseret air bah Luh Gede Puspasari,19, lebih dulu ditemukan, Senin (10/10) sekitar pukul 06.30 Wita. Motor Honda Vario putih nopol DK 4111 GBB ini ditemukan di Pantai Abian Kapas dekat Pura Semulungan, Banjar Beraban Pondok, Desa Beraban, Kecamatan Selemadeg Timur.

Luh Gede Puspasari terseret air bah di Jembatan Penghubung Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan dengan Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur pada, Jumat (7/10) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Korban terseret air bah awalnya diketahui oleh seorang saksi I Ketut Sudiana saat memastikan kondisi air di Tukad Yeh Ho aman karena anaknya akan pulang kerja.

Tiba di jembatan Jumat malam itu ternyata Ketut Sudiana asal Banjar Jakatebel, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur ini melihat seorang wanita dari arah timur hendak ke barat (Tangguntiti) meminta tolong karena terjebak di tengah jembatan. Dia sempat meminta korban Gede Puspasari ini untuk melepas kendaraanya, namun begitu hendak ditolong korban dilihat hanyut.

Awalnya tidak diketahui identitasnya karena saksi mata hanya melihat seorang wanita hanyut mengendarai Honda Honda Vario warna putih. Begitu diketahui laporan itu, polisi pun langsung menginformasikan kepada seluruh masyarakat Tabanan khususnya Desa Tangguntiti perihal ciri-ciri orang yang hanyut. Setelah informasi disebar akhirnya ada yang melaporkan bahwa anggota keluarganya belum pulang. Yang dilaporkan itu sesuai dengan ciri-ciri yang dilihat orang hanyut menggunakan Honda Vario putih.  Selain itu keluarga korban pun membenarkan bahwa yang hanyut adalah Luh Gede Puspasari karena biasanya pukul 22.00 sudah pulang usai kuliah di Denpasar.

Di sisi lain pasca korban Luh Gede Puspasari ditemukan, Kapolsek Kerambitan AKP Ni Luh Komang Sri Subakti mengaturkan pejati di tempat kejadian korban terseret air bah, Jumat (14/10). Persembahan pejati itu disebutkan sebagai bayar kaul karena korban yang sudah dilakukan pencarian bersama tim gabungan sudah ditemukan di hari ketujuh.  Sebelumnya pada hari keenam pencarian, AKP Sri Subakti sempat mapakeling (minta petunjuk) agar korban cepat ditemukan. "Inisiatif sendiri untuk meminta petunjuk agar korban cepat ditemukan," katanya. *des, pol, cr78

Komentar