nusabali

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana Minta Desa di Bali Perkuat Tiga Hal Ini

  • www.nusabali.com-koordinator-staf-khusus-presiden-ari-dwipayana-minta-desa-di-bali-perkuat-tiga-hal-ini

GIANYAR, NusaBali.com – Koordinator Staf Khusus Presiden asal Bali AAGN Ari Dwipayana mengingatkan desa-desa di Pulau Dewata untuk memperkuat culture, nature, dan future.

Dua hal pertama yang diperkuat adalah culture (budaya) dan nature (alam lingkungan). Dengan memperkuat budaya dan alam lingkungan, desa dapat menyongsong future (masa depan) yang cerah.

Pernyataan ini disampaikan Ari Dwipayana yang juga tokoh Puri Kauhan Ubud ini ketika memberikan sambutan dalam pembukaan acara Sayan Rumaket di Taman Baca Ubud, Banjar Penestanan Kaja, Desa Sayan, Sabtu (8/10/2022) lalu.

Menurut Ari Dwipayana, desa-desa di Bali mesti memiliki prinsip dan semangat kerja yang mampu menghidupkan potensi dan mendorong masyarakatnya untuk berkembang dengan memanfaatkan segala potensi yang ada.

“Kita perlu memperbanyak kepemimpinan muda di desa dengan kinerja yang baik. Pemimpin muda yang bagus ini akan membawa kita kepada tiga hal yang sangat penting,” ujar Ari Dwipayana sembari memuji kepemimpinan muda Desa Sayan dengan Kepala Desa I Made Andika yang baru berusia 36 untuk ditiru kinerjanya dan kemajuan desa yang dipimpinnya.

Kata Ari Dwipayana, hal pertama yang harus dikuatkan di desa dengan kepemimpinan yang baik adalah budaya. Sebab, orang Bali tidak akan bisa terlepas dari budaya. Ia menyebut setiap napas kehidupan orang Bali selalu berkaitan dengan budaya.

“Oleh karena itu perlu terus diperkuat akar kita terhadap budaya Bali,” tegas mantan Staf Khusus Mensesneg ini.

Selain budaya, desa di Bali pun mesti senantiasa menjaga alam lingkungan karena itulah salah satu modal pariwisata di Bali selain budaya. Kata penulis buku dan orator ilmiah kelahiran 50 tahun silam ini, Bali tidak akan memiliki keindahan alam yang bisa dinikmati seperti sekarang ini kalau ke depan tidak ada kepedulian untuk menjaga alam.

“Menjaga alam kita dapat dimulai dengan cara sederhana. Satu, kurangi limbah sampah. Kedua, kita harus dapat menggunakan barang yang dirancang untuk kepentingan alam lingkungan yang lebih baik. Ketiga, recycle, kita daur ulang sampah,” terang Ari Dwipayana.

Aktivis Hindu ini menekankan bahwa sampah tidak dapat diselesaikan di hilir melain di hulunya, yakni manusia sebagai penghasil sampah harus diubah pola pikir dan kebiasaannya dalam memroduksi dan memakai barang.

“Selain culture dan nature, yang ketiga adalah future. Jadi anak-anak muda tidak boleh lepas untuk melihat masa depan. Era sekarang adalah era digital, era sekarang adalah era teknologi,” tutur Sekretaris Jenderal PP Keluarga Alumni UGM ini.

Menurut Ari Dwipayana yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM ini, anak muda harus menguasai digitalisasi dan teknologi agar dapat bersaing di masa mendatang sehingga tidak menjadi pengekor dan konsumen saja.

Kesinergian ketiga hal ini, dikatakan Ari Dwipayana, dapat membangun jalan yang mulus untuk desa dan anak bangsa dalam menyongsong masa depan Bali yang lebih cerah dan lebih baik di masa mendatang. *rat

Komentar